Aluna Mulia Diningrat bukanlah seorang keturunan bangsawan meskipun di dalam namanya terkandung unsur ningrat. Dia hanyalah siswi biasa, tidak terlalu pintar tidak pula terlalu bodoh tidak juga terkenal. Standar. Keahliannya di bidang Linguistik atau Ilmu Bahasa. Dia sangat mudah dalam memahami struktur kalimat maupun mempelajari bahasa asing. Namun, dia sering mengalami kesulitan dalam memahami struktur senyawa kimia. Meskipun begitu, dia lolos seleksi masuk jurusan IPA.
"Ya Allah Gita aku nyesel masuk kelas ini huhuuu aku ga ngerti sama sekali ini soal kudu diapain.." Rengek Aluna pada Gita.
Malam ini adalah jadwal para santri Al-Insan untuk mengikuti kelas Program Pilihan atau Propil. Mereka bebas memilih ingin mengikuti kelas mata pelajaran apa saja, mulai dari Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Kimia, Fisika, Biologi, dan Matematika. Sistemnya peer-tutoring yang biasanya diisi oleh santri kelas XI atau XII yang menjabat sebagai ketua propil atau berpengalaman di olimpiade. Aluna memilih Propil Matematika karena dia merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran tersebut. Dia berharap dengan mengikuti propil ini dapat mengatasi segala kesulitannya. Berbeda dengan Gita, dia tiga tingkat lebih pintar di bidang ini daripada Aluna.
"Namanya juga belajar ya pasti susah dulu lah, Lun." Omel Gita.
"Ya tapi beda banget sama yang dicontohin kakaknya tadi sama soal inii... Ya Allah hamba tidak sanggup.." Rengek Aluna lagi.
Gita berpikir sejenak. Dia berusaha membantu Aluna agar tidak merengek lagi. Karena sesungguhnya Gita mulai lelah.
"Gini deh... Bentar lagi kan ulangan propil, kita belajar bareng aja gimana?" Tawar Gita.
"Bukan belajar bareng, Gita, itumah namanya.. Tapi, kamu ngajarin aku." Sanggah Aluna.
"Ya itulah pokoknya." Gita tak ingin panjang lebar.
"Dahlah aku abis ulangan pindah propil aja. Semester kemaren aja dapet nilai 2 gimana sekarang huhuhu.." Serah Aluna.
"Mau pindah kemana?" Tanya Gita.
"Bahasa Inggris aja kali ya? Kayanya asik tuh nyanyi-nyanyi terus. Eh tapi malu deng lebih banyak astra nya daripada astri. Bahasa Arab ajalah kalo gitu. Eh tapi malu ada Kak Zul. Eh, gapapa deng kan dia udah kelas tiga bentar lagi lulus pasti udah ga ikutan propil lagi. Oke fix Bahasa Arab." Celoteh Aluna panjang lebar.
"Yaudah gapapa tapi aku ga ikutan pindah ya?" Tawar Gita.
"Yah kenapa Git? Ih ga setia kawan banget deh masa aku sendirian jadi anak baru disana.." Aluna memelas.
"Aku mana ngerti Bahasa Arab, Lun.. Yang ada malah cengo aja disana."
"Ya sama aja dong sama nasibku disini."
"Tapi aku kan ga maksa kamu masuk sini kamu mau sendiri.." Bantah Gita.
"Iya sih bener. Hmmm... Siapa ya yang mau di ajak hijrah bareng.." Aluna berpikir sejenak.
Lalu dia menjawil seseorang yang duduk didepannya. Setiya.
"Set abis ulangan pindah propil yukkk.." Ajak Aluna to the point sembari mencondongkan badannya ke arah Setiya.
"Kenapa?" Setiya nampak bingung.
"Aku ga mudeng-mudeng disini sama aja mending pindah propil.." Aku Aluna.
"Pindah kemana?" Tanya Setiya.
"Bahasa Arab gimana? Kamu kan dari jurusan Agama pasti bisa banget." Aluna antusias.
YOU ARE READING
VOCALPHILIA
Romance✵ suaramu yang membuatku jatuh cinta ✵ Ini bukan cerita cinta tentang si primadona sekolah dengan si biang masalah. Ini hanya tentang dua orang remaja biasa yang saling menyimpan rasa namun terhalang benteng besar nan kokoh bernama 'gengsi'. Bisa j...
