19ꫂ Ancaman Diary

63 32 127
                                    

Billkin - สักวันหนึ่ง (Someday)

Suasana tujuh belasan masih menjadi atmosfer di MAN Al-Insan. Bendera merah putih beserta serangkainya masih belum juga diturunkan. Di hari yang bisa dikatakan kejepit ini, seluruh siswa sudah memulai kembali pelajaran yang sempat tertunda karena perlombaan antar sekolah agama di wilayah Lampung Timur. Namun, sampai jarum jam vintage yang menggantung di tembok mengelupas kelas XI IPA 1 menunjukkan pukul 08.25 WIB, belum ada satupun guru mata pelajaran yang mengisi pelajaran hari ini.

Momen ini menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk membuka bioskop dadakan di pojok kelas. Jadwal hari ini adalah genre horor dan Kiki adalah ketua penyelenggara dari acara ini. Dia bersama dengan Aji, Puput, Awan, Bagus, dan Arif sudah duduk manis dihadapan laptop dengan wajah penuh kerutan sejak satu jam yang lalu.

Satu persatu anggota kelas lain yang penasaran pun ikut nimbrung. Termasuk Gita, Nova dan Septi. Aluna yang tak menyadari kenihilan Gita pun menghampirinya.

"Git, kemana aja, sih dicariin juga." Aluna menepuk bahu Gita yang tengah serius memperhatikan layar berukuran 17 inchi tersebut. Seluruh pandangan langsung teralihkan pada suara yang tiba-tiba merusak konsentrasi itu.

"Ssstt pelan-pelan aja ngomongnya." bisik Gita mengingatkan.

"Bisa dalem hati aja gak ngomongnya?" sinis Aji.

"Bangke." ingin sekali Aluna meninju orang yang ada di depannya itu namun terhalang oleh tangan Gita. Akhirnya hanya jari tengah yang diajukannya ke depan muka manusia tak berakhlak itu.

"Lun." panggil Gita dengan tatapan merindukan kedamaian.

"Maaf maaf. Monggo. Silahkan dilanjut." Aluna berusaha memberikan senyuman ikhlas.

Sejujurnya Aluna tidak marah, dia hanya geregetan dengan ucapan Aji yang tidak tersaring dengan baik dan sesuai dengan titlenya sebagai seorang murid Madrasah Aliyah Negeri Al-Insan.

"Nonton apaan?" bisik Aluna pada Gita.

"Final Destination." jawab Gita tanpa mengalihkan perhatiannya dari film. Aluna mengangguk padahal tidak paham.

Karena penasaran juga, dia mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk ditempati. Sebab tak kunjung menemukan tempat duduk karena banyaknya penonton, dia hanya bisa memandangi film itu dari kejauhan.

"Aaaa." teriak seluruh siswi kompak saat adegan mengerikan mulai bermunculan.

"Berisik!" omel para murid lelaki.

"Udah deh, udah, ya Allah hamba ga kuat." Aluna bergidik ngeri dan kembali ke bangkunya.

"Assalamualaikum..." tiba-tiba Pak San selaku Guru BK memasuki ruang kelas ansos tersebut.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Semua murid berhamburan kembali ke tempat peraduan masing-masing.

"Anak-anak karena dua hari lagi akan diadakan kunjungan akreditasi, maka kelas ini sementara akan dipakai sebagai Lab Fisika..."

"Hah?" kompak murid IPA 1.

"Jadi hari ini kalian semua boleh keluar kelas dulu, jalan-jalan. Nanti kalian akan diawasi oleh Pak Joko dan Pak Udin." lanjut Pak San.

"Lah gimana ceritanya jalan-jalan orang sekeliling hutan semua?"

• • •

Sudah hampir 30 menit mereka menyusuri perhutanan sekaligus persawahan di sekitar sekolah. Namun, Pak Joko dan Pak Udin belum juga menampakkan batang hidung mereka. Hal ini membuat mereka memutuskan untuk menghentikan perjalanan tak berarah ini di sisi Kali Maenam. Kali dimana kelompok Aluna melaksanakan shooting beberapa hari lalu.

VOCALPHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang