5ꫂ Pilihan

145 106 32
                                    

   Hari yang dinantikan tiba, Aluna merasa badannya terasa pegal padahal dia tidak melakukan kegiatan yang memberatkan tubuhnya. Ingin sekali dia merebahkan dirinya diatas kasur namun hal itu sangat tidak mungkin. Dia tidak ingin mengikuti ulangan propil susulan karena itu hanya akan membuatnya semakin kepikiran.

   Dia langsung mengenakan jilbab rabbani warna hitam andalannya dan menenteng tas punggungnya. Terlihat di kegelapan malam Gita sudah menunggunya dibawah poci. Aluna berkeliling teras kamarnya mencari sepasang sandal jepit biru andalannya. Nihil.

          "Kampret sapa si yang gondol sendal gua.." Gerutunya lirih.

   Aluna sangat was-was kalau ada jasus mengintainya.

          "Gita.. Na'lii ghoib (sendalku gak ada).." Teriaknya pada Gita.

   Aluna kembali masuk kedalam kamar, membuka lagi pintu lemarinya, merogoh-rogoh rak paling bawah, mencari simpanan. There she is. Sandal bersol datar bahan kulit berwarna hitam dengan aksen tali di pergelangan kaki dengan pengikat samping.

(Ilustrasi sandal simpanan Aluna)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ilustrasi sandal simpanan Aluna)

          "Lun?" Gita melongo kedalam kamar.

          "Iya, Git.." Aluna menghampiri Gita.

          "Udah?" Gita menatap Aluna dari atas sampai bawah.

   Aluna mengangguk tersenyum.

          "Kok pucet banget?" Gita menempelkan punggung tangannya ke dahi Aluna.

          "Badanku sakit semua, Git.. Kenapa ya?" Tanya Aluna.

          "Istirahat aja apa?" Gita terlihat khawatir.

          "Aku ga mau ulangan susulan.."

          "Udahlah ga papa nanti janji deh abis selesai ulangan aku langsung istirahat." Janji Aluna.

• • •

   Aji menutup pintu lemarinya. Memeriksa kasur. Menebar pandangan mencari benda kecil yang biasa terselip diantara kasur dan ranjang.

          "Nah.. Iniii dia.." Ujarnya bangga akan penemuan hebatnya malam ini.

   Sebuah pulpen tinta hitam merk Joyk*. Fresh from the oven. Tampak seperti belum terpakai sama sekali karena segelnya masih utuh. Terselip diantara buku-buku milik tetangga tidurnya. Tidak lain tidak bukan, Puput. Dia bergegas mengambil sandal dan menuju lokasi ulangan propil Matematika. Dia memang berada di propil yang sama dengan Aluna. Seperti yang telah Aluna ceritakan, Aji memang top di bidang ini.

   Dia melangkah dengan santai memasuki kelas yang sudah ramai dengan suara-suara diskusi tentang kisi-kisi soal ulangan. Matanya mengamati satu-satu manusia yang ada di kelas ini. Pandangannya terhenti pada satu sosok pucat yang sedang memijat-mijat lengan kirinya.

          Kenapa tu orang kok pucet amat kek orang sakit. Batinnya.

   Dia berniat menghampiri Aluna untuk sekedar mengejeknya namun terhenti karena bel tanda ulangan akan segera dimulai sudah berbunyi. Itu membuatnya mengurungkan niatnya dan bergegas menempati tempat duduk yang masih kosong.

   Di kejauhan, Aji masih mengamati gerak-gerik Aluna yang mengkhawatirkan. Dia ingin sekali mendekati gadis itu dan menanyakan keadaannya. Namun hal itu tidak mungkin dilakukannya karena seorang divisi pendidikan sudah memasuki ruang kelas itu dan mulai membacakan peraturan yang berlaku selama ulangan.

• • •

   Aluna tak bisa konsentrasi selama mengerjakan soal-soal. Dia merasakan sakit dibadannya semakin bertambah. Sesekali dia memijat-mijat pelan tangannya bergantian.

          Ya Allah udah pusing karena soalnya susah-susah, ditambah sakit semua ni badan.. Dahlah bodo amat pasrah aja sakit semua pen rebahan.. Keluhnya dalam hati.

   Matanya memandangi sekitar. Semua orang terlihat khusyuk dan tenang mengerjakan soal-soal termasuk Gita yang duduk berjauhan dengan Aluna.

          Udah deh aku pulang aja. Bismillah ga jeblok. Aamiinn. Eh tapi belum ada yang selesai. Masa aku duluan sih? Tar pasti di tangga rame astra kelas 3 deh. Kan mereka ga pada ujian. Kalo aku balik sendirian.. Yang ada bakal malu banget.. Meskipun ga ada yang ngenalin tapi tetep malu.. Apa nungguin Gita aja ya.. Aluna berdebat dengan pikirannya sendiri.

   Selang beberapa menit, Aji bangkit dari duduknya dan mengumpulkan kertas jawaban miliknya ke atas meja pengawas. Dia langsung keluar kelas.

          Eh ada yang udah. Aluna mendongakkan kepalanya ingin melihat siapakah gerangan orang pertama yang keluar dari kelas ini.

          Oh dia. Batinnya tidak merasa heran dia kembali menundukkan kepala dan memandangi lembar jawaban yang dijawab sekenanya saking tidak kuat menahan sakit.

          Apa aku keluar sekarang juga ya? Aluna ragu antara keluar kelas atau tetap tinggal dan menunggu Gita.

   Dia meyakinkan diri dan membereskan semua alat tulisnya kemudian mengumpulkan jawabannya diatas meja pengawas. Aluna menengok Gita sebentar. Dia nampak masih sibuk menghitung. Aluna melangkahkan kakinya yang mulai lemas keluar kelas.

          "Woy.." Panggil seseorang dengan suara berat khas cowok yang membuat Aluna terkejut.

   Aluna menoleh kesamping kiri. Mendapati Aji tengah duduk diatas rak sepatu yang terbuat dari kayu dengan menggenggam buku tulis tergulung di tangan kirinya.

          "Paan sih ngagetin aja." Jawab Aluna jutek. Dia sangat sedang tidak mood untuk meladeni Aji yang suka cari masalah dengannya.

          "Mau kemana?" Tanya Aji.

          "Pulang." Jawab Aluna singkat.

          "Yuk." Aji turun dari rak berjalan mendahului Aluna.


⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰


Assalamualaikum..

Hai pembaca semuaa 🤗
Terima kasih udah ngikutin VOCALPHILIA sampe sini 🥰
Semoga suka yaa sama ceritanya xixi
Jangan lupa vote serta kritik dan sarannya karena itu berguna banget buat author hehe

Oiya,,

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1442 H..
Semoga amal ibadah yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan dipertemukan lagi dengan Ramadhan selanjutnya..
Aamiinn..

Wassalamualaikum...

Penulis,
@dhylaa__ (on Ig)

VOCALPHILIAWhere stories live. Discover now