08 : nyanyian air

175 36 16
                                    

Sedari awal Jungkook sadar, jika dirinya memutuskan memohon kepada orangtuanya untuk mengirim Seokjin ke tempat pemulihan, maka dia harus menceritakan segalanya dengan jujur dan transparant; termasuk menceritakan tentang dirinya yang memberi Seokjin obat-obatan tanpa resep dokter. Tentu saja. Lagi pula cepat atau lambat semua akan tergambar jelas di atas lembaran kertas putih hasil tes darah nanti. Jangan sampai terjadi kesalahpahaman yang akan sulit untuk dijelaskan, bila terlambat, maka dia takut akan dicap mengada-ada cerita guna─sekadar─membela kakaknya.

Setelah mengarahkan Seokjin untuk bersiap-siap, Jungkook pergi menghampiri Jieun yang berdiri di depan kaca jendela ruang tamu. Setiap langkah yang diambil memacu detak jantung menjadi lebih cepat.

"Ibu ...?"

Saat ibunya berbalik, sungguh, Jungkook ingin mengurungkan niatnya dan melarikan diri saja. Seolah-olah dia tidak pernah siap.

"Aku ingin bicara sesuatu." Menghembuskan napas panjang. "Ini tentang Kakak."

"Ya? Bicara saja." Siapa pun bisa tahu bahwa Jieun tidak menaruh minat pada percakapan ini, membahas tentang Seokjin membutnya muak. Sudah cukup perdebatannya─mengenai anak itu─dengan Jisung yang terjadi hampir tiap malam semenjak bibirnya yang merah tidak sengaja mengungkapkan sebuah rahasia.

"Aku─maksudku, selama aku menjaga kakak di sini, aku memberinya obat antidepresan dan juga obat tidur." Jungkook berhenti sejenak untuk menunggu ledakan dari ibunya, tetapi tidak ada apa-apa selain sorot mata yang kian menajam dari detik ke detik. "t-tanpa resep dokter. Maafkan aku, Bu. Tolong jangan marah. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, Kakak mengalami serangan panik hampir setiap malam, bahkan berhalusinasi dan mengalami mimpi buruk tentang mendiang Kak Taehyung."

"Jangan bilang pada ayahmu." Itu saja. Jieun memalingkan wajah, kembali menatap halaman melalui kaca jendela.

"Ibu tidak marah?"

"Tidak." Kendati dirinya sangat menyayangkan kejadian ini, Jieun tidak ingin menghakimi si bungsu, karena sekarang Jungkook adalah satu-satunya kesayangannya. Lagi pula sudah tidak ada gunanya banyak bicara, semua sudah terjadi, Jieun juga menyesal sempat meremehkan permintaan Jungkook untuk menangani Seokjin, jadi, dirinya juga ikut andil dalam kesalahan ini─lagi pun, Jungkook hanyalah seorang anak remaja.

"Maaf, jika saja Ibu mendengarkanmu ...." Jieun bahkan tidak tahu kata-kata mana yang tepat untuk menyambung kalimatnya. 'Jika saja', banyak kemungkinan yang bisa terjadi di belakang dua kata itu.

Melihat ibunya berubah sendu, Jungkook segera mengalihkan topik pembicaraan meski penasaran mengapa dirinya tidak dimarahi. "Bolehkah aku membawa Kakak jalan-jalan?"

Ibunya hanya mengangguk, tetapi itu sudah cukup jelas bagi Jungkook bahwa izin telah diberikan.

"Terimakasih, Bu."

Selepas itu Jungkook berbalik menuju kamar, ingin bersiap-siap juga.

Tanpa diketahui oleh siapa pun, Seokjin yang berada di ujung tangga paling atas segera menghapus keberadaannya agar tidak diketahui. Tergesa-gesa kembali ke kamar dengan handuk tersampir di bahunya sementara air mata menggantung di pelupuk mata. Pernyataan Jungkook barusan adalah fakta berduri, Seokjin bahkan tidak bisa tidak tersedan-sedan di kamar mandi.

Dia merasa sangat bodoh, tidak beguna. Dia merasa Jungkook telah mempermainkannya, memasang tali di punggung dan tangannya dan menggerakkan dirinya seperti boneka. Dia merasa baru saja ditikam dengan pengkhianatan. Sungguh, Jungkook tidak perlu melakukan semua ini.

Namun, sekeras apa pun dirinya menyalahkan orang lain, mata tombak yang dia pegang selalu berakhir dia arahkan pada diri sendiri─menyalahkan diri sendiri. Seketika tangisan terhenti, perasaan membeku, tubuhnya bergerak melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda, seolah-olah beberapa detik lalu tidak pernah marah atau menangis. Kemudian air deras dari shower menghujaninya di tengah kehampaan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ʟɪɢʜᴛ || ¹³⁴³⁴⁰℘ɭนtσ || TW ❗ Where stories live. Discover now