03

13.6K 1.9K 268
                                    

Selamat datang dan selamat membaca!
Tolong bayar dengan tekan bintang di pojok kiri bawah ya, terimakasih!

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
•••
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

Nathan menghirup wangi yang khas dari tubuh sesosok makhluk, membuatnya nyaman dan tidak ingin bangun.

"Bangun."

Deg!

Nathan reflek melotot. Dia mendongak, dan benar saja.

Lucifer sudah bangun dan menatap nya datar dari atas.

Nathan menunduk, melihat tubuhnya yang memeluk Lucifer dan tidak mengenakan atasan, celana yang dia kenakan juga berbeda dengan celana miliknya.

"AAAAAAKK!!"

BRAKK!!

Nathan menendang Lucifer hingga terguling dan jatuh dari kasur, tubuh besar Lucifer yang jatuh menimbulkan bunyi yang keras juga.

Nathan terduduk, dengan panik dia mengecek seluruh tubuhnya terutama yang paling dia khawatirkan itu bagian belakangnya.

Dan syukurlah, aman. Nathan menghela nafas lega.

"Si-al-an.." Lucifer berdiri sambil menunduk, auranya sangat mengerikan.

Nathan menutup tubuh dan wajahnya dengan selimut.

"Kauuu!?" Lucifer menunjuk Nathan dengan penuh emosi.

"Y-ya?" Nathan mengintip sedikit dari selimutnya.

Bruk!

Lucifer melempar bantal penuh amarah ke Nathan dan kena telak di wajah Nathan.

"Dasar tidak tahu diri! Aku mengurusmu dan balasanmu seperti ini?!" Bentak Lucifer kesal.

"Aduh!" Nathan mengusap hidungnya, walau cuman bantal tapi sakit cuy. Dia ngelemparnya pake tenaga dalam.

"Aku kan tidak tahu." Cicit Nathan pelan, sebenarnya Nathan juga kesal tapi tidak mungkin dia membalas ucapan Lucifer, bisa-bisa mati di tempat dia.

Lucifer naik ke atas kasur, mendekati Nathan yang sudah mepet dengan kepala kasur.

Lucifer mendekati wajah Nathan, menatap tajam Nathan yang memejamkan matanya.

"Kau sudah sembuh?" Lucifer menyentuh kening Nathan yang suhunya sudah kembali normal.

"Y-ya.. terimakasih." Nathan menunduk.

"Aku tidak melakukan itu demi dirimu." Lucifer turun dari kasur.

"Pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran."

"Baik!" Nathan cepat-cepat turun dan berlari keluar.

Tapi dia diam di depan pintu, berusaha membukanya dari arah manapun tapi tetap tidak terbuka. Gagang pintunya juga tidak ada.

Lucifer menoleh.

"Kenapa masih disini? Kau ingin aku melukaimu sekarang?"

"Tidak!" Nathan menggeleng dan menyilangkan kedua tangannya.

"Lalu?"

"Pintunya terkunci."

Lucifer hampir saja terkekeh, dia buru-buru berdehem keras dan kembali menatap pintu.

Appartient à LuciferOnde as histórias ganham vida. Descobre agora