14

11.6K 1.3K 255
                                    

Selamat datang dan selamat membaca!
Tolong bayar dengan tekan bintang di pojok kiri bawah ya, terimakasih!

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
•••
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

Selesai berendam, Nathan memakai handuk di pinggangnya yang untungnya ada di kamar mandi itu.

Nathan meluar sambil mengusak-usak rambutnya yang basah. Tubuhnya terasa lebih baik walaupun masih sakit, setidaknya tidak separah tadi.

Nathan melihat kasurnya yang berantakan, itu parah. Nathan kembali malu saat mengingat kejadian tadi, wajahnya memerah.

"Ah, sial! aku tidak peduli." Nathan menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran itu.

Lalu dia kembali sadar, bahwa tidak ada baju di ruangannya. Bajunya 2 hari yang lalu menghilang entah kemana, Lucifer yang menghilangkannya.

Pandangan Nathan mengarahkan pada pintu putih kotor itu.

"Apa aku keluar saja? Mungkin dia akan memberiku pakaian...?"

"Tidak mungkin! apa-apaan kau, Nathan! mengharapkan kebaikan dari iblis sialan itu, cuih!" Nathan duduk di kasurnya, masih dengan menggunakan handuk di pinggangnya.

Nathan menjatuhkan tubuhnya di kasur, dia berbaring telentang menatap langit-langit ruangan itu yang redup, ruangan itu hanya disinari beberapa lilin di setiap sudutnya.

Pikirannya melayang jauh, dia memikirkan semuanya. Mulai dari mama dan papa Felix di dunia atas, dirinya yang terjebak disini, dan yang paling membuat Nathan bingung adalah dirinya yang abadi.

Nathan kembali duduk, dilihat kedua telapak tangannya yang terlihat normal-normal saja.

"Benarkah aku abadi? Lalu bagaimana dengan semuanya jika aku tidak bisa mati." Nathan tiba-tiba overthinking.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
***
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

Sementara Lucifer, saat sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba dia teringat bahwa dia memiliki seorang sandera. Dia harus segera menyelesaikan masalah ini agar Nathan tidak menjadi abadi.

Lucifer segera bangkit dan masuk ke dalam kastilnya, menuju lantai dua dan langsung terjun ke bawah tanah.

Seperti biasa, ruang bawah tanah itu menjadi terang karena lilin hidup beriringan dengan langkah kaki Lucifer.

Dia tiba di satu sel yang berisi makhluk hitam pekat, dialah Demon. Ras terliar dan susah di atur, bahkan dengan sesama ras mereka akan bertarung demi sesuatu yang diinginkan.

Demon itu dirantai kedua tangannya yang rantainya terikat di tembok, dia mendongak menatap Lucifer.

Lucifer melirik kebawah dengan merendahkan, aura angkuhnya sangat menusuk. Dilihatnya Demon itu terus mengeluarkan suara seakan ingin berbicara, tetapi tidak bisa karena lidahnya di potong oleh Drakula kemarin.

Lalu Lucifer memberikan sedikit sihir untuk memulihkan lidah Demon itu, setelahnya ia berbicara.

"Akh apa maumu?" Tanya Demon itu dengan suara seraknya, tatapan tajam dilayangkan pada Lucifer.

"ARGHH!!" Teriakan Demon itu menggema di seluruh penjuru bawah tanah, kala kedua bolamatanya pecah.

"Jaga pandanganmu, aku lebih tinggi darimu." Lucifer mengeluarkan aura mengintimidasinya.

Appartient à LuciferWhere stories live. Discover now