12 🔞

9.3K 1.3K 123
                                    

Selamat datang dan selamat membaca!
Tolong bayar dengan tekan bintang di pojok kiri bawah ya, terimakasih!

ㅤㅤWarning ⚠️
Chapter ini full mengandung adegan dewasa, hanya mengingatkan sisanya terserah wkwk.

ㅤㅤㅤ
•••
ㅤㅤㅤ

Selama perjalanan pulang ke kastil, Nathan diam seribu bahasa. Keringat membasahi dahinya, dia tegang serta merasa takut.

Tanpa Nathan sadari, mereka tiba di ruangan Nathan yang luas tanpa isi, hanya ada tiang untuk mengikat Nathan.

Lucifer mengikat tangan Nathan ke belakang tubuhnya, dan diikat di tiang itu. Lucifer juga mengikat kedua kaki Nathan.

Lucifer menatap Nathan dalam, sedangkan Nathan mengalihkan pandangannya.

"Kira-kira, hukuman apa yang cocok untukmu?" Lucifer membelai pipi Nathan lalu menepuk-nepuknya pelan.

Nathan merinding ngeri saat kuku panjang Lucifer menyentuh pipinya.

"Kau tidak bisa mati, terluka pun akan kembali seperti semula. Hm.. sepertinya, satu-satunya hukuman yang berpengaruh untuk manusia angkuh sepertimu ini dengan cara... menjatuhkan harga dirimu?"

Lucifer menarik ujung bibirnya, menyeringai. Nathan tidak berani melihatnya, dia benar-benar takut, rasanya berdiri saja tidak sanggup.

"Tatap aku. Katakan, apa hal yang membuatmu merasa malu? Telanjang?"

Nathan mengangguk saja cepat-cepat, dia tidak mau menatap Lucifer.

"Itu saja? sepertinya kurang."

Lucifer berjalan bolak-balik di depan Nathan, memikirkan sesuatu.

"Mm.. bukankah dulu kau sering menggagahi orang lain? Pernahkah kau tukar posisi?"

"H-hah?" Nathan mengangkat kepalanya, menatap Lucifer.

Lucifer mendekatkan wajahnya ke telinga Nathan.

"Kau di bawah."

"Tidak! apa maksudmu?!" Nathan menggeleng ribut.

"Kau ingin di tusuk dengan ini..

Lucifer memperlihatkan ekornya yang berubah menjadi pisau.

..atau ini?"

Selanjutnya mengeluarkan sebuah mainan. Nathan tau pasti itu mainan apa, matanya membola terkejut.

"Ayo pilih."

"Tidak! Aku tidak mau! lepaskan aku!" Nathan mencoba melepaskan ikatan tangannya.

"Apa maksudmu? Hukumanmu saja belum dimulai."

"Aku tidak mau!" Nathan menatap Lucifer kesal.

"Kenapa? bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa anak baik yang mengingkari janji harus mendapatkan hukuman?"

"Aku tidak peduli! Aku membencimu, iblis! Biarkan aku pergi, aku tidak mau disini."

Lucifer panas, dia mengeraskan rahangnya.

Appartient à LuciferWhere stories live. Discover now