11

7.2K 1.1K 117
                                    

Selamat datang dan selamat membaca!
Tolong bayar dengan tekan bintang di pojok kiri bawah ya, terimakasih!

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
•••
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

Selama perjalanan, mereka mengobrol seperti sudah kenal sangat lama. Tapi informasi yang terkuak dari pembicaraan mereka hanya satu orang saja, yaitu Nathan. Draco sangat menutup diri.

"Ayolah, Gladius. Kau bilang sekarang kita teman, kenapa tidak ingin memberitahuku tentang dirimu?" Nathan terus bertanya karena dia penasaran.

"Aku lebih suka mendengar Nathan berbicara saja, hehe.."

"Alasan yang tidak masuk akal."

Draco hanya tersenyum, Nathan menekuk alisnya kesal.

Tak lama, mereka sampai di sebuah rumah kayu di tengah hutan. Rumah panggung tanpa hiasan berlebihan itu terlihat bersih dan rapih.

Nathan melongo, benar benar ada rumah di tengah hutan ini.

"Ini rumahmu?" Tanya Nathan.

"Tentu saja, ayo masuk." Draco berjalan duluan, naik dan masuk ke rumah tak lupa melepas sandal kayunya.

"E-eh, tunggu!" Nathan menyusul dan langsung masuk karna pada dasarnya Nathan tidak menggunakan alas kaki.

Rumah itu sangat minimalis, saat masuk Nathan melihat ruang tamu yang luas tanpa kursi, hanya ada karpet dan dua bantal untuk duduk.

di sebelah kanan ada sekat dan pintu, mungkin itu kamar. Maju sedikit dari ruang tamu, masuk ke dapur dan di dapur ada pintu keluar.

Nathan yang sedang melihat kanan kiri itu melihat Draco yang sedang menghidupkan lilin.

"Silahkan duduk, Nathan."

"Gladius!"

Draco menoleh dengan senyum dan alis terangkat bertanya.

"Apa rumah ini kau yang membuatnya?" Nathan duduk bersila di lantai.

"Tentu saja, karena tidak ada orang lagi di sekitar sini." Draco menaruh lilin itu di meja kecil di depan Nathan duduk dan segera duduk di seberang Nathan.

"Oh begitu.. kau tinggal sendiri?"

"Ya, seperti yang kau lihat."

Nathan kembali mengangguk-anggukan kepalanya.

Dilihatnya matahari di luar sudah semakin tenggelam, mungkin sekitar 1 jam lagi bulan akan muncul.

"Ah iya, Apa kau haus, Nathan?"

"Tidak juga."

"Lapar?"

"Sedikit."

"Sepertinya aku masih punya stok ikan, kau mau? kita bakar sama sama."

"Wah, bakar bakar ikan? ayo."

Draco tersenyum melihat Nathan bersemangat.

Aku tidak akan membiarkanmu mengambil alih malam ini.

"Kalau begitu kau bawa lilin itu dan tunggu di pintu depan, aku akan ambilkan ikannya." Draco berdiri di susul Nathan.

"Baiklah!" Nathan mengambil lilin dan menunggu di pintu depan dengan perasaan senang.

"Ternyata bebas dari iblis itu tidak buruk juga, kalau begini aku bisa hidup santai, hehehe." Batin Nathan senang.

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
***
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ

Appartient à LuciferWhere stories live. Discover now