66. Sial beruntun

927 60 2
                                    

🧡Happy Reading🧡

Azeyla dan dea langsung masuk ke dalam ruang bawah tanah dan membakar habis isinya.

Asap tebal memenuhi ruang bawah tanah, namun dengan persiapan yang matang mereka pun bisa melewati kobaran api itu dan membebaskan seluruh tahanan di sana yang kebanyakan berisi bawahan mikhael dkk.

"Kalian siapa?" tanya gery (tangan kanan mikhael).

Azeyla dan dea yang memakai topeng oksigen hanya diam tanpa membalas. Keduanya langsung berlari meninggalkan semua tahanan di sana.

"Zel, seharusnya keamanan mereka udah bisa nemuin kita, lo terlalu nekat!" kesal dea.

Azeyla terkekeh di balik topengnya.
"Bukannya seru?"

Dea mendelik menatap azeyla.

~Di sisi lain

Lea, alin, diva dan hanna yang berada di halaman markas musuh terkejut mendengar suara alarm yang nyaring.

Krrrrrrrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiing

"Alarm keamanan" gumam hanna.

"Azel beneran nekat? Gue jadi pengen pulang deh" lea tampak gugup dan tegang.

Tiba-tiba earphone mereka di aktifkan oleh azeyla.

"Bersiap!" ujar azeyla.

"Zel, apa gak sebaiknya kita balik aja?" tanya diva.

"Gue setuju" sahut lea.

"Kalian takut?" nada datar itu mampu membuat mereka merinding.

"Jelas takut sih" gumam lea.

"Pulang aja"

Setelah mengatakan itu azeyla langsung menonaktifkan earphone mereka.

"Kalimat nya simple tapi kalo beneran di lakuin bakal abis kita" ujar alin.

"Mending kita masuk aja, udah setengah jalan kalo kita balik yang ada azel sama dea mati di dalam" ujar hanna.

Mereka pun masuk ke dalam markas itu dengan sedikit terburu-buru.

"Lewat pintu samping!" suara diyah terdengar.

Lea, alin, diva dan hanna pun memutar haluan yang tadinya menuju pintu belakang berbalik ke pintu samping.

"Ada banyak penjaga di sana!" ujar lea melihat banyak penjaga di pintu samping.

"Eh bukan pintu itu! Pintu satunya!"

Keempat gadis itu tampak bingung.

Dark Princess (End) Where stories live. Discover now