Midnight Obsession • Prolog

9K 548 71
                                    

Hutan menyimpan misteri, ekosistem terestrial, mendominasi dunia, tempat hidup segala binatang, lahan bagi pepohonan tinggi. Namun hutan begitu gelap, dingin, sunyi dan berkabut. Kadang, hutan membuatku takut, karena kita tak pernah tahu apa, dan siapa yang mengintai di dalam sana.

Saat usiaku sepuluh tahun, seseorang pernah menerangkan padaku sebuah filosofi hutan, “Semakin dalam dan lebat hutan, maka tempat itu akan semakin mengerikan.”

Dan saat aku tumbuh dewasa, aku akhirnya memahami, dan mengerti bahwa yang di maksud bukan hanya tentang hutan, tapi tentangku. Kemunafikan, kelicikan, kejamnya dunia beserta kejahatan moral yang akhirnya membuat hidupku hancur berantakan.

Anehnya, aku tak pernah menyesali keadaan ini. Aku bahkan tak pernah membenci seseoang, karena sungguh, dosa yang pernah kulakukan bersama seorang pria bermata hijau bagai galapnya hutan, cambang tipis yang menyebar pada rahang kerasnya, sorot tajam mata elang darinya saat menindihku beberapa kali, bahu kekar yang selaras dengan ototnya yang tegap, tingginya, aromanya, bahkan napasnya, masih terasa mengesankan.

Wajahnya kadang mengusik malamku yang pekat, dia satu-satunya. Pria yang membuatku sangat menyukai hutan dan seluruh isinya, pria yang membuatku mampu menjadi diriku sendiri,

Conrad Decker.

***

“Trenna, ku mohon, help me! Hanya kau satu-satunya yang bisa menolongku. Please! Jika dad tahu, dia pasti akan mengirim ku ke Madrid.”

Sedetik, aku menoleh. Menatap sejenak wajah Dayana— adik tiriku, ia mengulum bibir mungilnya, meraih tanganku dan mencengkram lebih keras. Aku tersenyum tipis, tak pernah menyanggah, dan tak pernah menolak. Dayana hartaku. Dia tak pernah menghakimi kejatuhan ku.

“Kau pucat, apa yang terjadi? Katakan padaku!”

“Berjanjilah bahwa kau akan membantuku!” katanya kemudian, membuatku langsung mengangguk tanpa berpikir.

“Ya. I promise,” jawabku.

Thank you so much, Sis.” Dayana meraih ku. Memeluk sangat erat, dan dari hawanya yang dingin, aku langsung tahu, dia memang membutuhkan ku. Namun, aku akhirnya tahu, bahwa Dayana membawa ku kembali pada dosa itu.

Dan aku hanya terdiam membisu, saat dosa itu mendekatiku, menaruh bibirnya yang tipis di dekat telingaku, sambil berkata...

I'm freaking out, Can you handle me?”

“I'm freaking out, Can you handle me?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Bagaimana prolognya?

Kalau kalian suka, tolong tinggalkan jejak dengan komen atau vote ya, kalau rame, aku pasti makin semangat.

Komen Next untuk chapter pertama 💐

••

••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Midnight ObsessionWhere stories live. Discover now