Midnight Obsession • 12 | Forget each other

2.7K 326 157
                                    

Conrad Update! Ayuk, kolom komentarnya ramaikan, yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Conrad Update!
Ayuk, kolom komentarnya ramaikan, yaa.

Happy reading.

••

Lemah tak berdaya, Treena terbaring sekarat. Baru kemarin pagi, kulit putih bagai porcelain itu terlihat mulus. Kini, hampir tiap jengkal tubuh wanita itu di selubungi luka. Oh! Dayana menatap berkaca-kaca, menggenggam tangannya yang dingin.

“Tree...” pelan, suara Dayana menyapa. Mengusap puncak kepala wanita itu tanpa berkedip. Sementara air mata nyaris mengalir jatuh.

“Kenapa kau menangis, hm?” Treena mengerutkan bibir. Ingin meraih wajah Dayana dengan tangan kirinya.

“Aku tidak mengerti, kenapa kau kembali dan harus melewati semua ini,” ucap Dayana parau.

It's okay. Kau tidak perlu menangis.” Treena menelan saliva. Berusaha menatap lekat wajah Dayana dengan matanya yang kabur.

“Tree, aku tahu kau kuat. Tapi ini keterlaluan, kau bisa melawan pria tua bangka bodoh itu,” ucap Dayana. Mengerang keras.

“Jika aku melakukannya, bagaimana dengan mu? Hm?”

“Oh. Kenapa kau terlalu sering memikirkanku? Aku tidak apa-apa.” Dayana menjelaskan.

No. Tidak ada yang boleh menyakiti mu. Kau hartaku, Dayana. Kau satu-satunya adikku, sahabatku.” Treena bergetar. Menaut salah satu tangan Dayana dengan erat.

“Kau harusnya tetap pergi dari sini.”

“Kemana? Seluruh dunia mungkin melihat videoku. Bagaimana aku akan di terima?” Treena mengulum bibir, dan menggigitnya sedikit dengan keras.

“Kalau begitu kenapa tidak bersama pria itu saja?”

“Aku tidak bisa, Daya. Aku cemas. Dia merekam ku diam-diam, dan menyebarkan video itu. Bagaimana jika aku tinggal lebih lama? Apa yang akan terjadi padaku? Mungkin hidupku sama saja.”

“Kau mau bunuh diri? Kau ingin meninggalkan ku?” Dayana memegang pergelangan tangan Treena, dan menyeka nya  lembut. Gadis itu langsung tahu, setelah mengganti perban nya.

Treena bungkam. Enggan berkata-kata. Ia hanya menunduk, menatap selimut bulu yang menutupi tubuhnya.

“Tree, please. Jangan lakukan hal ini lagi!” tatap Dayana, membuat permohonan yang tulus. Menyeka luka pada pergelangan tangan Treena.

“Ya!” Treena mengangguk lemas. Diam mendengus datar.

“Tenang saja! Jika kau bertemu lagi dengan bedebah itu. Aku akan membuat perhitungan. Aku akan memiting kepalanya, dan memukul bokongnya dengan keras,” kata Dayana. Terdengar serius. Namun, Treena hanya membisu, menarik sedikit senyum di wajahnya yang sembab.

Midnight ObsessionWhere stories live. Discover now