Midnight Obsession • 06 | Phoenix wings

4.6K 413 120
                                    

Conrad Update! Ramein, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Conrad Update!
Ramein, ya. Tandai di IG atau DM aku juga boleh. Makacih.

Happy reading.

•••

Malam pekat, mendung berkabut, dan dingin menerpa tiap pohon dengan bulir embun, membawa rasa kantuk yang begitu luar biasa. Kini, berhasil membawa Treena ke alam mimpi. Wanita itu tertidur pulas, bersembunyi di balik selimutnya yang tebal. Terakhir kali ia tertidur, Conrad masih memeluk nya erat. Namun detik ini, pria tersebut telah beranjak, pergi meninggalkan kamar.

“Aku ingin kedua kakinya diambil!” dingin, Conrad berkata lewat ponsel yang di genggam nya, berderap melangkah melewati lorong gelap dengan bias lampu dinding yang redup.

“Ya. Empat juta dollar untuk harga kaki itu,” lagi, Conrad berkata serius. Tegas dengan sebuah misi. Kedua matanya berbinar, membidik ke arah pantulan rembulan yang menembus kaca di hadapannya.

Ia bergidik. Mendengar langsung susunan kata dari pria misterius dibalik ponselnya. Sambil memasuki sebuah ruangan gelap tanpa sedikitpun lubang bagi cahaya. Ia mendengus, kemudian menekan sebuah alat di sisi pintu, memutarnya berat.

Kriett... Kriet.. Kriettt.

Tiga kali, benda itu berputar sesuai poros, dengan kode rahasia yang Conrad pecahkan. Seketika membuat sebuah tembok putih bergeser dari arah pantulan bulan. Memunculkan ruang rahasia yang tampaknya menuju bawah tanah. Conrad memasukinya dan seolah menghilang di telan bangunan.

“Akan ku transfer uang mu dengan *Ethereum.” Conrad mendelik. Lantas, memutuskan sambungan panggilan setelah mendapatkan kesepakatan.

Ia menarik napas, melangkah kian jauh hingga mendengar suara seorang pria mengerang sesak, akibat mendapat pukulan keras. Conrad menyeringai tipis, begitu sampai untuk menyaksikan penyiksaan itu.

“Hentikan!” katanya pelan. Membuat dua pria berbadan tegap yang tengah memukuli seorang pria menoleh. Mengangguk patuh.

“Kau. Siapa kau? Apa yang kau inginkan?” Tanyanya parau, dengan darah segar yang keluar dari mulutnya. Pucat, berusaha menatap Conrad yang berdiri dalam gelap.

“Kau ingin tahu siapa aku?” Conrad terkekeh. Meraih pistol dari tangan salah satu pria.

“Ku mohon, jangan lakukan ini padaku. Aku punya anak, dia masih sangat kecil,” ucap pria itu kemudian. Merangkak mendekati Conrad untuk memohon. Namun, geraknya terbatas. Saat dua pria berbadan tegap tadi menahannya.

“Tenanglah...” ucap Conrad, bersiap memasang silencer pada pistol untuk meredam suara tembakan yang akan mengguncang.

“Siapa kau?” Tanya pria itu parau. Bergetar takut.

“Kau pasti mengingatku,” ucap Conrad, menelan ludahnya kasar.

“Siapa? Hah?” teriak pria itu dalam ketakutan yang sungguh merajalela. Suara baritone dari Conrad sungguh memprovokasi.

Midnight ObsessionWhere stories live. Discover now