BAB DELAPAN

4.7K 823 17
                                    

Benny terlambat untuk pergi latihan hari ini. Ia berlari ke tengah lapangan mencoba untuk menarik restleting bagian belakang baju maskotnya selagi ia memegang kepala beruang di tangan satunya. "Maafkan aku, Coach," kata Benny yang sekarang menjadi pusat perhatian semua tim pemandu sorak dan head coach mereka—Benito Mendez.

Benito yang berbadan besar menaruh kedua tangannya ke kedua sisi tubuhnya yang lebar, "Scott Bennett! Kamu terlambat dua puluh menit!"

"Maafkan aku, Coach," kata Benny yang sekarang mencoba untuk memasukkan kepala beruangnya dengan tergesa-gesa. "I'm here, Coach. I'm here!"

Benito lalu berteriak, "Sekarang lari tiga keliling lapangan ini Scott Bennett dan jangan lepaskan kepala beruang Crimson High!"

Benny mendesah, tapi ia mengangguk pada saat bersamaan. Benito Mendez mempunyai semua alasan untuk marah kepadanya. "Yes, Coach."

"Aku tidak bisa mendengarmu, Scott Bennett!"

"Yes, Coach!" kata Benny kali ini berteriak.

Pemandu sorak yang dipimpin oleh Sabrina McCallister sebagai kapten sekarang melihat Benny seakan-akan ia adalah wabah berjalan dan menertawakannya. Benny tidak memedulikan mereka dan sekarang mulai berlari menuju running track lapangan utama Harvard. Benny memosisikan kepala beruang yang sekarang telah ia pakai agar tidak terjatuh ketika ia mulai berlari di running track.

Semua salah Devon Shire. Kalau saja Devon tidak memintanya untuk menjelaskan Bayesian probability theory sekali lagi, ia tidak mungkin terlambat untuk latihan. Masalahnya Devon memintanya untuk mengajarkannya statistika di perpustakaan utama yang memakan waktu sepuluh menit baginya untuk berlari kembali ke Escara House untuk mengambil kostum maskot beruang Crimson High, lalu berlari kembali ke lapangan utama.

Ya, ia terlambat dua puluh menit karena Devon Shire.

Hari ini adalah hari yang buruk bagi Benny. Ia terbangun dengan rasa malu yang hebat mengingat apa yang telah ia katakan kepada Rex semalam. Atau lebih tepatnya apa yang telah ia lakukan dengan kedua tangannya ke payudaranya sendiri. Oh, Benny, kamu sangat memalukan, Benny sekali lagi memarahi dirinya yang mulai kepanasan di dalam kostumnya.

Benny berlari dengan terengah-engah dan pada saat itu ia menyadari kalau tim football Crimson High memasuki lapangan dan dipimpin oleh pria yang ia akan hindari sampai ia mati. Reginald Escara berlari menuju ke tengah lapangan dan berteriak kepada timnya, "Let's go, Crimson!"

Suara teriakan pria itu terdengar ketika Benny berbelok dan melanjutkan larinya. Benny mencoba untuk tidak memedulikannya dan terus berlari. Ia harus menyelesaikan putaran pertamanya sebelum memulai putaran kedua dan terakhirnya. Di dalam kostum kepala beruangnya Benny telah berkeringat dan sulit bernapas, tapi ia memutuskan kalau hal ini lebih baik daripada berdiri di hadapan Rex lagi.

Rex berteriak kepada timnya untuk formasi latihan pertama mereka, head coach tim Crimson High, Richard Watson, juga ikut memberikan instruksi. Benny mendengarkan suara-suara tersebut, termasuk suara Benito Mendez sekali lagi ketika ia berhenti di tengah track karena ia terlalu lelah. "Scott Bennett! Siapa yang memintamu untiuk berhenti?"

Benny kembali berlari dan menaikkan jempolnya ketika Benito bertanya kepadanya apa ia mendengar perintah pria itu. Pada saat ia selesai berlari tiga keliling, Benny sangat yakin baju maskotnya sekarang telah menyerap semua keringatnya dan membuatnya basah. Ia berjalan kembali ke arah pemandu sorak dan Benito. "Formasi, Scott Bennett!" teriak Benito kepadanya.

Benny mengangguk dan menggerakkan kepala maskotnya sebagai jawaban, lalu berjalan ke sisi kiri para pemandu sorak. "Sab, kamu bisa melakukannya, tumbling position sekarang. Bertha, Sinead, Petra, Demi, semua ubah posisi kalian. Scott Bennett! Angkat tanganmu! Gerak! Aku tidak bisa melihatmu!"

Selagi Sabrina melakukan salah satu gerakan tersulit di cheerleading, Benny mengangkat tangannya seakan-akan ia memberikan semangat kepada kapten tim. Sabrina diangkat keatas oleh empat wanita lainnya, lalu tubuhnya dilempar. Selagi ia berada di udara, ia menggunakan kesempatan untuk memutar tubuhnya dan memperlihatkan gerakan yang sempurna yang Benito sangat sukai. "Perfect, Sabrina! Perfect!" Benito bertepuk tangan dan menyunggingkan senyum lebar kepada Sabrina.

Mereka meneruskan formasi berikutnya dan Benny berhasil tidak mendapatkan perhatian Benito lagi sampai akhir latihan. Benny melepaskan kepala beruang yang sangat berat itu sesaat Benito mengatakan kalau mereka telah selesai. Ia menarik napasnya dalam-dalam karena ia terbebas, tidak peduli bagaimana ia terlihat sangat berantakan sekarang.

Pada saat mereka selesai tim Crimson High sedang mendapatkan sepuluh menit istirahat mereka dan semua pemain football sedang duduk di kursi menuju ruang ganti berbincang-bincang strategi. Benny membawa kepala maskotnya di salah satu tangannya dan berjalan melewati beberapa pemain yang tidak duduk, sampai Rex menghentikannya. Pria itu menyodorkannya botol minum sport dan berkata, "Minumlah, kamu terlihat memerlukannya."

Benny mendorong botol minuman itu dengan kepala maskotnya dan berjalan melewati Rex. Ia tidak mengatakan sepatah katapun dan memasuki ruang ganti di dalam lapangan. Ia tidak akan mengizinkan simpati Rex lagi. Kalau pria itu tidak menyukainya, ia akan membuat pria itu sangat tidak menyukainya. Ia sudah ditolak dua kali, kali pertama—ia masih tidak bisa menerimanya. Kali kedua—ia memaksakan delusinya. Kalau terjadi ketiga kalinya—ia bodoh. Benny bukan wanita bodoh.

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book I | CAMPUS #01Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz