BAB SEMBILAN

4.1K 785 18
                                    

Rex melepaskan helm-nya dan menaruhnya dengan kasar ke dalam locker-nya. Lalu ia mengambil handuk dan mengeringkan keringatnya di seputar leher dan rambut. "What's up, QB?" tanya Saint Michael yang memegang bahu Rex. Ia mengernyit ketika Saint memegangnya, bukan karena pegangan pria itu kuat, tapi karena ia tahu kalau Saint Michael Jr. memerlukan sesuatu darinya.

"Aku melihatmu berbicara dengan Benny the Bear tadi, apa kamu membayarnya untuk menjadi pacar barumu?" tanya Saint kepadanya. Rex mengerutkan dahinya tapi ia tidak menanggapi dan membalas kata-kata Saint. "Come on Rex, Benny the Bear is offering a lot of things to everyone. You like girls, she likes to offer...."

Rex tidak menyukai apa yang baru saja dikatakan Saint dan menggerakkan bahunya sehingga tangan Saint yang memegangnya terjatuh. "Hey, hey, chill, I'm just asking," kata Saint menaikkan kedua tangannya dengan santai.

"Menjauhlah dari Benny, Saint," kata Rex dengan tegas kepada Saint.

"Oh, Rexy my boy, aku tidak sedang mendekati Benny the Bear. Aku hanya menanyakan kamu dan dirinya. Semenjak pertandingan terakhir dengan Yale, kamu bersikap aneh. Kita kalah karena Benny the Bear. Rexy, friend, we lost because you can't concentrate on the game. Kita semua tahu kalau pikiranmu kepada Benny the Bear. So, since she's feeling alright now, and you know—she's offering things to people, do you pay her to suck your dick?"

"Fuck off, Saint. I don't like her," kata Rex kepada Saint yang tertawa sekarang kepadanya.

Saint memegang bahunya sekali lagi, kali ini mendekat ke telinganya. Lalu pria itu berbisik ke telinga Rex, "Do you think she's fucking Devon, then? Aku dengar Devon membayar Benny untuk mempelajari statistika. She must be offering more than just statistics," kata Saint. Ia menambahkan, "Oh, she's sucking everyone's dick, are you okay sharing, QB? Kudengar kamu tidak berbagi."

"What is your problem, Saint?" tanya Rex kepada Saint.

Pria itu terlihat tersenyum puas karena sepertinya Rex telah terjebak. Saint ingin Rex menanyakan pertanyaan itu. "My problem? Good question, QB. Masalahku adalah dengan kredibilitasmu. You're not all that, Escara. Just because your daddy is the biggest benefactor in this university, you just can't fuck around people like this. Especially not this team."

"Kita kalah bukan karena Benny atau pikiranku terhadapnya—"

"Bull fucking shit. QB, aku tidak bodoh dan bukan hanya aku yang dapat membacamu seperti buku terbuka. You are so crazy in love with Benny the Bear."

Rex berkata dengan tegas, "I'm not."

Saint terkekeh dengan sinis, "Quarterback terbaik di NCAA tiga tahu berturut-turut ternyata menyukai maskot timnya sendiri."

"Fuck off, Saint."

Saint kali ini memajukan tubuhnya sehingga Rex terhimpit antara tubuhnya dan locker. "Rex, Rexy, QB, bagaimana kalau kita menyelesaikan masalah ini dengan cara bersahabat? Aku hanya ingin memastikan saja tim ini masih memiliki quarterback-nya. Bagaimana kalau aku memastikannya dengan membayar Benny the Bear?"

Rex menyipitkan matanya dan bertanya, "Excuse me?"

"Kalau memang benar kamu tidak serius dengan Benny the Bear, kamu juga tidak menyukainya, ia boleh denganku, bukan? Aku hanya ingin memintanya mengajariku statistika juga dan mungkin setelah itu...."

Sebelum Saint menyelesaikan kata-katanya, Rex telah menerjang pria itu yang sebenarnya berbadan lebih besar daripadanya kedepan dengan cepat. Saint Michael Jr. terjatuh seketika ke lantai dan pria itu mencoba mendorong Rex dengan marah. Tapi Rex mendorong tubuh Saint yang berada dibawahnya untuk terus berada di lantai sebelum ia memukul hidung pria itu.

Saint mengerang kesakitan dan baru saja Rex akan memukul pria itu sekali lagi ketika head coach mereka, Richard Watson berteriak mengisi ruangan ganti tim Crimson High. "What the hell is going on here? Rex! Saint! Get up you bunch of kids!"

Rex melihat ke arah Saint yang sekarang memiliki hidung berdarah. Ia baru saja menyadari kalau dirinya telah memegang erat leher seragam Saint sebelum melepaskanya. Rex melepaskan Saint dan baru saja akan berdiri ketika pria itu menggunakan kesempatan untuk memukul Rex kembali di dagunya, membuah bibir Rex berdarah. Sekali lagi Richard berkata, "Enough! Berdiri sekarang! Apa kalian pikir aku pria bodoh? Aku tidak segan mengeluarkan kalian dari tim ini!"

Rex dan Saint berdiri sekarang dengan luka mereka masing-masing di hadapan Richard Watson. "You're both not going to play in the next five games. I don't care if this team is losing its quarterback and wide receiver. You're both off my field."

"Tapi Coach...." Rex dan Saint berkata bersamaan.

"Kalian tidak akan bermain untuk Crimson High sampai kalian mengerti cara untuk menghormati tim ini. Tapi aku tidak akan membiarkan kalian diam saja selama lima minggu. You both need to attend all practices and games. Both of you will be in the sidelines and see what the team is doing. But that's not all."

Rex dan Saint lalu mendengarkan sang head coach dengan penuh kebingungan, "Aku ingin Rex masuk ke tim teater untuk lima minggu kedepan. Aku akan berbicara dengan Sonia—kepala departemen teater. Sementara kamu Saint, aku ingin kamu masuk ke tim musik. Aku akan berbicara dengan Raymond untukmu. You kids better learn what team work is really all about."

"Dan apa yang akan kita lakukan di tim lain? Apa yang aku lakukan di tim teater?" tanya Rex dengan mengernyit ketika bibirnya terasa terluka dan berdarah.

"Well, maybe you can be the leading role, Rex. You seems to be play the leading role in this team, why not try the theatre team as well?" tanya Richard kepada Rex.

"..."

"..."

Sial.

Ini semua karena Benny.

Kenapa Rex kamu sangat marah mendengar Saint ingin meniduri maskot tim?

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book I | CAMPUS #01Where stories live. Discover now