BAB SEPULUH

4.6K 818 44
                                    

Keesokan harinya Rex berjalan ke The Harvard Drama Centre yang terletak di Brattle Street yang tidak jauh dari Harvard Square. Rex membaca ulang email yang dikirimkan Richard Watson kepadanya yang tertulis,

Sonia akan memulai kelas dramanya pukul tiga tepat. Jangan sampai terlambat —R

Setelah kejadian kemarin Rex mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Apa yang ia lakukan kepada Saint tidak benar karena ia tidak mengerti alasan kemarahannya sendiri. Kenapa aku memukul Saint Michael? Adalah pertanyaan yang Rex tidak bisa jawab. Atau tidak bisa ia akui.

Aku marah karena Saint ingin meniduri Benny. Wanita yang ia anggap adik.

Rex mengenyahkan pikirannya terhadap wanita itu. Ia tidak akan membiarkan Saint Michael membicarakannya lagi atau berpikir ia mencintai adiknya sendiri. Rex mendengus—aku mencintai Benny? Pfft. Hanya orang bodoh yang dapat berpikir seperti itu.

Ia memasukkan tangannya ke dalam saku ketika ia berjalan ke lorong mencari ruang drama tempat Sonia River mengajar kelasnya. Sonia River adalah aktris broadway yang terkenal dengan perannya sebagai Christine di 'Phantom of the Opera' dan Anna Leonowans di musikal 'The King and I'. Selama delapan tahun masa kejayaannya, Sonia telah memenangkan empat Tony Awards dan setelah memutuskan untuk pensiun, ia menjadi direktur utama The Harvard Drama Centre.

Rex menemukan ruangan teater utama dengan tulisan 'occupied' dan mengetuknya sebelum membukanya. Ia hanya perlu bertahan selama lima minggu mengobservasi tim teater 'bekerjasama.'

"Mr. Reginald Escara," kata Sonia River, wanita dengan rambut abu-abu pendek dan kacamata lancip menatapnya dari atas panggung. Rex tidak merasa canggung dan dengan penuh percaya diri memasuki ruangan teater, lalu berjalan ke arah Sonia. "Mrs. River," katanya membalas Sonia.

Setidaknya tujuh puluh mata menatapnya berjalan ke arah Sonia sekarang. "Tell me, Mr. Escara, what brings you to my theatre?"

"Detention from Coach Richard. Aku diminta untuk melihat tim teater bekerjasama selama lima minggu kedepan. Tenang saja. Aku tidak akan mengganggu dan duduk di kursi teratas teater, tidak akan mengganggu latihan latihan," kata Rex dengan percaya diri.

Sayup-sayup ia mendengar pembicaraan di antara tim mengenainya.

"...itu Rex, quarterback Crimson High...."

"...he's gorgeous...."

"...aku belum pernah melihatnya sedekat ini...."

"...oh, he's staying for five weeks...."

Sonia River memperbaiki letak kacamatanya dan berkata kepada Rex, "Oh, no, Mr. Escara. Don't go anywhere just yet. I'm not going to let you sit first. Apa kamu tahu kalau tim teater sedang memulai produksi musikal baru?"

Rex mengerutkan dahinya, "Err, tidak."

"Well, let me tell you, we're producing Cinderella by Rodgers and Hammerstein for Christmas. Bagaimana kalau kamu mengambil bagian dari produksi ini, Mr. Escara?"

"Oh, tapi Coach ingin aku kembali setelah lima minggu—"

"Richard should know by now that this theatre class is not for detention. You are not going here just to sit and look down on these young people with passion. You are going to feel it, be part of it, and experience it."

"Mrs. River—"

"Oh, tidak, Mr. Escara. Kamu mengganggu kelasku, sekarang kamu harus menjadi bagian kelasku. Sekarang ambil duduk di antara teman-teman barumu. Aku baru saja akan mengatakan kepada semua orang audisi untuk semua peran akan dibuka minggu depan. Aku, Mr. Tally—konduktor utama, dan Mrs. Marcella—stage and costume senior manager, akan menjadi juri dan memutuskan siapa yang akan mendapatkan peran."

Rex membalikkan tubuhnya dan melihat mata-mata yang menatapnya dengan terpana. Kemanapun ia pergi, ia tahu tatapan itu, tapi ia tidak pernah menyangka hari ini ia akan mendapatkannya dari tim teater. Ia mendesah dan mengambil duduk di salah satu kursi kosong tidak jauh dari mahasiswa lainnya.

Sonia meneruskan penjelasannya mengenai musikal akhir tahun yang akan menjadi kegiatan amal. Semua penjualan tiket akan diberikan untuk Boston Children's Hospital, rumah sakit afiliasi Universitas Harvard.

"Tentu saja Cinderella atau di dalam bahasa Prancis sebagai Cindrillon, perlu pangeran berkuda putih...." baru saja Sonia akan menjelaskan peran utama pertunjukan musikal itu ketika dari arah pintu utama teater terdengar suara benda terjatuh dengan keras sebelum pintu terbuka.

Semua orang membalikkan punggung mereka termasuk Rex. Ia menyipitkan matanya ketika melihat seseorang masuk ke dalam ruangan teater dengan membawa setidaknya sepuluh pasang sepatu dansa pria yang mengkilat di kedua tangannya. Bukan seseorang—tapi Benny.

Benny dengan cepat berlari melewati lorong kursi-kursi menuju panggung teater. "Don't worry about me! I'm just here delivering polished shoes! Maafkan aku—pintu ke belakang panggung dikunci! Oke, hiraukan aku!" Wanita itu berteriak dan berlari secepat mungkin meninggalkan satu pasang sepatu di lantai.

Rex memperhatikan wanita itu berlari masuk ke dalam backstage dan melihat sepatu itu dilupakannya. Ketika Benny tidak lagi terlihat, Sonia River mengembalikan perhatian semua orang dengan berdeham dan berkata, "Okay, back to the main characters in this play, please ignore Benny. Kalian semua tahu Benny adalah asisten Nana, koordinator kostum pertunjukan. Ia baru saja bekerja dua hari dan belum tahu semua denah teater."

Rex tiba-tiba berdiri dan berjalan mengambil sepatu yang ditinggalkan Benny. Hal itu membuat Sonia menghentikan kata-katanya dan semua orang menatapnya. Ketika ia meluruskan posisinya tubuhnya yang menunduk, Rex melihat Sonia bertanya, "Mr. Escara? Why are you standing up again?"

"Oh, Bean—Benny, meninggalkan sepatu ini. Aku harus memberikan sepatu ini kepada Benny," kata Rex dengan santai ketika mengangkat sepatu yang sekarang ia pegang.

Sonia River tersenyum, "Tentu saja, kita tidak boleh kehilangan satu pasang sepatu, bukan?

Masuklah ke belakang panggung dan cari costume room. Benny seharusnya berada disana."

Di dalam hati Sonia berkata kepada dirinya, sepertinya audisi minggu depan tidak diperlukan karena Cinderella dan pangeran telah ditemukan.

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book I | CAMPUS #01Where stories live. Discover now