4. vicious

32.8K 1.8K 40
                                    

Tok tok tok!

"Anda sudah bangun Tuan Muda? Saya membawa makan siang untuk anda." Ucap Marv kepala pelayan di mansion Aubrey.

Benar Davian tidak berada di Mansion keluarganya, melainkan di Mansion milik Estrella, orang yang di jodohkan dengannya. Davian sendiri sebenarnya sangat tidak menyukai perjodohan ini, tapi dia tidak punya pilihan lain untuk sekarang. Dia juga sedang mencari cara agar bisa lepas dari perjodohan konyol ini.

Jika kalian bertanya kenapa Davian di Mansion Estrella padahal dia tidak menyukainya? Itu karena hanya tempat ini yang bisa di capai oleh Davian selain mansion keluarganya sendiri. Dia tidak bisa tinggal di tempat lain karena pasti nanti Daddy akan menyuruh seseorang untuk membawanya kembali ke mansion mereka. Lagian Estrella juga sedang tidak ada di Indonesia.

Davian bangun dengan malas-malasan dari kasur empuk miliknya dan berjalan gontai mendekati pintu. Saat pintu kamarnya di buka, terlihat Marv dengan tangan yang membawa meja kecil beserta makanan di atasnya.

"Letakkan saja di sana." Tunjuk Davian ke arah kasur dan mengambil segelas jus yang di bawa Marv.

Marv mengangguk dan meletakkannya di atas kasur, "anda membolos sekolah hari ini?" Tanya Marv pada Davian yang sudah berada di balkon.

"Hm, aku sedang tidak mood ke sekolah. Si gendut itu sudah di keluarkan?" Tanya Davian tanpa melihat ke arah Marv.

"Sudah Tuan Muda. Seth juga memberi tau kalau anak itu tidak akan di terima di sekolah mana pun di kota ini lagi." Tarang Marv.

"Hm, bagus."

"Terimakasih, saya harap anda menghabiskan makanannya. Saya permisi." Marv mengatakan itu karena Davian tidak keluar dari kamarnya untuk makan sejak tadi pagi, Dan Marv pun keluar dari kamar itu.

Davian terus memandang ke arah langit, cuacanya sangat cerah hari ini, sangat tidak cocok untuk mood nya yang sedang kacau. Dia masih terus memikirkan perkataan Relci semalam.

'Mungkin, kalau emang lo yang gw mau.'

Kata-kata itu terus berputar di kepalanya, semakin dia memikirkannya, semakin dia tidak ingin menerima fakta bahwa dia tidak akan pernah memiliki kesempatan bersama Relci.

Davian mendengus, "bosen, apa gw ke bar aja ya?"

Setelah mendapatkan ide cemerlang itu di kepalanya, Davian buru-buru masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap, sebentar lagi akan sore. Mungkin minuman-minuman itu bisa membuat moodnya sedikit lebih baik.

Meskipun umurnya belum legal untuk meminum alkohol, Davian tidak khawatir sama sekali. Pemilik bar itu adalah kenalan dekatnya, jadi dia akan aman untuk minum-minum di sana. Ini, bukan kali pertama dia melakukan hal tersebut.

●●●●

"Lihat siapa yang datang." Ucap Nichol, si pemilik bar.

Davian melakukan tos ala pria bersama Nichol, "kenapa? Gw nggak boleh kesini?" Tanya Davian bercanda.

"Boleh dong, itu muka bonyok kenapa?" Tanya Nichol saat melihat wajah Davian yang cukup memprihatinkan.

"Beranten kemarin." Jawab Davian sekenanya.

"Kebiasan lo, ya udah sini duduk." Ajak Nichol untuk duduk di depan meja bartender.

"Buatkan minuman paling spesial di sini." Perintah Nichol pada bartender, setelahnya dia kembali fokus pada Davian yang sudah duduk di sampingnya.

"Gw jarang ngeliat lo ke sini akhir-akhir ini." Ucap Nichol.

"Biasa, abang-abang gw." Balas Davian sambil meminum sedikit cocktail yang di berikan bartender.

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Where stories live. Discover now