24. Card

17.7K 1.2K 96
                                    

...."tapi Daddy nggak suka sama kakak itu kan? Ingat lho, Daddy udah punya Mommy Sella."

Tiba-tiba saja Davian memberhentikan mobil secara mendadak sampai Arel hampir terantuk ke depan, untuk saja tangan Davian lebih dulu melindungi kepala keponakannya itu.

"Arel gapapa?" Tanya Davian panik sambil memeriksa kondisi Arel dari ujung rambut sampai kaki.

Arel menggeleng, "Arel gapapa. Kenapa di rem mendadak mobilnya?"

"Maaf Daddy cuma...." Davian menggantungkan kata-katanya, "ah nggak, Daddy mau nanya sama Arel boleh?" Sedangkan Arel mengangguk saja sebagai jawaban, "Arel kenal Estrella dari mana?" Tanya Davian to the poin.

Arel sempat bingung dengan pertanyaan Davian, "maksud Daddy... Mommy Sella? Arel kenal karena Mommy pernah pergi ke rumah kakek Arthur."

"Kapan?" Tanya Davian lagi.

"Emm.... bulan lalu. Waktu itu Mommy Sella bilang kalau nanti Mommy bakal nikah sama Daddy Vian." Jelas Arel apa yang dia ketahui, "iya kan Daddy? Daddy nanti bakal nikah sama Mommy Sella kan?"

Pandangan Davian menerawang ke arah jalanan yang sepi. Dia kembali menghidupkan mesin mobil dan melajukannya, "iya kalau dia menginginkannya." Ucap Davian yang berhasil membuat Arel kebingungan lagi. Apa maksud paman nya itu? Pikir Arel.

Selama mengemudi Davian tidak fokus seratus persen dengan jalan. Pikirannya sibuk memikirkan perkataan Arel barusan.

Sella pernah pergi ke mansion keluarga Relci. Itu bearti Sella pernah kembali ke indonesia kan? Dia juga dalam keadaan sehat kan? Iya kan?!

Lega, itulah yang Davian rasakan sekarang. Tapi kenapa Estrella tidak menemui dirinya? Davian jadi teringat kejadian dia saat di mall kemarin.

Davian mulai berlari Menyusuri mall ke sana kemari untuk mencari siluet yang dia lihat tadi. Dia bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang tersenggol dengan bahunya. Semoga, semoga saja yang dia lihat tadi itu benar.

Ketemu.

Orang itu tepat berada di depannya. Buru-buru Davian meraih bahu orang tersebut dan memaksanya untuk berbalik ke arah dirinya, "Sella?" Ucap Davian sambil tersenyum.

Namun sedetik kemudian senyumannya luntur. Itu buka Estrella, tetapi seseorang yang memiliki postur tubuh yang mirip dengan Estrella.

Davian pun langsung meminta maaf pada orang itu, "maaf saya salah orang." Ucap Davian sambil membungkukkan punggunya sekali.

"Iya mas, gapapa." Ujar orang itu dan langsung pergi dari sana.

Davian menatap orang itu dengan pandangan kecewa. Apa karena dia sering memikirkan Estrella makanya jadi berhalusinasi seperti ini? Dia menggelengkan kepalanya untuk menepis pemikiran itu.

Lebih baik dia kembali ke tempat dia meninggalkan Arel tadi. Semoga anak itu tidak kenapa-napa di tinggalkan di mall yang besar seperti ini. Aishh, sekarang dia jadi merasa bersalah pada Arel.

Tapi lagi-lagi jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Arel hilang. Dia tidak ada di tempat terakhir Davian meninggalkan anak itu.

Davian panik bukan main. Dia kemudian berjalan lagi menyusuri isi mall untuk mencari Arel.

'Bastard! Harusnya tadi gw nggak ninggalin Arel sendirian.' Runtuk Davian dalam hati.

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Where stories live. Discover now