10. Sick

30.3K 1.6K 52
                                    

Harusnya bukan up hari ini kan ya? Tapi gapapa, mumpung aku lagi ada waktu.

Jangan lupa vote, komen, and shere....

Happy reading.....

_________________________________
________________________


"Kapal cargo yang berisi senjata pesanan kita sudah dalam perjalanan menuju pelabuhan Ms. Aubrey, mungkin akan sampai sekitar dua hari lagi." Jelas Max sambil melihat-lihat data di tablet yang ada pada tangannya.

"Hm, bagaimana dengan kondisi casino?"

"Semakin membaik, ada banyak pengunjung baru. Kita juga mendapat pengunjung dari beberapa aktris papan atas."

Estrella tersenyum smirk, "aktris? Ternyata mereka memiliki cukup banyak waktu untuk berjudi juga?" Estrella tertawa senang membayangkan keuntungan kasinonya kedepannya nanti, "menarik."

"Tapi berita buruknya, ada beberapa pengedar kita yang tertangkap petugas daerah."

Estrella menghela napas malas, "beri saja para anjing serakah itu makan dan suruh mereka melepaskan pengedar kita. Kau sudah sering mengurus masalah ini Max, seharusnya kau tau harus berbuat apa."

"Baik akan saya laksanakan." Kemudian Max pergi menuju ruangan pribadinya di dalam jet itu.

Ya, mereka memang dalam penerbangan menuju Amerika menggunakan jet pribadi milik Estrella. Jika mereka menggunakan maskapai biasa, itu akan sangat berbahaya untuk Davian. Saat mereka mendarat nanti, pasti akan ada musuh Estrella menunggu, yang siap membunuh mereka kapan pun saat mereka lengah.

Tentu saja Estrella tidak menginginkan hal itu terjadi. Akhirnya dia memilih menggunakan penerbangan yang berada di bawah kekuasaannya, supaya lebih aman bagi mereka.

Davian juga akan ikut tinggal bersama dengan Estrella di Amerika, atas permintaan dirinya sendiri. Sedangkan Estrella tentu sangat senang dengan hal itu. Tapi disisi lain, dia juga khawatir akan keselamatan Davian saat di Amerika nanti. Dia memiliki terlalu banyak musuh yang berkeliaran di luar sana.

Estrella melihat ke kursi sofa belakang sebrang yang berada dekat dengan jendela, dimana Davian berada.

'Dia tertidur.' Batin Estrella dan berjalan mendekati Davian.

Estrella mengangkat Davian secara perlahan dan menggendongnya ala koala.

"Shutt... tidur lagi." Ucap Estrella saat melihat pergerakan pada Davian. Kemudian dia berjalan menuju badroom yang memang sudah didesain di dalam jet itu.

Estrella hendak menurunkan Davian ke ranjang, namun pergerakannya tetahan akibat Davian yang tiba-tiba memeluk lehernya kuat.

Davian menggeleng gelengkan kepalanya di pundak Estrella, "nggak mau turun, pusing." Keluh Davian.

"Rebahan aja ya biar pusingnya mendingan," ucap Estrella sambil mengelus rambut Davian.

Sebelum penerbangan tadi, Davian memang terlihat lemas seperti tanda-tanda orang yang akan sakit. Estrella sempat akan membatalkan penerbangan mereka, namun Davian menolak. Dengan alasan, dia bisa beristirahat selama penerbangan nanti.

"Tapi Sella ikut tidur juga ya?" Pinta Davian.

Sebelum menjawab, Estrella melihat jam pada pergelangan tangannya. Masih ada sekita sepuluh jam lagi sampai pendaratan mereka, "iya."

Setelahnya Estrella menurunkan Davian di ranjang beserta dirinya yang ikut rebahan di samping Davian, kemudian menarik selimut untuk mereka berdua.

"Sini." Ucap Estrella sambil menarik pinggang Davian pelan agar lebih dekat dengannya.

D'E Sella Vian [End] [Terbit]Where stories live. Discover now