Bab 6

5.1K 420 12
                                    

Mereka telah menangani Becky selama hampir satu jam dan menunggu itu membunuhku, aku tidak tahu apa yang terjadi, tidak ada yang mengatakan apa pun.

"Tenang lah Freen" Nam bersuara.

"Aku tidak bisa tenang!"

"Freen!"

"Apa?"

"Sebenarnya siapa dia?"

"Aku sudah memberitahumu."

"Ya, kamu memberitahuku bahwa kamu bertemu seorang gadis yang bekerja di klub setiap hari."

"Itulah yang dia lakukan."

"Tentu saja dan dia seorang Pelacur, gadis itu hanya memanfaatkanmu untuk keuntungannya, kamu benar-benar naif Freen"

"Kamu tidak tahu apa-apa, dia orang yang luar biasa, hanya saja hidup tidak bisa memperlakukannya dengan baik."

"Aku pikir kamu tidak memahamiku, dengarkan aku, kamu termasuk salah satu keluarga terkaya di negara ini, kamu mapan,kamu sudah menikah, dan Becky adalah seorang gadis biasa yang juga hampir tidak cukup umur untuk menjadi seorang pelacur, dunia kalian berbeda Freen."

"Berhenti menyebutnya sepertinya itu, aku tahu aku punya komitmen dengan Nita tapi pernikahanku sudah lama berakhir, dan aku memang menyukai Becky dan aku tidak peduli dengan masa lalunya"

"Masa lalu apa yang kamu bicarakan, masa lalu yang kamu maksud, satu jam yang lalu saat kamu membawanya keluar dari rumah bordil itu?"

"Mulai sekarang itu akan menjadi masa lalunya!"

"Orang tuamu akan jatungan jika tahu kalau-" Dokter keluar.

"Maaf mengganggu, Freen bisa kita bicara?"

"Tentu."

"Kita belum selesai freen." Ucap Nam

"Aku sudah selesai, ayo dokter." Kataku sambil berjalan pergi, didampingi oleh dokter.

"Freen, pertama-tama aku perlu tahu siapa dia dan mengapa kamu membawanya?" Dokter bertanya.

"Aku perlu tahu bagaimana kabarnya? Dan kenapa butuh waktu lama?"

"Aku perlu melakukan beberapa pengecekan karena pukulan di wajahnya, bisa saja kepalanya juga memar, tapi sukurnya kepalanya baik-baik saja, luka di alisnya dibersihkan dan dijahit, kami juga merawat luka di wajahnya, bibirnya, dia memiliki dua tulang rusuk yang retak dan banyak memar di sekujur tubuhnya dan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang lainnya, jadi aku perlu tahu siapa dia? Dan apa hubungannya denganmu?" Dokter menjelaskan.

"Apakah itu sangat buruk?"

"Freen, jawab aku."

"Ya, dia adalah... teman, sekarang beri tahu aku apa yang salah."

"Apakah kamu yang melakukan itu pada gadis itu Freen?

"Apa!? Saint, kita sudah saling kenal sejak kita masih di Universitas. Bagaimana kamu bisa berpikir aku bisa melakukan hal seperti itu?"

"Maafkan aku Freen"

"Sekarang kamu akan memberitahuku apa yang lebih buruk dari semua pukulan yang dia alami?"

"kemarilah" katanya memasuki sebuah kantor.

"Duduklah."

"Dan sekarang?" Aku bertanya kepada saint"

"Freen, lebam di kakinya tidak hanya sampai paha saja, sehingga aku meminta dilakukan pemeriksaan pada area kemaluannya dan dipastikan dia mengalami kekerasan seksual."

"Apa?" Aku terkejut.

"Freen, ini serius dan kamu tahu bahwa sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang profesional untuk memberi tahu pihak berwenang."

"Jangan lakukan itu, aku akan mengurusnya."

"Freen, ini tidak bisa dilakukan seperti itu, ini masalah serius"

"Aku akan mengurus semuanya Saint, jadi anggaplah aku tidak pernah ke sini, dan kamu juga tidak merawatnya."

"Freen, apa yang kamu minta tidak sesuai dengan etika profesiku."

"Saint, aku ingatkan padamu bahwa berkat aku, kamu memiliki rumah sakit ini, kamu berutang budi yang besar kepadaku dan aku meminta kau membayarnya sekarang, jadi beri tahu perawat lain untuk tutup mulut dan berpura-pura bahwa Becky tidak pernah menjadi pasien kalian, mengerti?" Ucapku saint hanya diam.

"Aku bertanya apakah kamu memahamiku.?

"Tentu."

"Terimakasih! Bolehkah aku melihatnya?"

"Ya, tapi dia masih tidak sadarkan diri."

"Aku masih ingin melihatnya."

"Ikuti aku."

Kami meninggalkan kantornya dan berjalan melewati koridor panjang tempat itu hingga mencapai kamar 245.

"Nah, ini Freen, dia perlu istirahat, mengerti?"

"Oke."

Ketika aku berjalan melewati pintu itu dan melihat Becky di tempat tidur itu dengan wajahnya yang bengkak total, tubuhnya sakit, mataku berkaca-kaca yang tidak bisa kubendung dan air mata itu mulai keluar sementara aku bertanya pada diriku sendiri, siapa yang bisa begitu kejam melakukan ini padanya. Aku benar-benar tidak habis pikir bagaimana makhluk yang mengaku sebagai laki-laki berani menyiksa seorang wanita demi merasakan kenikmatan, dia tidak pantas menerima hal ini, dia tidak pantas menjalani kehidupan sengsara yang dijalaninya, Becky adalah seorang bidadari. Siapa yang pantas menjadi seperti ini? Dunia berada di bawah kakinya, namun dunia menginjak-injaknya.

"Maafkan aku malaikat kecil" kataku sambil mengusap rambutnya dengan lembut.

"Maaf aku tidak bisa melindungimu, maaf aku terlambat, tapi aku berjanji padamu bahwa kamu akan sembuh dan aku bersumpah akan membuat siapa pun yang melakukan ini membayarnya. Aku akan mencarinya kemanapun dia bisa bersembunyi," kataku sambil mengecup keningnya.













Bersambung...

My Life (freenbecky) G!PWhere stories live. Discover now