Bab 44

2.2K 239 21
                                    

“Kamu terlihat sangat cantik” kataku membukakan pintu mobil untuknya.

“Kamu terlihat sangat cantik” kataku membukakan pintu mobil untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Terima kasih” dia menjawab dengan datar, masuk ke dalam mobil.

Aku memberi isyarat kepada Will untuk menjalankan mobil, kami tiba di restoran, suasananya terlihat cukup bagus tidak hanya dari luar tetapi juga di dalam.

“Di mana ayahmu, aku tidak melihatnya.”

“Dia tidak akan datang, hanya kamu dan aku yang akan makan malam.”

“Aku lebih memilih untuk pergi.”

“Tidak, kamu akan melakukannya” kataku sambil menggandeng tangannya dan membawanya masuk.

“Biarkan aku pulang, aku bisa pergi sendiri.”

“Eh Hai? Freen.” 

“Huh? Friend, apa kabar?”

“Sangat baik, maukah kamu mengenalkanku pada keindahan yang menemanimu hari ini?” 

“Aku Becky.” Dia berkata sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

“Nama yang indah untuk wanita yang cantik” Katanya sambil mencium tangannya. 

“Aku Friend, sepupunya Freen. Dan apa yang kalian lakukan di sini?”

“Kami datang untuk mencuci mobil kami” sarkas ku. “Tentu saja untuk makan”

“Kasar, seperti biasanya. Aku bisa menemani kalian, ke meja kalian.”

“Tidak perlu, kamu bisa melanjutkan perjalananmu.” cetusku

“Suatu kehormatan jika kamu bergabung dengan kami dan jika tidak keberatan aku ingin mengundangmu makan malam bersama kami.”

Aku mengarahkan pandangan serius pada Becky yang tidak melakukan apa pun selain tersenyum. 

“Aku pikir sebaiknya kita pergi.” kataku

“Tidak, kenapa? Aku ingin tinggal, ditambah lagi tidak sopan meninggalkannya di sini padahal aku sudah mengundangnya makan malam.”

“Jangan pergi Freen, aku akan mentraktir kalian.” ucap friend

“Kamu mengatakan kepadaku bahwa aku tidak mampu membayar makan malam?” 

“Tentu saja tidak, aku hanya mengatakan bahwa kalian tidak perlu pergi.”

Kami pergi ke meja dan kehadiran friend benar-benar menggangguku, karena dia berbicara dengan penuh kasih sayang kepada Becky dan Becky selalu tersenyum padanya. 

“Berapa umurmu Becky?”

“24 dan kamu?”

“Aku 29 tahun.” friend

“Kamu terlihat sangat muda” puji becky dan dia tersenyum.

“Ehem.. sepertinya aku tak terlihat di sini.”

“Itu tidak mungkin sepupu, hanya saja sepertinya kamu ingin membunuh semua orang di sini.”

“Itu tidak buruk.”

“Sayang, kamu ingin berdansa?” kataku. 

“Tidak, tidak sekarang.”

“Kamu tidak suka berdansa Becky?” Friend

“Suka, tapi aku tidak suka lagu ini.”

“Maukah kamu mengizinkanku berdansa denganmu?” lagunya berakhir. 

“Tentu.” 

Lagu berganti dan mereka berdua bangkit untuk berdansa, aku merasakan darahku mendidih saat melihat betapa dekatnya mereka berdansa, ini ide yang buruk. Aku memanggil pelayan untuk memesan minuman.

“Apa yang bisa saya bantu.”

“Bawakan aku racun, yang terkuat yang kamu punya.” 

“Racun?” aku melihat wajah anak laki-laki yang kebingungan, yang tidak tahu apa yang sedang terjadi, aku melihat ke arah Becky dan Friend dengan sangat genit menyibakkan rambut dari wajah Becky.

“Lupakan saja” aku mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruhnya di atas meja, aku berjalan menuju Becky dan meraih lengannya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Ada apa, biarkan dia berdansa” Friend

“Tidak, Becky ayo kita pergi.”

“Kenapa?” Becky

“Karena itulah yang aku inginkan” aku berjalan bersamanya menuju pintu keluar sampai Friend menggandeng lengan Becky lagi.

“ Ada apa, kami hanya berdansa.” Friend

“Ini terakhir kali aku memperingatkanmu, lepaskan tangannya.” kataku

“Freen tenanglah, Friend, senang bertemu denganmu.”

“Apakah kamu yakin ingin pergi sekarang? aku akan memperbaikinya dengan freen.” Friend

“Apa yang akan kita perbaiki?” kataku

“Becky tidak ingin pergi bersamamu.” Friend

“Friend, hentikan, orang-orang melihat kita.”

Becky menggandeng lenganku sementara pandanganku masih tertuju pada Friend, dia membawaku ke mobil, Will sudah menunggu kami dengan pintu terbuka. Becky masuk lebih dulu dan menarikku membawaku masuk, kami tidak mengucapkan sepatah kata pun sepanjang perjalanan kembali ke apartemen, sampai kami tiba.

“Ada apa denganmu?” Becky. 

“Aku? bukankah seharusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu, itu pertunjukan yang bagus” kataku sambil melemparkan jaketku ke sofa.

“Aku hanya bersikap baik.” Becky

“Oh benarkah, sepertinya kalian sedang menggoda.”

“Aku pikir kamu melebih-lebihkan.” Becky

“Kamu mengabaikanku sepanjang makan malam, kamu tersenyum pada hal bodoh apa pun yang dia katakan kepadamu, dan kamu tidak ingin berdansa denganku tetapi dia mau berdansa dengan friend! apa kah aku melebih-lebihkan?”

“Cukup, kamu tidak ingat kemarin kamu melakukan sesuatu yang lebih buruk dan kamu membenarkan diri sendiri dengan mengatakan bahwa kamu melakukannya hanya untuk menghindari terlihat seperti orang yang kasar dan tidak sopan, nah sekarang aku mengembalikan kata-katamu sendiri kepadamu.”

“Aku sudah meminta maaf, aku akui aku salah tetapi apa kamu perlu bersikap seperti itu, kamu membuatku merasa seperti orang bodoh.”

“Menurutmu bagaimana perasaanku terhadap perilakumu kemarin? Freen, aku juga merasa seperti orang bodoh di depan semua orang, dan menurutmu semuanya bisa diselesaikan dengan bunga dan makan malam” dia berteriak sambil air mata mulai mengalir di pipinya. 

“Kalau begitu, apa yang kamu ingin aku lakukan, katakan padaku dan aku akan melakukan apa yang kamu minta agar kamu memaafkanku” kataku sambil berlutut di depannya.

“Tinggalkan aku sendiri”  katanya pergi ke kamar.









4/4






-tbc

My Life (freenbecky) G!PWhere stories live. Discover now