RL | 39

291 17 0
                                    

guys, huhuu sedii, aku liat liat vote nya sgtu sgtuu aja, ayoo guyss mohon bantuannya, ga susaa koo klik gambar bintang udaa, simple.
makasii jg buat kalian yg udaa baca dan vote. aku juga udaa mulai sibuk jadi mungkin nnt aku update satu' thank u guyss, babayy.

happy reading!!
___________

"Mama, kita pulang." Ucap Grace

Gilang dengan muka yang kusut, langsung duduk disamping sang ayah yang sedang asik menonton televisi.

Gilang mengehela nafasnya, ia menyadarkan kepalanya dan memejamkan matanya.

"Cape banget kaya nya, bang." Ucap Salsa

"Tau nih, tumben banget." Sahut Andika

Gilang menghela nafasnya lagi, "kalo papa sama mama mau tau, anak itu tuh ngebuang buang waktu, milih aja lamaa."

Sedangkan Grace yang di tunjuk, hanya santai memakan cemilannya. Tanpa memperdulikan ucapan Gilang.

"Lagian, siapa suruh abang mau nganterin aku."

Jika saja bukan adiknya sendiri, mungkin Gilang sudah melemparkan vas bunga yang ada di meja depan mereka.

Sedangkan Andika dan Salsa hanya bisa tertawa melihat kelakuan anaknya.

"Ohh iya, besok aja Galang kesini. Ada yang ingin papa bicarakan dengan Galang." Ucap Andika

"Iyaa paa." Jawab Gilang, "Gilang duluan mah, pah."

Gilang melangkahkan kakinya menuju kamarnya, namun sebelum itu ia menjitak pelan kepala sang adik.

"Papaa, liat bang Gilang."

Andika tertawa, "biarin sayang, sinii sayang."

Grace berpindah tempat, ia duduk di samping Andika. Andika mencium puncak kepala Grace.

Grace memang bukan darah dagingnya, namun ia sangat menyayangi grace. Grace adalah anak perempuan pertama Andika.

"Anak papaa." Ucap Andika

______

"Kata kamu yang ini bagus nggak?"

"Bagus sayang."

"Gimana, kalo yang ini?"

"Bagus juga sayang."

"Nah, kalo yang ini?"

Galang diam, ia mendekati Aluna yang sedari tadi terus menanyakan dress yang cocok untuknya.

"Kamu pake apapun tetep cantik sayang." Bisik Galang

Aluna terdiam, suara berat yang baru saja berbicara di telinganya membuat ia terbungkam.

Galang menaiki satu alisnya, "kenapa? Kok diem?"

Aluna menggeleng, "udah yuk, yang ini aja."

Galang terkekeh, ia mengusak rambut Aluna. Mereka berjalan menuju kasir, saat aluna ingin mengeluarkan kartu nya namun tangan kekar itu menghalangi nya.

Galang menyodorkan kartu atm nya pada kasir, Aluna tersenyum.

Galang selalu memberikan hal yang diinginkannya, Galang selalu menuruti kemauan Aluna.

Ia merasakan kasih sayang yang di beri oleh Galang.

"Udah, ayo."

Aluna mengangguk, kemudian keduanya berjalan keluar dari pusat pembelajaan.

Setelah membeli barang, mereka juga sampai di rumah andika. Keduanya langsung memasuki rumah ayah dari Galang itu.

"Papa mana Grace?"

Grace yang sedang asik menonton televisi, tatapan tertuju pada Gadis yang berada di sebelah Galang. Grace tersenyum simpul sambil berlari dan berteriak.

"KAK ALUNAA!!"

Aluna terkekeh, ia membalas pelukan Grace. Aluna sangat dekat dengan Grace tentunya karna Aluna sering sekali bermain kerumah ini.

"Kangen banget sama kak Aluna." Ucap Grace

"Kakak juga kangen Grace kok." Balas Aluna

"Ayo duduk dulu kak." Ajak grace, ia menarik tangan Aluna untuk duduk bersamanya di sofa

Sedangkan Galang ia hanya terdiam, karena ia tidak dapat jawaban dari sang adik. Galang meletakan barang tadi di meja.

"Aku ke atas dulu." Ucap Galang sambil mengusak rambut Aluna

Galang menaiki tangga, diatas terdapat 3 kamar yaitu kamar Galang, Gilang dan Grace.

Ia membuka pintu kamarnya, Galang memang sudah jarang kesini karena akhir akhir ini ia selalu di rumah ibu kandungnya, sellia.

Setelah dari kamarnya, ia memasuki kamar Gilang.

"Papa mana?" Tanya Galang

"Di Kantor." Jawab Gilang

Galang hanya menganggukan kepalanya, padahal tadi papa nya lah yang menyuruhnya untuk ke rumah.

"Galang."

Galang menoleh ke belakang, "Apa?"

"Mobil lu di pake ngga?"

"Enggak."

"Sini gua minjem." Ucap Gilang

"Ambil aja di rumah, kunci nya ada di nakas samping kasur. Gua mau ke Kantor papa." Jawab Galang

Setelah mengucapkan itu, Galang turun dari kebawah. Ia dapat melihat kedua gadis yang ia cintai sedang tertawa.

Tatapan terus tertuju pada Aluna, kedua sudut bibirnya terangkat untuk tersenyum.

Aluna sangat cantik, meskipun gadis itu baru saja bangun tidur, wajah nya masih terlihat cantik. Galang Tak bisa menahan senyumanya.

"Galang, kenapa kamu?" Tanya Salsa

"Mama." Ucap Galang sambil mencium tangan Salsa, "gapapaa mah."

"Iyaa mama lupa, papa ada di kantor. Tadinya santai di rumah."

"Iyaa mah, ini Galang mau ke Kantor papa."

Salsa mengangguk, "iya sanaa, Aluna biar disini aja sama mama. Mama kangen banget sama Aluna."

Galang menganggukan kepalanya, ia mencium tangan Salsa. "Galang ke Kantor papa dulu mah."

"Iyaa sayang, hati - hati yaa."

Galang kembali berjalan, ia mendekati Aluna terlebih dahulu. Ia mencium puncak kepala Aluna.

"Kamu disini sama mama ya? Aku ke Kantor papa dulu." Ucap Galang

"Sudah Aluna disini aja ya, jarang jarang kan kamu main kesini." Sahut Salsa

Galang menatap Aluna, Aluna menganggukan kepalanya. Sebenernya ia juga tidak ingin cepat pulang karena ia juga masih asik mengobrol dengan Grace.

Galang tersenyum, "aku berangkat ya sayang." Ucap Galang sambil mengusak rambut Aluna

REAL LOVEWhere stories live. Discover now