RL | 41

127 4 0
                                    

"papa kejar kalian, siap - siap raksasa akan tangkap kalian."

Ucap seorang lelaki yang menjadi kepala keluarga dari keluarga kecil bahagia itu, pria itu terlihat senang bermain dengan kedua anak - anaknya.

Sedangkan wanita yang sudah menjadi peran ibu disana hanya tersenyum melihat suami dan anak nya bermain bersama.

Suara tawa bergema di ruangan bermain, kedua anak laki - laki yang terus berlari.

Kedua anak laki - laki itu bersembumyi di balik tubuh ibu nya.

"Raksasa datang, dimana kedua anak itu yaa." Ucap ayah itu, "ini diaa."

Kedua anak laki - laki itu tertawa geli karna mendapatkan gelitikan dari ayahnya.

"Sudah - sudah bermain nya, ayo sekarang kalian mandi setelah itu kita makan." Suruh sang ibu

"Okee mama." Ucap mereka serempak

Setelah kedua anak itu selesai mandi, mereka sudah siap di meja makan.

"Yang itu punya aku."

"Enggak, itu punya aku."

"Itu punya aku."

"Ishh enggak, itu punya ku."

Kedua anak itu menatap sedih sang ayah, karena sang ayah merebut ayam keduanya.

"Papaaa!!"

Kedua orang tua itu tertawa, tingkah anaknya yang selalu perebutan bahkan itu masih banyak.

"Kalian ini, itu masih banyak loh. Sudah ayo makan."

"Iyaa mamaa."

Galang terus memandangi foto yang terus ia simpan, foto bersama ia dan keluarga kecil saat itu.

Terlihat senyum kegembiraan di foto itu, foto beberapa tahun yang lalu itu membuatnya rindu kembali akan kebersamaan kedua orang tuanya.

"Lagian ngapain lu?"

Galang langsung meletakan foto itu kembali, begitu melihat Gilang yang masuk ke dalam rumahnya.

"Tumben banget lu ngeluarin foto itu." Ucap Gilang

"Berdebu, gua mau bersihin aja." Jawab Galang

Gilanga menganggukan kepalanya, lalu ia berbaring di kasur milik Galang.

"Ngapain lu kesini?" Tanya Galang

Gilang menoleh sementara lalu ia memejamkan matanya, "kangen mama, gua mau tidur disini." Jawab Gilang

Galang tidak memperdulikan jawaban Gilang itu, dia lebih memilih duduk di sofa kamarnya dan membaca buku.

"Gal, gua mau deketin cewe." Ucap Gilang

"Urusan nya sama gua apa?" Tanya Galang masih dengan fokus dengan buku yang sedang ia baca.

"Yaelah, gua minta saran aja."

Galang menutup buku nya lalu meletakan buku itu, "mau tau saran nya?"

Gilang menganggukan kepalanya, lalu ia mendengarkan ucapan Galang dengan fokus.

_______

"MAH GILANG KELUAR BENTAR."

"Duh, bisa gak sih gausah di telinga gua teriaknya."

"Salah lu ngapain ada di sini."

"Ngeselin banget si lu."

Gilang mengangkat kedua Bahu nya, sebelum pergi juga Gilang menjitak kepala Sabrina terlebih dahulu.

Baru saja ia ingin membalas perbuatan Gilang, Gilang sudah pergi keluar dari rumah.

"Kamu udah pulang sayang?" Tanya Sellia

"Mama, liatin tuh Gilang. Bilang dong mah ke dia jangan ngeselin." Ucap Sabrina sambil memanyunkan bibirnya

Sellia terkekeh, "iyaa nanti mama yang bilang ke Gilang."

"Dih alay." Celetuk Devan

Sabrina melebarkan matanya, rasanya ingin menendang pria yang baru saja mengucapkan kalimat itu.

Ia melangkah lagi mendekati Devan, namun baru saja ia melangkahkan satu kakinya, Devan sudah berlari masuk ke dalam kamar nya.

"Awas lo."

"Sudah - sudah, kalian ini bertengkar terus. Sayang kamu bersih - bersih sana, sudah mama siapkan masakan kesukaan kamu." Ucap sellia

"Makasih mama." Balas sabrina sambil mencium pipi sellia, selaku ibunya.

Sabrina berjalan menaiki tangga untuk masuk kedalamar kamarnya.

"Galang."

Galang menoleh, "kenapa mah?"

"Ajak Aluna kesini, mama kangen sama Aluna."

"Iyaa mah, nanti aku ajak Aluna kesini."

Sellia menganggukan kepalanya, "mama duluan ya sayang." Ucap sellia sambil mengusak rambut Galang

Galang terus memperhatikan langkah mamaa nya, sellia tidak gagal menjadi orang tua baginya dan Gilang.

Rasanya Galang sangat bersyukur, sudah di lahirkan oleh malaikat hati seperti ibunya.

Ia sangat bahagia, merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

_______

"Loren, kenapa?"

Regas langsung memeluk tubuh tubuh lorena, saat melihat air mata wanita itu terjatuh membasahi pipinya.

"Aku hamil, gas."

Regas langsung terdiam, ia melepaskan pelukannya. Ia teringat malam hari itu setelah berhubungan dengan Lorena.

"Ren?"

Selama di dalam mobil, Lorena dan Regas hanya terdiam satu sama lain. Tidak ada percakapan antara keduanya.

Lorena keluar dari mobil Regas, Lorena tersenyum tipis saat menatap Regas.

"Istirahat, jangan kecapean."

"Iya, kamu juga."

Regas mengangguk, Lorena melambaikan tangannya sambil tersenyum, ia mencoba untuk tersenyum kembali.

Setelah makan keduanya, beberapa hari kemudian Lorena merasakan badannya tidak enak, dan selalu merasa mual.

Regas mengajak Lorena untuk ke rumah sakit, karna ia takut jika terjadi apa apa pada Lorena.

"Maafin aku ren."

Regas memakirkan mobilnya di garasi rumahnya, ia langsung masuk begitu saja. Bahkan ia tidak menjawab sapaan adik dan orang tuanya.

Sama hal nya dengan Lorena, ia terdiam sambil menangis sesegukan. Ia tidak menyangka akan terjadi seperti ini.

Yang Lorena takutkan itu adalah Regas tidak ingin bertanggung jawab, karna hanya dengan Regas ia melakukan hal itu.

Sambil mengelus perut ratanya, Lorena masih menangis.

_______

guys maaff bgt udaa lama ga up, hehe aku sibuk bgt so sorry guys

kira kira Regas bakal tanggung jawab ga ya ? 🤔🤔🤔

dikit - dikit dlu yaa, ini jg aku sempetin dikit😔😔 nnti lain kali aku up lebii banyak, heheh. oke guyss papaiii semangat !!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

REAL LOVEWhere stories live. Discover now