Melodies 2: "Boomerang."

19K 1.4K 60
                                    




"Berapa lama waktu telah berlalu, aku kembali seperti bumerang. "

Tak tik.

Aku bisa merasakan bunyi jarum jam dipergelangan tanganku seirama dengan langkah kakinya yang memasuki ruangan. Sama seperti saat itu, dimana ruangan yang sungguh luas menjadi sesak hanya karena tatapan kehadirannya. Juga raut wajah yang sungguh aku tunggu benar-benar kembali muncul dihadapanku.

Gemuruh jantungku bersiap meledak seraya aroma tubuhnya yang tercium saat angin dari sela-sela jendela menerobos masuk menabrak tubuhnya yang semakin dekat. Ia masih menatap orang disebelahku, namun entah mengapa aku sungguh bersiap-siap saat kedua matanya akan menatapku.

"Terlambat 20 menit." Aku bisa mendengar suara Kim sunbae menginterogasi.

"Sorry." Katanya tanpa ekspresi, sama seperti saat itu.

Dug.

Itu suara jantungku yang baru saja terjatuh seraya lirikan mata pria didepanku. Dia terdiam tanpa ekspresi, selalu seperti itu.

"H-hallo." Kataku tergagap.

"Hm."

Hm? Dia hanya berdehem membalas sapaanku. Apa sapa ku salah? Seolah memotong pikiranku, Kim sunbae sudah memegang pundaku untuk memperkenalkan.

"Dia Melodi, perempuan yang ku bicarakan waktu itu." aku segera menoleh menatap Kim sunbae, apa yang ia ceritakan tentang diriku?"Dia akan menjadi partnermu, Do Kyungsoo." Katanya menatapku.

Nama itu tidak asing. Tentu saja. Nama yang selalu aku cari.

Aku tak tau harus menjawabnya atau tidak, harus bersorak senang atau tidak, harus memberikan ekspresi seperti apa, sungguh sesaat aku bagaikan manusia yang otaknya sudah diambil untuk bahan percobaan manusia jenius di luar sana.

"Aku ingin kau berlatih bersamanya," Kim sunbae kembali tersenyum menatapku.

"Sampai kapan?" kali ini aku tak bisa berhenti mengenggam tanganku gelisah.

Namun ia hanya menjawabnya dengan mengangkat bahunya menyeringai.

"Dio. Mulai hari ini bersikap baiklah padanya." Kim sunbae mengedipkan sebelah matanya seolah memohon, sedang pria yang ditatapnya hanya memutar kedua bola matanya.

"Aku tak janji." Jawabnya singkat membuatku terheran-heran dengan sikapnya.

"Aish! Kau ini!" Kim sunbae berdiri menghampirinya, tangannya melingkar pada pundak pria yang tingginya bahkan kurang dari bahu miliknya. Kim sunbae memang memiliki tinggi tak wajar bagiku. Ia menoleh seolah membaca pikiranku, "Melodi, semangat!"

Yang aku tau, Kim sunbae memang sedang menjalani semester terakhir, banyak ujian praktek yang mungkin menyita waktunya. Dan yang aku tau, Kim sunbae tak pernah menyerah padaku. Maksudku, ia selalu membuatku merasa bahwa bakatku berarti dan entah, aku selalu bisa mengikuti semua perintahnya atau lebih tepat nasehatnya. Dia pria yang hangat, dan penuh tawa.

Ia berpamitan, mengambil tasnya dibalik piano dan berjalan keluar perlahan sembari kembali menyeringai.

Tersisa aku dan dirinya. Dia yang sudah lama menghilang, apa kabar?

Ia duduk tepat mengantikan posisi Kim sunbae disebelahku. Aku menatap nya dengan penuh pertanyaan yang selama ini membayangiku, bagaimana bisa saat ini dia disini, disampingku.. dan aku tersadar bahwa jarak diantara kami cukup dekat. Ia menoleh membuatku segera menunduk menatap piano dihadapan kami.

MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang