Melodies 8: "Hurt"

8.3K 925 62
                                    

Pagi-pagi buta semua orang sudah berkumpul dan berbaris dilapangan. Harum tanah basah tercium sangat menyengat ke hidung. Semalam sempat hujan sebentar, untungnya hal itu terjadi saat aku sudah berada di dalam tenda.

"Ini adalah hari terakhir kita meginap disini. Dan malam nanti adalah malam terakhir, saatnya acara api unggun dan malam puncak. Seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya, tolong persiapkan diri kalian."

Semua kelompok berpencar menyiapkan barang-barang dan persiapan malam akhir acara. Beberapa pertunjukan juga akan disiapkan. Perkemahan harus berakhir besok pagi, dan aku sangat tidak sabar menunggu. Banyak hal yang aku pelajari, namun banyak hal juga yang telah terjadi.

Selagi bersiap untuk memindahkan barang, aku merasakan kehadiran pria dingin yang biasa menatapku dengan mata tajamnya. Namun kali ini, sampai saat ini, meskipun kami saling melewati, aku tau ia tak menatapku sedikitpun. Meskipun aku bilang aku membencinya, aku bisa menyadari kehadirannya sebelum aku melihatnya.

"Melodi," panggil seorang senior menyuruhku menghampirinya, "Kau juga," kali ini ia menunjuk teman disebelahku, Sung Kyung, "kalian cari seorang teman lagi untuk membeli perlengkapan ini." ia memberikan secarik kertas padaku saat kami sudah berhadapan.

"Joo Hyuk boleh sunbae? Dia badannya tinggi besar." tawar Sung Kyung tentu saja.

"Ya terserah. Maaf tapi semua panitia sudah berusaha membuat persiapan, namun kami hanya manusia biasa yang juga pelupa." katanya menepuk pundak kami bergantian.

"Tidak apa sunbae-nim." kataku menjawab.

"Kami semua juga sedang berbagi tugas, ku pikir.." ia menoleh untuk mencari sesuatu, "Do Kyungsoo!" panggilnya.

Jangan dia. Bisikku dalam hati.

"Aku boleh minta tolong?" katanya begitu Dio menghampiri, "Kau ikut dan awasi mereka, mobilnya sudah terparkir di depan."

Sebelum dijawab senior itu sudah pergi meninggalkan. Ia terlihat terburu-buru, dan semua orang memang terlihat sibuk.

"Aku panggil Joo Hyuk dulu." Sung Kyung berjalan menjauh sementara aku bertanggung jawab menjelaskan ini semua sepertinya.

Aku berjalan kesampingnya, "Tadi sunbae bilang kita harus membeli barang yang ada di daftar ini," aku ingin menyerahkan kertasnya namun ia hanya melihatku sekilas dan berjalan pergi.

Aku berjalan di belakangnya mengikuti. Kami menuju mobil yang telah terparkir di depan perkemahan, dengan seorang supir yang sudah siap di kursi depan.

Dio segera masuk kedalam dan duduk di paling depan, disamping supir. Sedangkan aku masih menunggu Joo Hyuk, dan Lee Sung Kyung yang sekarang terlihat berjalan sangat lambat keluar dari perkemahan.

Keduanya mengabaikanku dan duduk di kursi paling belakang, menyisakan kursi tengah untuk diriku sendiri, oh dan mungkin untuk barang-barang yang akan kami beli.

Kami membeli cukup banyak perlengkapan dengan beragam kantung plastik. Meski hanya dimintai tolong untuk mengawasi, Dio rupanya membantu banyak. Terutama membawa barang-barang yang cukup berat. Mengantar bulak-balik ke dalam mobil dan mengecek apakah semua barang sudah dibeli, dia cukup terampil.

Joo Hyuk dan Lee Sung Kyung sudah masuk terlebih dulu di belakang. Lagi-lagi keduanya menolak untuk kusuruh duduk di tengah, sedangkan Do Kyungsoo tak perduli. Beberapa barang untungnya muat untuk berbagi di belakang sana, serta lebih banyak diletakkan di kursi tengah membuatku sesak bergerak.

Biar saja tak akan ku bantu Joo Hyuk dan Sung Kyung untuk keluar nanti, biar mereka lewat pintu belakang, pikirku dalam hati karena gemas melihat tingkah keduanya yang sedang di mabuk cinta itu, sungguh pemuda dan pemudi ini menyebalkan. Tapi aku tak akan merusak hari pertama jadian mereka, anggap ini hadiah.

MelodiesWhere stories live. Discover now