Wattpad Original
This is the last free part

MDH - Chapter 12

758K 27.5K 2.2K
                                    

Aku menggeliat saat kesadaran ku sudah kembali. Aku membuka mataku lalu mengerjapkan pandanganku sebelum tersenyum saat tatapanku langsung terfokus pada lengan kekar yang kini melingkar di pinggangku.

Hawa dingin di pagi ini tidak menusuk pori-pori kulit karena kehangatan seolah melingkupi tubuhku. Ya, kehangatan itu memang melingkupiku kali ini.

Raga mengerang lalu mengetatkan lengannya semakin mendekatkan tubuhku ke tubuhnya, dan perlahan aku bergerak memutar tubuhku agar menghadap ke arahnya.

Senyumku semakin lebar saat kulihat wajah terlelap nya yang begitu polos tapi masih terlihat mempesona.

Aku mengagumi semuanya yang ada pada diri pria ini. Meski belum yakin sepenuhnya—Raga sudah berubah— aku hanya berharap tidak akan ada lagi bentakan atau tatapan dingin mengancamnya saat ia menatapku.

Aku selalu ingin menatap matanya yang menatapku lembut seperti semalam. Lembut dan tidak menakutkan. Tidak membuatku bergidik dan ingin secepatnya menjauh pergi dari dirinya.

Alih-alih aku ingin berlama-lama menatapnya dan tenggelam di dalamnya.

Lamunanku membuyar oleh bulu matanya yang bergerak dan keningnya mengernyit sesaat. Sebelum matanya terbuka dan pandangan kami bertemu.

"Pagi..." Oh, suaranya... suara bangun tidurnya kenapa terdengar begitu indah menembus gendang telingaku?

"Pagi..." jawabku sebisa mungkin menormalkan nada suaraku. Tapi sial, yang keluar adalah suara yang terdengar seperti tercekat.

Sekarang wajahku memanas saat ia menampakkan senyuman—tidak, bukan senyuman. Karena sialnya, terlihat seperti seringai—yang aku bisa tangkap dari wajahnya.

"Menemukan yang kau sukai?" Ia mengangkat kepalanya lalu menopang dengan sikutnya. Sedangkan tangan yang lain yang melingkar di pinggangku kini beralih mengelus lembut pipiku. "Kau manis sekali dan kau harus tahu itu," Ia menatap lekat setiap inci di wajahku sebelum mendaratkan kecupannya di keningku.

Ini menakjubkan...

Pernikahan impianku. Terbangun dalam pelukannya. Melihat senyumnya saat membuka mata. Mendengar suara seraknya yang indah, dan mendapat kecupan manis di keningku.

Aku menunduk dan menenggelamkan kepalaku pada dada bidangnya saat ia kembali menarik tubuhku ke dalam dekapannya. Ini lebih baik karena wajahku memanas setelah mendengar ucapannya. Setidaknya sekarang aku tidak terlihat bodoh karena wajahku yang memerah—malu.

"Raga?" gumamku pelan. Aku mendongak melihat wajahnya. Lalu mengernyit saat menyadari kalau Raga tampak sedang melamun. Pandangannya lurus menerawang ke depan.

"Raga!" Kali ini aku menekankan tanganku pada dadanya demi mengembalikan dia ke dunia nyata.

Raga memang sedang memikirkan sesuatu. Dia tampak terkesiap saat aku kembali memanggil namanya.

"Ya, Sayang?"

Aku membuang napas berat, karena penasaran apa yang sedang di pikirkan nya sampai tidak mendengar ucapan ku. Padahal baru saja dia menggodaku. Apa dia lagi memikirkan wanita lain? "Ada yang kau pikirkan?"

"Ha, tidak ada, ada apa?" jawabnya, lalu kembali mengecup puncak kepalaku sekilas.

"Kamu tidak sedang menyembunyikan sesuatu di belakangku, kan?"

"Tidak, tentu saja tidak."

Aku mengangkat wajahku dan menatap matanya mencari kebenaran disana, dan sialnya aku tidak mendapatkan apapun. Tatapannya datar. "Raga?"

"Ya?"

"Masih belum mau menceritakan kenapa kau berubah kemarin?"

Sejujurnya aku memang masih penasaran dengan sikapnya akhir-akhir ini yang terlampau kasar, dan perubahan sikapnya yang tiba-tiba tentu saja tidak sepenuhnya membuatku merasa tenang. Masih ada rasa khawatir, takut-takut ia akan kembali menjadi iblis.

icon lock

Show your support for demimoy, and continue reading this story

by demimoy
@demimoy
Melody harus merelakan sisa hidupnya terampas karena dijadikan jamina...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 37 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @demimoy.
My Devil HusbandWhere stories live. Discover now