Part 12 :"Pelarian"

16 3 0
                                    

[John POV]

"Kita bertemu lagi, Nina.", pria itu menyeringai sambil menyebut nama Nina. Aku penasaran apa hubungan pria tampan ini dengan Nina, apa dia pacarnya? Atau jangan-jangan suaminya?! Arghh.. ku harap bukan. Tapi aku melihat hal aneh dari pria itu, dia membawa topeng oni berwarna merah tergantung di pinggangnya.

"K- kau... Red... Red D-Demon?!", ucap Nina terbata-bata. Kulihat mata Nina terbelalak setelah melihat pria yang dia sebut Red Demon itu.

"Anu.. Niー"

"KENAPA KAU MASIH HIDUP HAH?!!! AKU MELIHATMU MATI DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI!!", ucap Nina menyela perkaataanku dengan nada marah kepada Red Demon.

"Whoa.. gadis cantik, aku kesini bukan untuk menjadi musuhmu. Aku datang bersama orang itu. RazorBlaze", balas Red Demon.

"HAH?! BAGAIMANA BISA KAU BERSAMA DENGAN RAZOR?!! DAN YANG TERPENTING, MENGAPA KAU MASIH HIDUP?!! AKU MELIHAT TUBUHMU TERTEMBUS KATANA AYATO PADA SAAT ITU!!!", Nina tetap mencecar pertanyaannya dengan nada marah.

Aku yang tidak tau apa-apa hanya diam menyimak percakapan mereka. Yang aku tangkap dari percakapan mereka adalah bahwa Red Demon ini pernah bertemu dengan Nina dulu dan sepertinya  hubungan mereka tidaklah baik.

"Aku akan menjelaskannya nanti Nina, yang terpenting adalah membawa anak ramalan itu kepada The Elders", jawab Red Demon.

'Adrianel, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, bantu aku', batinku kepada Adrianel.

'Baiklah tuan, aku yang akan urus semuanya', balas Adrianel.

"OMONG KOSONG!", dengan cepat Nina mengambil panahnya dari punggungnya dan langsung melesatkan anak panah ke arah Red Demon.

Reflek, aku mensummon chokutoku. Kulihat Red Demon menghindari anak panah itu dengan mudahnya. "Nina! Sadarlah, sekarang bukan waktunya untuk bertarung!", ucap Red Demon dengan nada tinggi.

Tapi Nina tidak menggubrisnya, dia terus menerus melesatkan anak-anak panah ke arah Red Demon dengan cepat. Red Demon sejauh ini hanya menghindar dari serangan Nina. Aku pun tidak berani berbuat lebih jauh kecuali jika memang pria itu menyerang Nina akan kulawan dia tak peduli dia bersama Razor itu atau tidak.

"HOI JOHN! BANTU AKU DASAR KAU TIDAK BERGUNA!", Nina membentakku sambil tetap melesatkan anak panahnya.

"Hei anak ramalan, tenang saja, aku yang akan menyelesaikan ini. Jangan ikut campur", ucap Red Demon sambil tetap menghindari serbuan anak panah Nina.

'Sial, Adrianel bagaimana menurutmu?', tanyaku kepada Adrianel.

Tapi Adrianel tidak menjawabku.

'Hei Adrianel', panggilku.

'Maaf tuan, pria itu memilikiー tidak, pria itu adalah iblis itu sendiri. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik kau turuti kata pria itu tuan', ucap Adrianel menjelaskan.

'Yang benar saja, aku tidak bisa berdiam diri dalam keadaan seperti ini'

'Maaf tuan'

'Baiklah jika kau tidak bisa berbuat apa-apa, biar aku yang menyelesaikannya', ucapku. Aku pun langsung memikirkan sesuatu untuk melerai mereka berdua.

"Sial", umpat Nina. 

Kulihat Nina mengeluarkan sebuah belati dari dalam jubahnya. Lalu berlari ke arah Red Demon dan mengayunkan belatinya berkali-kali untuk menyerang Red Demon. Tapi tak satupun serangan itu mengenai Red Demon yang terus menerus menghindar. Nina pun mengarahkan ujung belatinya ke perut Red Demon.

Psychopath [BOOK ONE]Where stories live. Discover now