Later in the Morning

15 0 0
                                    

Disclaimer: Harry Potter (c) JK Rowling, Anihogwarts (c) spearmercury, Micah Robbins (c) Kuro

Terkadang ada hal yang tidak perlu diketahui bagaimana prosesnya hingga hasil akhirnya seperti demikian adanya.

Pun dengan pasangan yang terpaut empat tahun ini, yang baru saja menikah dua bulan lalu. Usia sang suami adalah dua puluh dua tahun, dan usia sang istri adalah dua puluh enam tahun. Mungkin ada yang berpikir bahwa perbedaan usia di mana yang wanita lebih tua adalah suatu keanehan. Bagaimana tidak, sewajarnya pria lah yang lebih tua, lebih dewasa, karena ia menanggung beban hidup keluarga barunya. Namun ingatkah akan ungkapan ‘cinta itu buta’? Ya, cinta membutakan segala batasan tak kasat mata tersebut.

Elfagio –tadinya Swinger—membuka gorden jendela kamar, menyilakan tombak-tombak emas menghujam lantai dan selimut di dalam kamar hangat itu. Hari masih pagi, belum pula jarum pendek pada jam menyentuh angka tujuh. Wanita itu menyatukan rambut merahnya dan mengikatnya ekor kuda dengan agak berantakan. Ini masih pagi, dan toh ia belum akan bertemu sesiapa yang mengharuskannya berpakaian rapi.

Dear,”

panggilnya dengan lembut. Telapaknya perlahan menyentuh pundak pria yang masih lelap di dalam selimut itu.

“Micah,”

bisiknya di dekat telinga pria berambut cokelat itu.

Wake up, honey,”

ucapnya seraya jemarinya mengusap dahi hingga menyisir poni lelakinya itu.

Usaha sang wanita membangunkan Micah –tadinya Robbins- oh, sekarang pun masih Robbins, ya—tak sia-sia, karena pria itu menggeliat tanda bahwa kesadarannya sudah kembali dari alam tak sadarnya. Glabelanya dikerutkan, menyesuaikan matanya dengan intensitas cahaya di ruangan itu, hingga akhirnya ia dapat melihat siapa yang membangunkannya.

“Elfa.”

Suara serak khas bangun tidur milik Micah Robbins. Hal indah yang mengawali setiap pagi Elfie sejak ia tak lagi tidur sendiri setelah bertahun-tahun pisah tidur dengan orangtuanya. Senyum terkembang di wajah Elfie tatkala wajah yang hampir tak pernah berekspresi itu menatapnya. Dilayangkannya sekilas kecup di bibir suaminya.

“Ayo sarapan, katamu kemarin kau mau makan sosis—aw!”

Wanita yang baru saja hendak menegakkan tubuh itu terjatuh karena barusan lengannya ditarik dengan kekuatan cukup besar oleh Micah Robbins. Dengan cepat wajah yang biasanya berkacamata itu didekatkan hingga ia bisa melihat binar biru istrinya dengan sangat jelas.

I want to have you first.”

Dengan wajah datar, ingat. Tapi Elfie adalah orang ketiga selain orangtua Micah Robbins yang tahu bahwa lelaki itu dalam dirinya tidak datar seperti wajahnya saat ini. Elfie tersenyum dan terkikik geli, pipinya bersemu tipis karena ucapan suaminya.

Make sure you finish it.”

Sehari-hari Sang Fiksi - AnihogwartsWhere stories live. Discover now