2

2.8K 288 20
                                    

 "Wah~ Jung, tumben sekali kau berada di dapur sepagi ini?"

Jungkook membalikkan badannya, dengan celemek yang melekat, tangannya tengah memegang spatula. Satu ulas senyum menampakkan gigi kelincinya terukir di wajahnya. Jungkook terkekeh aneh dan membuat Yoojung sedikit curiga. Lagipula bukannya Jungkook tidak bisa memasak?

Langkah kakinya mendekati kompor, berdiri di samping Jungkook. "Hei, Jung, kau pikir kita bisa memakan ini?" tanyanya tak percaya menatap karya suaminya di atas penggorengan. Yoojung mematikan kompor segera dan merebut spatula di tangan Jungkook. Dengan cekatan ia segera membersihkan telur dadar yang sebenarnya sudah tak lagi mirip telur dadar ke dalam tempat sampah. Warna yang seharusnya kuning kini telah berubah menjadi hitam gosong.

"Biar aku yang memasak. Kan, sudah pernah kubilang. Jangan coba-coba mendekati dapurku." Omel Yoojung seraya membersihkan bekas minyak yang bercecer di sekitar kompor. Jungkook hanya terkekeh merasa bersalah. Lantas melepas celemek yang dikenakannya dan memakaikannya kepada Yoojung.

Begitu tangannya selesai mengikat celemek tersebut pada tubuh Yoojung, kedua tangan kekar Jungkook melingkar di perut Yoojung. "Kau gemukan, ya." Gumamnya sambil meletakkan dagunya ke pundak Yoojung.Yoojung mendecih mendengarnya.

"Kenapa? Kau tak suka aku gemuk?"

Jungkook terkekeh kemudian mengecup pipi Yoojung singkat sebelum pergi ke meja makan untuk menata piring. "Ough, dasar nyonya Jeon yang pemarah."

Yoojung hanya mendecih mendengarnya dan tetap fokus mengocok telur. Sedangkan Jungkook yang tengah menata piring di meja mendadak terhenti oleh getaran ponsel di saku celananya. Tangannya merail ponsel tersebut dan menatap sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

| Jungkook, bisakah kita bertemu nanti. Ini aku Kwon Chaerin. |

Membaca pesan tersebut mendadak Jungkook diliputi rasa gelisah. Padahal baru saja pagi ini ia bisa melupakan perbuatannya dengan Chaerin tempo hari. Ia lupa bahwa banyak yang harus ia jelaskan kepada Chaerin. Tentang bahwa ia telah menikah dengan gadis yang ia cintai.

Mungkin, ia memang harus bertemu dengan Chaerin hari ini untuk menjelaskan semuanya. Dan bahkan tentang tempo hari, kenyataan bahwa ia telah tidur dengan gadis itu di belakang Yoojung. Itu hanyalah sebuah kesalahan. Ya, ia Harus menjelaskannya agar semua masalah ini cepat berakhir.

---

Jungkook menuju alamat sebuah apartemen tempat tinggal Chaerin. Gadis itu baru saja mengirimkan alamatnya padanya. Sebelumnya Jungkook hanya ingin bertemu Chaerin di sebuah café yang tak jauh dari kantornya, namun gadis itu bersikeras agar Jungkook datang ke apartemennya saja.

Disilah ia sekarang duduk di sebuah sofa ruang tamu apartemen Chaerin. Gadis itu sedang membuat kopi di dapur untuk Jungkook. Beberapa menit kemudian Chaerin datang membawa secangkir kopi untuk Jungkook. Pemuda itu menerimanya dan menyesapnya sedikit sebelum meletakkannya kembali ke atas meja dan memulai pembicaraan.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?"

Chaerin terkekeh kecil menatap wajah serius Jungkook. "Haruskah aku langsung membicarakannya?"

Jungkook mengangguk cepat, ingin segera pergi dari apartemen Chaerin. Rasa tak nyaman menyergapnya begitu ia melangkah masuk ke dalam apartemen. Duduk hanya berdua dengan Chaerin membuatnya merasa tak nyaman. "Begitu lebih baik. Aku juga memiliki banyak penjelasan yang harus kusampaikan padamu."

Chaerin menggigit bibir bagian dalamnya dan menatap Jungkook dalam. "Kalau begitu, kau duluan."

Mendengarnya Jungkook meloloskan nafas panjang. "Jadi, maafkan aku soal tempo hari. Kau tahu, itu hanya sebuah kesalahanku. Aku terlalu mabuk dan tergoda. Kumohon kau tidak salah paham akan hal tersebut."

The Truth Untold ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα