7

2.4K 263 6
                                    

"Kau akan lembur lagi hari ini?" tanya Yoojung dengan dingin. Namun Jungkook tak menyadari perubahan sikap istrinya. Bahkan dengan tenang membawa tasnya dan mengecup kening Yoojung.

"Iya, maafkan aku. Aku akan pulang secepatnya oke?"

Begitu Jungkook menghilang di balik pintu, Yoojung segera berlari menuju kamar mandi. Ia telah menahannya sejak tadi. Rasa mual makin menjadi pagi ini. Sepertinya ia harus memeriksa kandungan hari ini.

Ia telah mengadakan janji dengan Dokter Song siang nanti. Setelah membersihkan rumah dan merapikan diri, akhirnya Yoojung berangkat menuju rumah sakit. Ia kesana bersama Hana. Karena tak mungkin ia mengajak Jungkook lantaran ia belum memberi tahu suaminya tentang kehamilannya. Mendapati masalah yang kini ia dapat lagaknya Yoojung memutuskan untuk menyembunyikan kehamilannya hingga semua masalahnya terselesaikan.

"Kandunganmu sangat lemah, Yoojung-ssi. Apakah anda sedang stress akhir-akhir ini?"

Yoojung terperangah sejenak mendengar penuturan Dokter Song. "Ah, ya begitulah. Aku mengalami banyak masalah akhir-akhir ini."

Dokter Song tersenyum dan meraih tangan Yoojung, "Ini kehamilan pertama anda kan Yoojung-ssi? Apakah nyonya mengajak suami kesini?"

"Ah, tidak. Aku bersama temanku."

"Oh begitu. Kalau begitu, kusarankan untuk beristirahat yang banyak dan makan teratur. Usahakan tidak kelelahan atau memikirkan banyak hal sehingga membuat nyonya tertekan. Pikirkanlah kesehatan bayi nyonya."

Yoojung keluar dari ruangan pemeriksaan setelah sekian lama Hana menunggu. Hana tak banyak bicara dan membantu Yoojung berjalan lantaran gadis itu nampaknya sedang kelelahan. Terlebih beban pikiran yang diderita Yoojung akhir-akhir ini. Namun iris Hana mendadak menangkap presensi Jungkook. Ia menoleh menatap Yoojung dan mendapati kawannya juga melihat sudut yang sama.

Jungkook tengah merangkul seorang wanita bernama Kwon Chaerin. Mereka berdua nampak tengah berjalan keluar dari rumah sakit. Buru-buru Hana memutar tubuh Yoojung dan memastikan bahwa Yoojung baik-baik saja.

"Kau tak apa?"

Yoojung mengatur nafasnya. Rasa sakit di hatinya benar-benar semakin lebar. Entah sampai kapan ia harus bertahan. Namun setiap manusia pasti ada batasnya. "Aku tak apa, Han. Han, bisakah kau mencaritahu alamat rumah wanita itu? Kwon Chaerin."

----

Yoojung mendapatkan alamat apartemen tempat tinggal Chaerin esoknya dari Hana. Begitu mengetahuinya ia segera pergi ke apartemen tersebut. Jungkook sedang ada dinas keluar kota hari ini. Yoojung telah memeriksa jadwal Jungkook dan suaminya itu kali ini tidak berbohong.

Begitu jam menunjukkan pukul 5 sore, Yoojung telah tiba di depan apartemen Kwon Chaerin. Ia menekan bel sekali dan dengan cepat sosok Chaerin telah membukakan pintu dengan senyum memuakkan tersebut.

Tak ingin berbasa-basi dan telah diliputi rasa marah, Yoojung langsung menerobos masuk dan menampar wajah Chaerin. "Dasar jalang!" umpatnya marah.

"Apa yang kau lakukan?!" balas Chaerin bingung setengah marah.

"Kau pikir aku tak tahu? Kau berselingkuh dengan suamiku? Perbuatanmu itu sangatlah menjijikkan Chaerin-ssi. Kau sangat menjijikkan!" teriak Yoojung dan menampar wajah Chaerin lagi.

Pipi Chaerin memerah dan terasa panas. Namun ia membiarkan Yoojung melampiaskan amarahnya. "Lalu, apa yang akan kau lakukan? Faktanya bahkan Jungkook mencintaiku sekarang."

"Dasar jalang gila!" teriak Yoojung marah dan hendak menampar Chaerin lagi. namun Chaerin menahan tangan Yoojung.

"Kau memang telah menikah dengan Jungkook. Tapi kau tak akan pernah mendapatkan hatinya seutuhnya."

"Apa?!"

"Kau tahu? Aku adalah cinta pertama Jungkook. Bagi pria itu, cinta pertama adalah satu hal yang tak bisa dilupakan."

---

Yoojung pulang ke apartemen dengan amarah memuncak. Ia tidak puas hanya dengan melabrak sosok Chaerin. Ternyata Chaerin lebih busuk dari dugaannya. Ia menangis sepanjang jalan. Ia membiarkan orang-orang di sekelilingnya memandangnya aneh. Memutuskan untuk duduk di halte dan membiarkan bis yang harusnya ia naiki berjalan meninggalkannya.

Yoojung tak bisa berpikir jernih. Rasa sakit mengukungnya dan membuat dirinya terasa kacau. Ia tak tahu jika ternyata perubahan sikap Jungkook karena wanita tersebut. Sangat menyakitkan ternyata jika Jungkook kembali berhubungan dengan cinta di masa lalunya. Bahkan itu sudah terjadi ketika dinasnya minggu lalu ke Busan. Ketika ia menemukan Jungkook pulang lebih awal tengah malam dan memeluknya dalam tidurnya. Ia tak tahu ternyata Jungkook baru saja bersama wanita tersebut.

Tiba-tiba sebuah mobil silver berhenti di hadapannya. Kaca mobil turun dan menampakkan sosok Jimin di balik kemudi. Sungguh Yoojung tak ingin bertemu Jimin disaat seperti ini. Terlebih setelah apa yang telah terjadi diantara mereka. Ia tak ingin sama seperti Jungkook yang menghianatinya. Ia masihlah Jeon Yoojung, istri Jeon Jungkook dan mencintai Jungkook. Meski Jungkook telah melukai kepercayaannya, ia tak ingin Jungkook kehilangan kepercayaannya terhadapnya.

"Kau tak apa? Mengapa kau menangis?" tanya Jimin begitu mendekati Yoojung dan mengusap air mata gadis tersebut. Melihat bahwa Yoojung berada dekat dengan kediaman Kwon Chaerin, apakah gadis ini baru saja menemuinya? Sesuatu pasti telah terjadi.

"Pergilah Jim. Aku tak butuh bantuanmu."

"Tidak. Aku akan tetap disisimu. Masuklah, akan kuantar kau pulang."

Yoojung menggeleng pelan. "Tidak mau. Aku tak ingin pulang ke rumahku." Tentu saja Yoojung tak ingin kembali kesana. Kembali ke apartemen tempat tinggalnya bersama Jungkook membuatnya merasa kesepian dan semakin merasakan pengkhianatan yang Jungkook lakukan kepadanya.

Jimin terdiam, masih menggenggam kedua lengan Yoojung. "Kalau begitu tidurlah di tempatku malam ini."

Yoojung menatapnya tajam. Lantas melepaskan pegangna Jimin dengan kasar. "Dengar Jim. Aku bukan wanita seperti itu. Aku... hiks.. hiks.. tak ingin menjadi seorang istri yang mengkhianati suaminya. Aku masih mencintai Jungkook, Jim."

Jimin merotasikan bola matanya dan menghela nafas kasar. Tentu saja Yoojung bukanlah wanita seperti itu. Ia kenal betul siapa Yoojung. "Kau sudah mengetahuinya bukan?"

Yoojung menatap Jimin dengan mata sembabnya bingung. "Apa?"

"Jungkook berselingkuh. Dan kau masih mencintainya?"

"Apa? Kau sudah mengetahuinya dan tak memberitahuku?"

Yoojung bangkit dari duduknya dan menatap Jimin marah. "Sejak kapan kau mengetahuinya?"

"Tidak penting sejak kapan aku mengetahuinya. Aku hanya ingin kau mengetahuinya sendiri."

Yoojung menggigit bibir bagian bawahnya. Ia semakin menangis. Jimin nampaknya mengetahui banyak tentangnya. Tentu saja ia lebih baik mengetahuinya sendiri ketimbang seseorang yang bahkan memberitahunya. Hatinya masih terasa sakit dan ia merasa lemah untuk berdiri. Lantas ia berjongkok dan mulai menangis keras.

Sebenarnya Jimin merasa kasian dan merasa bersalah. Sungguh ia tak ingin melihat Yoojung menangis seperti ini. Namun inilah momen yang ia tunggu. Dimana Yoojung mengetahui pengkhianatan suaminya dan perlahan rasa Yoojung terhadap lelaki brengsek itu menghilang. Kemudian Jimin akan menggantikan posisi Jungkook di hatinya.

Jimin menarik lengan Yoojung memaksa gadis itu berdiri. Ia tahu Yoojung tak kuat untuk berdiri karena rasa sakit hatinya. Maka ia menarik Yoojung dalam pelukannya dan mengusap punggung gadis itu menenangkan. "Menangislah. Menangislah sepuasmu. Aku akan selalu ada untukmu Yoojung."




  To be continued.  

The Truth Untold ✔Where stories live. Discover now