BAB 5: Anantha

465K 19.1K 820
                                    

WARNING!!!!
[Banyak mengandung kalimat kasar 18+]
Dimohon bijak dalam membaca!!!
SEGERA TERBIT KETIKA CERITA SUDAH TAMAT!!! (DAN TERSEDIA DISELURUH GRAMEDIA INDONESIA)
•MASIH ON GOING = TENANG!!! PART LENGKAP.
•Hanya satu kali Publish, satu hari sebelum Terbit semua part akan dihapus secara permanen. Segera baca sebelum ketinggalan!!!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

***

Sebelum memulai sebuah hubungan yang baru. Lebih baik selesaikan masa lalumu terlebih dahulu.
REAGEN2021.



***

"Fan!"

Gadis yang dipanggil namanya itu menoleh ke belakang. Posisi mereka berada pada jarak lima meter. Berdiri di sebuah lorong penghubung antar kelas. Lorong itu sepi, karena jam pelajaran sudah berganti lima menit yang lalu.

Brian melangkahkan kakinya maju kedepan mendekati Fany yang berdiri tenang ditempatnya. Gadis berambut sebahu itu menatap datar ke arah Brian, mantan kekasihnya.

Sudah lama, semenjak mereka putus, dan semenjak Brian memilih Teressa dibanding dirinya. Pertemuan singkat mereka hari ini cukup mengingatkan Fany dengan luka lamanya yang belum kering. Mengingat apa yang telah Brian lakukan padanya, membuat Fany beberapa bulan yang lalu harus menghindari bertemu dengan Brian di Sekolah. Dan saat ini, mereka kembali berada dalam jarak yang dekat. Memungkinkan Brian menatap bola mata dengan warna coklat terang milik Fany yang berubah dingin.

Sampai di hadapan Fany. Brian seolah lupa dengan ucapan yang sudah berada di ujung tenggorokannya tadi. Melihat wajah Fany yang tidak pernah berbeda dari dulu, saat mereka berpacaran membuat leher Brian kembali tercekik dan sesak.

Dengan tenang, Fany menunggu Brian bersuara sambil menaikkan sebelah alisnya. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. Melihat ke arah Brian yang tampak gugub dengan ucapannya.

"Lo nggak papa?"

"Gue baik," jawab Fany cepat tanpa basa basi.

"Syukurlah kalau nggak papa."

"Kenapa lo nanya gitu? Khawatir sama gue?"

Mendengar pertanyaan itu membuat lidah Brian kelu. Dia tidak bisa seperti dulu. Keputusannya yang salah membuat hati Fany sakit. Dan sekarang hatinya di selimuti rasa penyesalan. Tapi, Brian tidak ingin menjadi egois dan meninggalkan Teressa untuk kembali kepada Fany. Ia tidak ingin menyakiti siapapun lagi.

"Gue pergi dulu, Fan." Tanpa menjawab pertanyaan Fany. Brian membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi dari sana. Meninggalkan Fany yang menyunggingkan sebelah sudut bibirnya.

"Brian, gue bakal balas dendam. Tapi pakai cara gue sendiri. Ratu nggak menggunakan cara basi buat menjatuhkan penghianat."

***

"Selamat Siang anak-anak.."

Seorang guru berkumis kotak memasuki kelas IPA, kelas dimana Reagen dan beberapa anggota Sheild yang lain ada di sana.

Guru pria yang selalu menggunakan batik itu membawa beberapa buku dan tas di tangannya.

"Habis dari mana, Pak? Tadi kenapa jam kosong?" Tanya salah seorang siswa yang memberanikan diri bertanya.

REAGEN Where stories live. Discover now