BAB 16: Teror

329K 14.6K 418
                                    

ANAK TIKTOK MANAAA SINI ABSEN DULU!!!

SPAM VOTE DAN KOMEN!!! AKU BAKAL UP MALAM INI JUGAAA🥳🥳

PELAN PELAN BACANYA KARENA TEORI PART INI AGAK MEMUSINGKAN EPERIBADIHHHH⚠️⚠️

***

Bukan bagaimana caramu mempercayai seseorang. Tapi, bagaimana caramu menghargainya.
Chellindy_Story

***







"Nan, kamu kenal sama om Samuell nggak?" Tanya Dahlia yang matanya terus fokus melihat kedepan. Tangannya juga sibuk menyetir ditengah kemacetan, padahal hari mulai gelap, ia tau anak gadisnya mungkin lelah, dan tugas Dahlia saat ini adalah, segera mengantar putrinya sampai di rumah.

Anantha yang menyenderkan kepalanya pada kaca mobil, sama sekali tidak menoleh ke arah Mamanya yang beberapa kali sudah melirik ke arah Anantha.

"Nggak tau, Mah. Emang siapa?" Jawab Anantha acuh.

Dahlia meneliti wajah anak gadisnya yang terlihat agak berbeda dari biasanya. Dia hafal betul bagaimana ekpresi wajah Anantha yang menggambarkan perasaannya saat ini. Mata gadis itu juga agak memerah. Menghela nafasnya, Dahlia enggan kembali bertanya pada Anantha. Wanita itu mengangkat bahunya sambil tersenyum simpul. Kembali fokus ke jalanan depan.

"Nggak papa, Mama cuma asal nanya.."

***

Reagen melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, melewati jalanan sepi untuk menuju rumah Mpok Atik. Tepatnya, warung yang di buka Ibu Kantinnya itu di rumah, sengaja dibuat sebagai tempat berkumpulnya para anggota Sheild setelah pulang Sekolah biasanya.

Pria dengan setelan serba hitam itu terus menarik tangannya di atas setang motor untuk mempercepat laju motor hitam miliknya. Dengan mata yang menajam kedepan, rahang yang mengeras, ditutupi helm fullface.

Lima menit berlalu, dia sampai di sebuah tempat yang telah dipenuhi beberapa orang di sana. Melihat kedatangan Reagen, membuat mereka semua berdiri dengan wajah penuh tanya. Terutama Dewa, pria itu berjalan menghampiri Reagen, yang bahkan belum turun dari motornya.

Reagen melepas helm di kepalanya. Ekpresi wajahnya yang masih datar, bahkan dingin itu membuat suasana semakin tegang. Pria itu turun dari motor, dan berjalan ke arah Dewa yang menatapnya penuh tanda tanya.

"Kenapa lo ngumpulin kita secara mendadak kaya gini, Bos?"

Reagen menoleh ke arah Jimmy yang berdiri di belakang Dewa. Mata pria itu meneliti satu persatu anggota Sheild yang menatap ke arahnya. Endruw, Brian, Felix, Jimmy, Dewa, dan Deva. Satu anggota yang selama ini hiatus karena Corona. Tapi, tenang, Deva sudah dinyatakan Negatif Covid, alhasil dia sudah bisa berkumpul bersama anggota Sheild lainnya.

Reagen mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Pria itu mengangkat sebuah batu bersimbol X yang dilempar geng motor tadi di hadapan anggota Sheild.

Mata dewa membulat, begitu juga Jimmy dan Felix yang panik. Raut wajah mereka berubah begitu saja, saling menatap satu sama lain seolah penuh tanya.

"Ada yang lempar batu ini. Dia anggota gengnya Baron, dari Orion.." Jimmy membulatkan mulutnya dengan sebelah tangan yang memegang bahu Felix.

"Kenapa mereka cari gara-gara lagi? Bukannya semua udah selesai? Permasalahan keluarga lo dan keluarga Baron, Rey?"

Reagen menoleh ke arah Dewa yang berasumsi dengan pikirannya. Pria itu memperlihatkan simbol X berwarna merah ke hadapan anggota Sheild lagi.

REAGEN Where stories live. Discover now