The ACE Rules | Part 4 - Ain't No Stopping Me

38.8K 2.7K 125
                                    

Halo, mau nggak kalau double update?

Vote dan 200 komen ya, langsung malem ini juga publish

Happy Reading🍀
-Aira Lyn

Playlist🎶 : Trauma - Elsya ft. Aan Story

***

Suara gaduh peralatan dapur yang terjatuh ke lantai membangunkan tidur nyenyak Irene.

Siapa yang memasak sepagi ini? Asisten rumah tangganya tidak mungkin datang sebelum jam sepuluh. Jika seseorang sedang memasak, Irene seharusnya mencium bau harum masakan dari tadi. Tapi ia tidak mencium aroma apapun. Jadi saat itu juga kesadarannya langsung terkumpul.

"Leon..."

Jendela-jendela dan pintu kaca yang mengarah ke balkon apartemennya tertutup rapat dengan tirai, tetapi sinar matahari menyelinap masuk dari ruangan lain. Irene mengerjapkan matanya dan menguap. Masih menyesuaikan diri dengan cahaya terang yang menyebar ke seluruh sudut kamar lalu duduk di tepi ranjang.

Ada baiknya ia terbangun sekarang, karena saat melihat jam, ia nyaris kesiangan. Hari ini ia memiliki jadwal yang sangat penting. Jika Irene kembali meneruskan tidurnya tadi, ia mungkin tidak akan punya cukup waktu untuk bersiap-siap dan sudah pasti akan terlambat.

"Leon..." Irene menyingkap selimut tebal dari tubuhnya dan menunggu. Apa Leon tidak mendengar panggilannya? Sambil mengikat rambut, Irene berjalan ke dapur.

"Pagi sayang... Kau lapar hum?"

Meski sempat terkejut melihat keadaan dapurnya yang kacau, Irene terus melangkah ke meja counter dan tertawa.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya geli, mendapati Leon duduk di dalam mangkuk salad dengan memaksakan ukuran badannya yang besar dan mengelusnya.

Hari-harinya memang selalu diawali dengan tingkah menggemaskan Leon. Kucing ras Chartreux bulu pendek berwarna abu-abu itu memiliki bola mata emas yang lebar. Bagaimana bisa Irene marah jika mata selucu itu menatapnya? Tentu saja Irene akan luluh.

"Kemarilah... Tidak apa-apa sayang, aku tidak marah," bujuknya, seakan bicara pada anaknya sendiri. Ia memang menyayangi kucing itu lebih dari sekadar hewan peliharaan.

"Tunggu sebentar.. Dimana makananmu?"

Tangan Irene terulur membuka kabinet atas, mengambil bungkus makanan kering kesukaan Leon yang terbuat dari ikan salmon dan bebas biji-bijian.

Mendengar suara dari kemasan itu, ekor panjang Leon lantas mengibas, dengan cepat melompat turun dan menuruti semua ucapan Irene. Bermanja-manja di kakinya, tahu jika ia siap memberikan wadah makanannya. Mungkin karena Irene sudah merawat Leon dari masih bayi, kucing itu jadi sangat memahami bahasa Irene.

"Kau ingin makan? Cium aku dulu." Irene berjongkok rendah, lalu hidung mungil Leon menyentuh hidungnya.

Irene tertawa gemas dan balas mencium Leon. "Good boy.. I love you too."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The ACE RulesWhere stories live. Discover now