The ACE Rules | Part 11 - Bad Day

28.7K 2.2K 164
                                    

Halo, apa kabar?

Jangan lupa vote dan komennya

Happy Reading🍀

Playlist🎶 : Love is Gone - Slander ft. Dylan Matthew

***

Irene mengintip dari celah pintu kamar yang sedikit terbuka. Setelah berhari-hari, akhirnya ayahnya pulang ke rumah.

Kemarin Irene menerima sebuah surat. Surat pemberitahuan bahwa ia terpilih mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di universitas seni pertunjukan terbaik di Paris.

Irene sangat terkejut. Rasanya seperti mimpi. Apalagi ia diterima melalui jalur khusus karena prestasi internasional yang dicapainya dan ia tidak sabar ingin cepat-cepat memberitahukan kabar baik itu kepada ayahnya.

Irene tidak bisa berhenti tersenyum sejak tadi. Namun anehnya, ia tiba-tiba jadi sangat gugup. Terutama ketika surat di dalam amplop yang memang sengaja ia tinggalkan di atas meja kerja ayahnya mulai dibaca.

Sebelum ketahuan, Irene pindah dengan mengendap-endap. Ia bersembunyi di ruangan lain lalu kembali mengintip. Tidak lama kemudian, ayahnya tampak keluar dari kamar dengan ekspresi yang membingungkan.

Irene tidak tahu apakah itu pertanda baik atau buruk, tapi ayahnya berjalan menuju ruang tengah sambil membawa suratnya di tangan.

Keraguan sempat menyelimuti Irene. Mungkin sekarang bukan waktu yang tepat. Ayahnya mungkin merasa lelah sepulang bekerja. Jangan-jangan ia mengganggu waktu istirahat ayahnya di rumah, tapi besok juga terlambat. Irene tidak akan bisa bertemu ayahnya karena pagi-pagi sekali ayahnya pasti sudah berangkat sedangkan ia belum bangun.

Jika bukan malam ini, kapan lagi Irene bisa bicara?

Setelah beberapa saat mengumpulkan keberanian, Irene akhirnya melangkah mendekat. "Ayah sudah pulang?" seru Irene, dengan nada lembut dan sopan.

Tanpa menjawab, ayahnya yang berdiri di depan perapian hanya menoleh sekilas. Seperti biasa, Irene diabaikan. Meskipun ia sering mendapat perlakuan seperti ini dari kecil, tetap saja ia merasa ciut.

"Kenapa kau belum tidur? Jam berapa sekarang?"

Sahutan tegas itu membuat Irene terkesiap. Menatap jam dinding, Irene sadar memang sudah sangat larut. Hampir tengah malam. Padahal ia selalu diajarkan untuk disiplin. Irene seharusnya sudah tidur dari jam sembilan.

"Aku... Boleh aku bicara sebentar dengan Ay-"

Irene berusaha mengeluarkan suara dengan susah payah, tapi lidahnya mendadak kelu. Jawabannya jadi terputus. Irene bahkan membeku di tempat, keberaniannya ikut menguap. Irene tidak sanggup berkata-kata saat melihat lembaran kertas yang tadi digenggam oleh ayahnya melayang ke dalam api.

 Irene tidak sanggup berkata-kata saat melihat lembaran kertas yang tadi digenggam oleh ayahnya melayang ke dalam api

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The ACE RulesWhere stories live. Discover now