GARANCA | 18

4K 627 130
                                    

Sesorot lampu yang menerpa wajah Bianca itu padam. Detik setelahnya Bianca melihat sesosok laki-laki dengan balutan jaket denim bewarna biru turun dari kendaraan roda dua itu. Dengan helm yang masih terpasang di kepalanya. Ia melangkah mendekati Bianca.

Bianca langsung bergerak menjauh. Wajah perempuan itu terlihat was-was. Sorotan matanya terlihat tajam. "Lo jangan berani nyentuh gue!" teriaknya.

Laki-laki itu menaikan kaca helmnya. Sorotan mata nya langsung beradu dengan sorotan mata Bianca. Dari situ ia bisa melihat ketakutan yang sangat besar di mata Bianca.

   "Gue gak takut sama lo sialan!" Bianca melepas sebelah sepatunya. Ia mendekatkan tangannya ke dada. Matanya masih menatap laki-laki itu. Dada perempuan itu terlihat naik turun dengan hidung yang kembang-kempis.

   "Lo mau apa ke sini hah?!" teriak Bianca. Kilatan matanya seperti mengeluarkan api. Sementara laki-laki itu hanya membalas dengan tatapan tenang.

   "Lo ngapain malam-malam di sini?" tanya nya.

   "Lo gak perlu tau urusan gue," hardik Bianca. "Lebih baik lo pergi sekarang!"

Laki-laki itu bergeming di tempat nya. Ia merasakan keanehan dari perempuan itu. Kenapa Bianca terlihat sangat marah?

Laki-laki itu menatap ke sekeliling tempat nya berpijak. Tidak ada siapapun di sana. Ia tidak mungkin meninggalkan Bianca sendirian apalagi waktu hampir menunjukan pukul sebelas malam. Tatapannya beralih kepada motor scoppy yang berstandar dua. Seperti nya motor itu ada dalam keadaan mogok.

    "Saat lo nyembunyiin rasa takut lo dengan amarah. Lo gak akan bisa berpikir jernih," tutur laki-laki itu sangat tenang. Ia mulai melepas helmnya. Dan detik setelahnya Bianca cukup terkejut melihat wajah yang ia kenal.

Bianca diam. Tatapan tajam perempuan itu berubah manakala melihat bola mata hitam pekat milik laki-laki itu tengah terarah kepadanya dan melekatkan tatapan penuh arti.

    "Lo?" Bianca mengerjap pelan. "Lo ngapain di sini?"

    "Berdiri."

   "Lo gak mau apa-apain gue?" tanya Bianca memastikan.

Alis kanan laki-laki itu terangkat. "Gak ada yang menarik dari lo."

   "Sialan!"

BUGH!

Bianca melemparkan sepatunya ke kepala laki-laki itu. Suara geram tertahan keluar dari bibirnya. Laki-laki itu menyentuh kepalanya yang baru saja mendapat santapan malam dari perempuan tidak tau diri itu.

   "Lo gak waras?"  Kedua alisnya menaut  dengan kilatan mata tajam.

Bianca tidak peduli. Ia membungkuk mengambil sepatu nya kembali. "Lo beneran gak bakalan apa-apain gue kan? Di sini sepi."

   "Emang lo mau gue apain?"

Bianca diam. Kepalanya menunduk. Keringat dingin masih bercucuran lewat pori-pori kulit nya. "Lo pergi deh. Gue gak mau di apa-apain."

Satu helaan napas keluar dari hidung Garkano. Mengabaikan rasa nyeri di kepalanya, laki-laki itu berjalan ke arah motor Bianca. Ia mengecek menyebab mogoknya kendaraan roda dua itu.

GARANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang