GARANCA | 07

7.8K 937 105
                                    

SEBELUM BACA VOTE DULU YUKK..

JANGAN LUPA SPAM COMENT YAA 💜💜

Kalian baca cerita ini lagi pake baju apa nih wkwk.

|_____ HAPPY READING ___|

|_____ HAPPY READING ___|

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Rutinitas Bianca jika tidak pulang duluan ya dia akan pulang akhirnya. Penyebabnya hanya satu, Bianca  sibuk mencari pena-pena yang jatuh di kelas. Nantinya pena itu akan d mi kumpulkan kemudian di jual. Apa ada yang beli? Sebenarnya tidak ada hanya saja ia memaksa untuk orang-orang yang di kehendaki membeli pena nya.

   "Bianca lo di cariin nih!" seruan teman Bianca yang hendak keluar kelas terdengar.

Bianca yang masih sibuk mengobrak-abrik laci meja pun mendongak. Ia menatap ke arah pintu. Tetapi orang yang memberitahu nya sudah tak ada di sana.

    "Sal siapa yang nyariin gue?" tanya Bianca pada Salsa yang sibuk menukar isi pena yang masih banyak dengan yang sudah habis.

   "Malaikat izroil," celetuk Salsa. Bianca langsung menghadiahi dengan lemparan sepatu.

Salsa memekik kesakitan. "Gila ya lo Bi, kepala gue anjir!"

    "Makanya punya mulut di jaga, mulut lo udah jelek jangan di tambah jelek dengan perkataan lo."

   "Asyu kau ya, sembarangan! Mulut gue ini seksih."

    "Bawa sini sepatu gue," suruh Bianca tanpa peduli protesan Salsa tadi.

Salsa mengambil sepatu Bianca. Melempar kuat agar mengenai kepala Bianca. Tetapi Bianca berhasil menangkapnya. "Ih gak adil banget anjir kok gak kena kepala lo! Ulang-ulang!!!"

Bianca memutar bola matanya. "Ogah! Dah gue mau keluar dulu, mau cek siapa yang ingin menemui tuan putri ini."

Salsa bercedih geli. "Tuan Putri dari Neraka!"

    "Iri? Bilang babi." Bianca melangkah keluar dari kelasnya. Meninggalkan Salsa yang kembali melanjutkan aktivitas nya.

Tadi Mika pulang duluan. Entah lah Bianca melihat ada yang aneh dengan Mika dua hari ini. Perempuan itu seperti menyembunyikan sesuatu.

   "Siapa sih yang nyariin gue." Bianca menghentikan langkahnya ketika di luar kelas. Di sana ia melihat Bu Imel sedang tersenyum hangat ke arahnya.

GARANCAWhere stories live. Discover now