GARANCA | 00

15.1K 1.5K 136
                                    

Sebelum lanjut baca yuk tekan vote dulu wkwk.
.
.
Jangan lupa comen juga.
.
.

|____HAPPY READING___|

"Tidak ada yang namanya kebetulan sekalipun itu hanya pertemuan singkat. Kebetulan adalah takdir dan takdir bukanlah kebetulan"

00. PERTEMUAN SINGKAT?

Bianca, Mika dan Salsa saat ini sedang di hukum berdiri di lapangan sekolah. Mereka bertiga ketahuan mencoret-coret dinding kamar mandi menggunakan kutek kuku. Sebelum berada di tempat lapang yang panas ini, ketiga nya lebih dulu di omeli panjang lebar oleh Bu Ajeng, selaku guru kedisiplinan di SMA Vandalas. Hukuman mereka bertambah berat ketika ketahuan bahwa mereka lah dalang dari permen karet di kursi Bu Rahma. Yaitu berdiri di lapangan sampai pulang sekolah.

    "Bi, lo jangan nempel-nempel gue dong. Gerah nih," protes Salsa karena Bianca terus berdempet ke arahnya. Sebenarnya Bianca melakukan itu semata-mata hanya ingin bersembunyi lewat tubuh Salsa agar tidak terkena terpaan sinar matahari.

Bianca berdecak keras lalu bergeser ke posisi awal. Perempuan dengan rambut ombre lavender itu menoleh ke belakang. Dia cukup terkejut sekaligus senang karena tidak menemukan Bu Ajeng yang sejak tadi mengamati mereka di karidor kelas.

   "Cabut yuk," kata Bianca kepada dua temannya.

Salsa dan Mika yang tengah mengernyip-ngernyip menahan panas sontak menoleh ke tempat Bu Ajeng berdiri tadi.

    "Gue yakin sih jam segini si Ajeng lagi patroli ke kantin, kita gak bisa masuk kelas terus cabut ke mana?" tanya Mika dan di angguki kuat oleh Salsa.

Benar juga. Di jam-jam siang seperti ini Bu Ajeng selalu patroli ke kantin untuk memergoki murid-murid bandel yang bolos dari jam pelajaran. Jika mereka ke kelas pasti juga tidak akan di bolehin masuk. Secara saat ini masih jam Bu Rahma. Guru perempuan yang sudah mereka kerjai tadi.

Bianca mengelilingkan bola matanya mencari sesuatu yang mungkin bisa mengisi waktu jenuh mereka sekarang. Sampai akhirnya bola mata Bianca berhenti bergerak ketika pandangan nya mengunci ke arah lapangan kasti. Di sana ada anak kelas X yang sedang olahraga praktek bola kasti.

   "Gimana kalau kita main kasti aja?" usul Bianca.

   "Gak ada hal lain apa Bi? Gak minat gue kasti," balas Mika.

   "Ayo gue mau." lain hal dengan Mika yang terlihat ingin istirahat, Salsa justru semangat. Entah hal apa yang buat ia begitu semangat. "Gue ada dendam sama tuh cewek." Salsa menunjuk salah seorang perempuan yang menjadi bagian dari pengguna lapangan kasti. "Mau gue sasarin bola gue ke dia," ujar Salsa begitu picik.

Pantas saja Salsa semangat ternyata ada udah di balik gajah. Pikir Bianca.

   "Lo berdua aja, gue mau istirahat." Mika mulai mengayun langkahnya ke tepi lapangan. Perempuan berponi itu duduk di tempat yang teduh sambil mengipasi dirinya menggunakan tangan.

   "Ayo Sal." Bianca dan Salsa sama-sama melangkah menuju lapangan kasti.

Sangat kebetulan sekali tidak ada guru olahraga yang mengawasi kegiatan olahraga mereka sehingga Bianca dan Salsa bisa bergabung dengan mudah. Bianca dan Salsa menghentikan langkah mereka di pinggir lapangan. Kehadiran dua perempuan itu mengundang pusat perhatian siswa-siswi di sana.

GARANCAWhere stories live. Discover now