FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE
Bulan adalah gadis cilik yang tumbuh didampingi dengan trauma masa kecil. Ia memiliki sahabat bernama Bintang, yang selalu menemani dan menghiburnya. Hingga suatu hari Bintang tiba-tiba...
Semua orang punya titik lemah, titik kesabaran dan titik kemarahan Tidak semua orang bisa dikendalikan oleh orang lain. Jangan jadi manusia lemah!
Happy Reading 🌟 🌟 🌟
(Praktikum)
Untuk siswa siswa kelas 11 IPA 1 dan IPA 2 harap segera menuju ke laboratorium IPA. Sekian terima kasih.
Semua yang merasa dirinya terpanggil oleh pengumuman itu langsung lari menuju laboratorium. Ada juga siswa yang baru datang.
"Lan, ayo!" teriak Leony yang baru melihat Bulan datang.
"Iya bentar, lo duluan aja."
Bulan ingin menaruh tasnya dulu di kelas. Dalam peraturan saat masuk ke laboratorium adalah tidak boleh membawa apapun kecuali buku, bulpoint, dan jas lab.
Bulan pun segera ke laboratorium. Ia tidak mau telat masuk. Katanya sih guru IPA nya killer. Katanya.
Bulan menghampiri teman-temannya dan ikut duduk. Sambil menunggu guru datang. Bulan melihat sekeliling laboratorium. Yang ada di pikiran Bulan hanyalah kata WOW. Laboratorium sangat mewah dan keren.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Vania sangat tidak suka saat di laboratorium. Menurutnya terasa membosankan dan waktu seperti berputar sangat lambat. Kalo masuk laboratorium berarti akan ada praktikum. Dan praktikum anak IPA kebanyakan main kesabaran. Air saja diteliti tetesan-tetesannya hingga berjam-jam. Itulah yang membosankan. "Kenapa ya kok digabung sama kelas sebelah?"
Memang tumben sekali mereka praktikumnya digabung dengan kelas 11 IPA 2.
"Ntah," jawaban Abel sungguh singkat.
Semuanya diam. Tidak ada yang berani berbuat gaduh. Bicara pun harus dengan suara yang sangat pelan. Itu juga yang semakin membuat bosan. Di laboratorium sangat banyak peraturan. Tidak boleh makan, tidak boleh ramai, tidak boleh mengurai rambut, tidak boleh berkuku panjang, dan masih banyak lagi. Sungguh membosankan. Tapi memang itu demi keselamatan bersama.
Arsel hanya diam saja. Memang kebiasaanya juga diam. Dirinya mencari keberadaan Langit. Padahal waktu ini waktunya praktikum tapi kenapa belum masuk laboratorium?
"Selamat pagi semuanya," ucap Bu Cantika saat masuk ke laboratorium.
"Selamat pagi, Bu," jawab serempak dari siswa-siswi.
"Maaf untuk praktikum hari ini terpaksa Ibu gabungkan, karena Ibu ada rapat setelah ini jadi lebih baik digabungkan lebih menghemat waktu." Bu Cantika sangat peka dengan pertanyaan yang sedari tadi ada di kepala siswa-siswinya.
"Kamu, siswi baru beasiswa itu ya?" tanya Bu Cantika sambil menunjuk Bulan.
