One

1.6K 54 1
                                    

Seorang gadis berambut pendek tengah menatap ke arah jendela. Sangat indah, bintang yang bersinar terang dan didampingi oleh bulan.

Seseorang menepuk pundak nya. Dia membalikkan badannya dan melihat wanita paruh baya tengah tersenyum ke arahnya.

Gadis bermata coklat itu menyuruh wanita paruh baya itu untuk duduk di kasurnya.

"Kamu udah punya pacar?" Tanya wanita paruh baya itu membuka suara.

Gadis dihadapannya itu menggeleng kan kepalanya. Dia masih ingin fokus pada pekerjaannya. Dia menganggap bahwa pacaran bukan hal yang penting, tapi kedua orang tuanya selalu memaksa nya untuk mencari pasangan. Umur nya masih terbilang muda, yakni 22 tahun. Kedua orangtuanya memang menginginkan dirinya untuk menikah muda.

"Terus, kamu mau sampe kapan kayak gini? Ayolah sayang, turutin permintaan papa sama Mama. Mama ga peduli mau dia warga sipil, anggota polri, atau anggota TNI. Kaya atau ga, ganteng atau jelek mama ga masalah." Wanita itu terus membujuk anaknya.

Gadis itu menatap wanita didepannya dengan tatapan tajamnya. "Mom, listen to me. I'm not getting married doesn't mean I'll be like this. Terserah mama mau percaya atau ga, tapi aku masih mau fokus sama pekerjaan aku."

"Pangkat kamu sudah Bripka, ayo lah van turutin mama. Mau sampe kapan kamu kayak gini? Kalo ditanya selalu jawab 'mau nikmati masa jomblo dulu ma' gitu aja terus jawaban kamu, turutin mama sekali ini aja, setelah itu terserah kamu mau gimana." Wanita itu meninggalkan anaknya sendirian. Dia keluar dari kamar anaknya.

Gadis itu mengacak rambut nya frustasi, setiap hari kedua orang tuanya selalu menanyakan soal pernikahan. Dia menghela nafas panjang dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Pagi ini, gadis berambut pendek itu harus pergi apel dan juga mengambil beberapa file di salah satu rumah anggota TNI.

Dia sudah siap dengan pakaian dinas berwarna coklat dan juga atribut.

Dia berjalan turun dan menemukan kedua orang tuanya sedang sarapan. Gadis itu mendekati pria paruh baya itu dengan senyuman tipisnya.

"Pagi ma, pa." Ucapnya setelah mencium pipi kedua orang tuanya.

"Aku ga ikut sarapan ya, buru-buru soalnya ada apel sama ambil file. Kalo gitu aku berangkat dulu ya, dadah ma, pa." Kedua orangtuanya tersenyum lalu membalas lambaian tangan anaknya.

Gadis itu menyalakan mesin mobilnya. Setelah itu dia menancap gas melaju ke Mapolres untuk melaksanakan apel baru setelahnya dia pergi untuk mengambil file penting.

Sesampainya di Mapolres, dia di sapa oleh banyak bawahannya.

Gadis itu berlari ke arah lapangan guna melaksanakan apel.

Selesai apel dia menancap gas untuk mengambil file penting.

Saat ini dia sudah sampai di rumah yang atasannya maksud.

Tok!
Tok!

Gadis itu mengetuk pintu dengan hati-hati. Setelah menunggu beberapa detik, munculah seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum ke arah nya.

"Apa benar ini rumah Lettu jati?" Wanita paruh baya itu mengangguk sembari terus tersenyum. Gadis didepannya membuat ia jatuh cinta, gadis didepannya ini seorang polwan yang cantik dan juga tinggi. Ia berharap suatu saat nanti jati dapat menemukan pasangan seperti gadis didepannya ini.

"Tujuan saya kesini untuk mengambil file penting." Ucap gadis itu sembari tersenyum.

"Oh iya, silahkan masuk." Wanita paruh baya itu mempersilahkan gadis itu untuk masuk. Lalu dia menutup pintu dan memanggil jati yang sepertinya sedang bermain hp di kamar nya.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now