Part 1

7.5K 1K 67
                                    

Hallo apa kabar?

Ada yang nungguin Cerita ini gak?

Hehehe, aku cuman mau bilang, baca cerita ini, siapakan pilihan memang yaa. Takutnya oleng◉‿◉

Oke jangan lupa Vote dan komen<3 selamat membaca

----

Kingdom of Torix

William berdecak pelan sebelum membanting berkas di atas meja kerjanya. Pria yang memiliki kedudukan tertinggi di wilayah Torix itu, mengalihkan pandangan ke arah pintu, saat mendengar suara dorongan di ikuti dengan pekikan melengking dari gadis berusia sekitar tujuh belas tahun.

"Yuhuuu ... Putri tercantik sejagad raya datang!"

William mendengus dan mengambil secangkir kopi pahit dan meneguknya. Mengabaikan kehadiran gadis bergaun selutut berwarna pastel, yang sudah berdiri di depan meja kerjanya.

Merasa di abaikan, gadis itu memukul meja dengan keras, namun di ikuti suara ringisan kecil dari bibir tipisnya, karena tangannya yang berdenyut.

"Kakak! Huaaa... ini sakit! Lihat Kak, tanganku memerah, huaaa... Kakak cepat panggilkan Tabib!" Gadis itu memekik histeris membuat geraman kecil lolos dari bibir William.

Amore namanya. Gadis berusia tujuh belas tahun, yang merupakan adik William satu-satunya. Sifat Amore berbanding balik dengan sifatnya. William yang bersifat dingin dan ketus, sedangkan Amore yang humoris dan bar-bar.

"Keluar!" William menatap Amore tajam.

Amore mengerucutkan bibirnya. "Kakak mengusir ku? Gadis cantik seperti ku di usir? Wahhh~ Kakak, kau sudah gila! Di luaran sana, para lelaki mengangumi ku, sedangkan Kakak malah menyia-nyiakan diri-"

"Keluar sendiri atau aku tendang?" ancam William.

Amore berdecak kemudian terkekeh pelan. "Baiklah aku pergi. Sampai jumpa." Amore melambaikan tangannya dan berbalik pergi, namun baru tiga langkah, gadis berlesung pipi itu kembali berbalik dan menatap William menggoda.

"Kak, apa lukisan di kamarmu, adalah lukisan kekasihmu?" tanya Amore membuat William yang tengah mengambil berkas terhenti.

Mata pria itu menatap nyalang ke arah Amore. "Kau masuk ke kamarku?"

Amore menyengir. "Iya-eh tidak. Ah, maksudku tidak sengaja masuk," elak Amore dengan cengiran lebarnya.

William menggeram marah seraya berdiri untuk menghampiri Amore. Namun, Amore yang melihat William, lantas berbalik pergi meninggalkan ruangan William.

"Dasar," gerutu William kesal.

Laki-laki itu menghela napas berat seraya berjalan ke sudut ruangan. Melihat sesuatu yang terpasang di dinding, dan tertutup kain hitam. Tangan kekarnya menyingkirkan kain hitam itu, hingga menampakkan lukisan seorang wanita yang tengah tersenyum lebar.

William menarik bibir ke atas, hingga menampakkan senyum tipis. Memandangi wajah wanita yang dilukisnya sendiri.

Wanita itu adalah Arabella.

Katakanlah kalau William sudah tidak waras karena dengan lancang memajang lukisan wanita yang sudah bersuami bahkan sudah mempunyai anak.

PRINCESS EVELINE: The Choice [Tamat]Where stories live. Discover now