Part Sepuluh

3.6K 658 184
                                    

Hallooo apa kabar?

Jam berapa kalian baca part ini?

Semoga suka ya:) jangan lupa follow akun WP aku sama Ig juga(im_strlaa) 🖤🖤

Sebelum lanjut, aku mau kasih info lagi nih mengenai cerita ini. Pasti kalian baca cerita Arabella Transmigration dulu dong sebelum baca cerita ini:) jadi di Cerita Arabella kan si Bella udah meninggoy tapi di cerita ini belum:v

Sebenarnya aku mau revisi sih, cmn keburu malas. Jadi, aku buat dua alur aja.

Nanti kalau tokoh Bella nongol di sini, jangan bingung lagi ya:) karena aku pake dua alur cerita:v

Oke selamat membaca❤️

----

Eveline turun dari atas kuda dengan bantuan William. Gadis itu tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih pada William—sang kekasih.

"Aku akan memantau mu dari sini,  ayo masuk sana," ujar William, menyuruh Eveline untuk segera masuk ke istananya.

Sekarang mereka berdua ada di belakang tembok bangunan  istana, terdapat sebuah pintu kecil di tembok itu. Dan Eveline baru mengetahuinya sekarang, entah bagaimana ia bisa tidak tahu jika di bagian ini terdapat sebuah pintu dan minim penjaga. Sedangkan William yang orang luar saja bisa tahu.

"Eumhh... Kau juga segeralah pulang. Tak lama lagi matahari akan terbenam," ujar Eveline. Sedikit terkejut jika ia sudah lama berada di luar istana.

Hm, jika sudah bersama dengan doi sudah lupa dengan waktu. Dan mungkin sekarang Kimberley akan mencemaskan dirinya karena telat pulang.

William mengangguk sembari tersenyum tipis. Ia mengacak rambut Eveline dan memberi kecupan singkat di kening gadis itu.

"Masuklah lebih dulu, setelahnya baru aku pulang," ujar William, tangannya kini berpindah dan menangkup wajah gadis itu seraya mengusapnya lembut.

Eveline mengangguk kemudian. Gadis itu maju selangkah dan memeluk tubuh William, menghirup aroma maskulin pria itu yang selalu membuat Eveline tenang. Hal itu sedikit membuat William terkejut  sebelum senyuman manis terbit di bibirnya.

"Aku masuk dulu. Kau hati-hatilah saat di perjalanan pulang," ujar Eveline, mulai melepaskan pelukannya.

William mengangguk. "Iya Sayang."

Rona merah kembali nampak di wajah cantik Eveline. Gadis itu berdehem pelan untuk menutupi kegugupannya. William terkekeh geli melihat wajah Eveline. Gadis itu selalu menggemaskan di matanya.

"A-aku masuk dulu." Eveline berbalik badan. Tangannya terangkat untuk menyentuh dadanya, merasakan detak jantung yang berdegup kencang.

Perlakuan manis William sungguh membuat Eveline tidak tahan. Perasaannya sangat bahagia jika bersama pria itu.

"Mengapa hanya diam di situ? Tidak mau masuk?" William bertanya, karena melihat Eveline yang tak kunjung bergerak.

Eveline tersentak dengan mata mengerjap berkali-kali. Gadis itu berdehem dan menoleh pada William.

"I-ini ma-mau masuk," ujar Eveline terbata-bata.

Gadis itu langsung berbalik lagi dan hendak pergi, namun ia tidak sengaja tersandung kaki sendiri hingga tubuhnya hilang keseimbangan.

"Huaaa!" Eveline berteriak karena terkejut. Matanya terpejam dan sudah siap untuk menghantam tanah.

Namun setelah lama, gadis itu kembali membuka matanya saat tidak merasakan apa-apa. Ia mengerjap pelan dan menatap ke arah bawah.

PRINCESS EVELINE: The Choice [Tamat]Where stories live. Discover now