Part Empat

4.4K 873 185
                                    

Hallo apa kabar?
Lama ya, baru aku up? Xixi

Langsung aja deh:)

Happy reading 🖤

"Perihal nyaman dan cinta. Dua kata yang mampu membuat seseorang di lema."

Kingdom of Estemoral

Eveline menghela napas panjang sebelum menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Gadis itu memijat pergelangan kakinya sejenak sebelum mengalihkan pandangan ke arah pintu, kala terdengar suara ketukan.

"Selamat malam, Putri." Ternyata dayangnya yang datang, sembari membawa sesuatu yang tertutup kain.

"Apa itu untukku?" tanya Eveline, menunjuk benda yang di bawa dayangnya.

Dayang mengangguk, dan memberikan benda yang ia pegang pada Eveline.

"Tadi pengawal mengatakan, jika ini adalah lukisan pesanan anda, Putri," ujar si dayang, mengundang kerutan di dahi Eveline.

"Lukisan?" tanya Eveline mengulang.

Dayang itu kembali mengangguk. "Benar Putri. Kalau begitu, saya undur diri, anda bisa memanggil saya jika membutuhkan sesuatu." Dayang itu menarik diri untuk beranjak keluar, meninggalkan Eveline yang masih terdiam bingung.

"Kapan aku memesan lukisan?" gumam Eveline. Menggaruk pelipisnya sendiri.

Eveline mengangkat benda yang katanya lukisan itu. Kemudian membuka kain hitam yang menutupi. Terpampang lah, lukisan dirinya yang sedang menghirup bunga mawar, dengan background langit biru cerah dan hamparan tanaman bunga.

Cantik. Satu kata yang menggambarkan lukisan itu. Mata Eveline terus menatap terpukau pada visual dirinya yang terlukis rapih dan indah di tangannya.

"Cantik sekali. Siapa yang membuat ini? Sepertinya aku tak pernah menyuruh orang untuk melukisku." Rasa penasaran dan heran bergabung menjadi satu. Sehingga mampu membuat kerutan jelas di dahi Putri Estemoral itu.

Eveline menghela napas pelan, sebelum mengalihkan perhatiannya ke jendela kala mendengar suara kepakan sayap. Merpati putih yang kakinya terikat sebuah kertas terlihat bertengger di jendela Eveline.

Eveline lantas beranjak, menaruh lukisan di ranjang sebelum menghampiri merpati putih itu yang terasa familiar di matanya.

"Kau lagi," ujar Eveline. Mengambil kertas yang terikat di kaki merpati itu. "Apa benar kau burung yang mendatangiku tiga tahun yang lalu?" Eveline terlihat bodoh karena bertanya pada burung merpati itu, yang tampak mengepakkan sayapnya berkali-kali namun tidak terbang.

"Apa ini untukku?" Eveline mengangkat kertas itu, kemudian mengangguk berkali-kali. "Iya ini untukku, kan kau yang membawa ke kamarku. Dengan begitu, aku yakin jika ini memang milikku." Eveline menjawab pertanyaannya sendiri sebelum terkekeh geli saat menyadari tingkahnya.

"Terima kasih ya," ucap Eveline sembari mengusap bulu burung merpati itu, yang perlahan mengepakkan sayapnya dan terbang menjauh dari jangkauan Eveline.

Eveline tersenyum tipis, mendudukkan bokongnya di jendela sebelah mulai membuka kertas yang tergulung kecil dan di ikat pita berwarna hitam itu.

PRINCESS EVELINE: The Choice [Tamat]Where stories live. Discover now