Marah

394 46 27
                                    

"Iya hyung disini, keluarin aja nuu" ucap sunghoon sambil memijat punggung sunoo

"Ikut gue cepet!" Gadis itu menarik tangan sunghoon

"Gak bisa! Gue lagi nunggu dia!"

Kepala sunoo sekarang terasa pusing karena teriakan dua orang ini, ditambah lagi perutnya sangat mual

"Hyung..." lirih sunoo

'Hoek  hoek'

"Hoon lo lupa sama janji lo?" Tanya gadis itu pada sunghoon

"Siapa bilang hah? Heh pabo dengar gak lo?! pergi dari sini!"

"Gue tunggu di rooftop" gadis pun itu berlalu dari sana

"Kamu sakit nuu? kau kenapa?" Sunoo menggeleng pelan, sunghoon membalik tubuh mungil itu sehingga menjadi menghadap dirinya

"Harusnya kalau sakit tuh nggak usah masuk lah! kenapa tetep masuk hah?!" Dia mengguncang tubuh sunoo

"Dd-deonu nda sakit hiks hiks" lelaki manis itu menatap sunghoon takut

"Kaya gini bilangnya gak sakit?! tadi ngapain juga pake lari-lari segala?!"

"Gini deh kamu mau ke dokter? Atau pulang aja? biar hyung yang anter"

"......"

"Hei jangan diam saja!"

Lelaki manis itu kembali terisak pelan, dia begitu takut, takut ketika sunghoon marah padanya, ini seperti mimpi buruk baginya.

"Hiks t-terus kenapa hyung marah ke ddeonu?! kenapa tetep nda tau sih?! ddeonu itu takut hyung.. hiks hiks" dia mengusap air matanya

"Hyung nggak marah! Hyung khawatir sama kamu! Hyung benci kamu sakit gara2 hyung! Dan kalau ditanya tuh jawab jangan malah bilang gak sakit!"

"TAPI DDEONU JUGA NDA TAU KENAPA DDEONU JADI KAYA GI—"

"auh perutku.." gumam sunoo pelan sambil memegangi perutnya

Helaan nafas terdengar, sepertinya sunghoon mencoba menetralisir rasa khawatir juga emosinya

"Hyung minta maaf" ucap sunghoon tanpa menatap sunoo

'Bruk'

Tubuh lelaki didepannya itu ambruk, sunghoon yang panik pun segera membopong sunoo menuju mobil. Dengan tergesa juga dia mengendarai mobil miliknya ke rumah sakit dekat sekolah

5 menit kemudian ia sampai,

"Ahjussi parkirkan mobil saya juseyo"

"Iya"

"Khamsahamnida"

Sunghoon berlari secepat yang dia bisa, entah kenapa menurutnya wajah didepannya terlihat semakin pucat atau itu hanya perasaanya saja?

Ia sampai di salah satu ruangan, seorang dokter menyuruhnya masuk dan menidurkan sunoo diatas brankar, ia pun bergegas dengan bibir yang masih tetap bergumam meminta keselamatan sunoo

"Dok saya mohon tangani dia sebaik mungkin" pinta sunghoon setelah menurunkan sunoo diatas brankar

"Saya usahakan, silahkan kamu tunggu di luar ya"

"Tidak bisakah saya didalam saja? Dia akan mencari saya"

"Maaf tidak bisa"

"Tapi—

"Silahkan keluar" tegas dokter itu

Dengan terpaksa akhirnya sunghoon menunggu diluar.

Ia duduk disalah satu kursi tunggu sembari tangan kanannya yang bergerak memijit keningnya sendiri. Perasaan bersalah menghampirinya, ia teringat bahwa seseorang sedang menunggunya di rooftop

Not Approved | Sungsun [END] Where stories live. Discover now