f e b r u a r i (05)

403 225 99
                                    

"Jalani tanpa tapi, lakukan tanpa nanti."

-TwinYear




Tiga hari telah berlalu, akhirnya perlombaan basket hari ini digelar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari telah berlalu, akhirnya perlombaan basket hari ini digelar. Entah sebab apa, Zora hari ini sangat teramat malas. Ia masih terbaring di tidurnya setelah menunaikan shalat subuh. Badan yang tengkurap itu seperti orang tipes. Lemas, dan tidak bertenaga.

Tidak ada yang mampu membangkitkannya kecuali notifikasi pesan berbunyi. Pagi-pagi buta ada yang chat? Ah ... siapa dia?

"Ganggu!"

Zora terpaksa mengambil benda pipih itu dan membaca pesan meski mata terasa berat. Dilihatnya pesan yang membuatnya terbelalak. Matanya seketika menjadi segar.

"Hah?!"

"Revin berbaur di grub? Gila, si."

Revin memang sangat jarang berbaur dengan orang. Makanya, ia sangat terkejut bila tiba-tiba Revin menjadi asik.

"Tapi ... Kak Alfan kok nggak chat gua lagi, ya?" Ia nyaris tak percaya. Padahal, beberapa hari ini dia tidak merespon chat darinya. Biasanya Alfan bersikeras spam. Tetapi, mengapa ini tidak?

Meskipun ia diam-diam menunggu notifikasi dari Alfan, ia tidak berani memulai chat sama sekali. Ia tidak boleh suka dengan banyak orang.

Flashback On

Tepat dua hari yang lalu, hujan deras menerjang. Para murid SMP Negeri 1 Darmawangsa terjebak hujan. Mereka semua tidak bisa pulang ke rumah dengan keadaan hujan deras seperti ini. Namun, tak sedikit yang nekat kembali pulang. Pengalaman itu ... sangat Zora rindukan.

Hari itu, hari di mana ia sangat kagum pada sosok Alfan. Sosok Alfan yang baik hati, manis, dan tidak ada kesombongan apapun dalam dirinya. Sangat-sangat berbeda dengan sikap aslinya.

Zora mendekap tubuhnya, ia sedikit menggigil sebab udara sangat dingin. "Nekat, yuk?"

Jira melotot. "Heleh, udah diajakin dari tadi malah diem aja, Ra. Giliran gue udah nyaman, lo malah minta pulang," jawab Jira kesal.

"Dingin."

Ada dua orang yang menyita perhatian mereka. Jira bahkan histeris melihatnya. Dua orang itu berlari dan tertawa saat lewat di depan mereka. Ah ... jomblo iri.

"Ra! Itu'kan Revin?" Jira histeris. Ia sangat histeris melihat itu,  dan berteriak tidak jelas. Untung saja hujan telah membantunya untuk menyamarkan suara.

"Ra, itu Revin! Sama Cea dong?!!"

Pandangan Zora memang sejak tadi melihat Revin dan Cea. Mereka juga menunggu hujan reda. Mereka telah melakukan persiapan beberapa kali, namun alhasil mereka tetap berteduh hingga pada akhirnya nekat.

Zora and Twin YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang