f e b r u a r i (06)

393 219 153
                                    

"Dia tidak boleh tahu jika aku mencintainya. Karena diungkapkan atau tidak itu tetap cinta."

-Abidzhar Ragnala Akhilendra




Pertemuan mata dengan tidak sengaja itu membuat Abi sangat malu. Bagaimana jika Zora mencurigainya?

Walaupun hanya berpindah tempat, ia tetap melihat Zora dari jauh. Seperti ... biasanya. Hal itu sudah menjadi kebiasaan Abi sejak dulu. Ia type orang yang sangat hati-hati dengan hati.

Abi menghela napas. Jantungnya terus merasakan debaran yang sangat luar biasa. Jujur, dari jauh saja ia sudah sangat gugup. Lantas, apa jadinya jika jarak dekat? Kejang-kejang, Cha! Wkwk.

"Goblok ah saya," gumam Abi kesal.

Suara teriakan dari penonton patut membuat telinganya sakit. Pertandingan menjadi sengit antara SMP-nya dengan SMP Negeri 2 Tunas Bangsa. SMP itu dikenal dengan elitnya dan siswa yang berprestasi termasuk dalam bidang Basket.

Beberapa siswa Darmawangsa yang menonton pun histeris. Ada juga yang menyemangati, dan diam saja sebab suasana semakin menegangkan.

"AYOOO, SATU DARMAWANGSA BISA!!"

"TUNAS BANGSA DUA, HEBAT!"

"HUUUUUUUU!!"

Seluruh tim basket sangat menunggu momen di mana Alfan akan mencetak angka untuk terakhir kalinya. Angka yang menjadi pilihan siapa pemenang diantara pertandingan ini.

1

2

3

Dan ...

Alfan mulai melempar bola itu ke dalam Ring. Bola itu berputar di Ring cukup lama membuat penonton geram.

Akhirnya, bola itu masuk ke dalam Ring sebelum terjatuh. Seantero Gor itu bersorak gembira. Salah satunya adalah penyemangat dari sekolah SMP Negeri 1 Darmawangsa yang terkagum pada Tim Basket sekolahnya.

Kemenangan dan keberuntungan memihak mereka. Sujud syukur tidak mereka tinggalkan. Suara takbir dan berbagai kata lain untuk menumpahkan segala kegembiraan, menggema.

"Yeyyyy!!!"

"Ra, kita menang, Ra!!!" teriak Jira tidak menyangka.

Zora tersenyum bangga. "Alhamdulillah."

Jira merangkul Zora, Zenara, dan Clara. Mereka tertawa lepas dan merasa sangat lega. Tidak sia-sia latihan dan perjuangan mereka selama ini.

"CIEEEEEEEE."

Suara sorakan serta siulan dari penonton membuat Zora dan teman-temannya bingung. Ia melihat seluruh penonton lantaran mereka melihatnya dengan tatapan aneh. Jira pun begitu, ia tersenyum menggoda.

"Ada apa, Jir?!"

Zora terkejut sebab Alfan muncul entah dari mana secara tiba-tiba. Tatapan, senyuman, serta badan penuh keringat itu mampu menghipnotisnya. Rambut Alfan yang basah sebab keringat menambah kadar ketampanan.

Alfan datang ke arahnya dengan membawakan Gitar serta bunga cantik berwarna biru. Bunga itu tampak mahal dan berkesan. Ia menatap ke sekeliling, ia penasaran pada siapa yang akan Alfan berikan.

 Ia menatap ke sekeliling, ia penasaran pada siapa yang akan Alfan berikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Zora and Twin YearsWhere stories live. Discover now