m a r e t (05)

162 50 22
                                    

"Di hati aku ada kamu. Tapi, di hati kamu ada dia."

- Abidzhar Ragnala Akhilendra




Pagi ini cukup cerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini cukup cerah. Langit nampak biru muda disertai putih samar karena awan terhias elok di atas sana. Secerah mata Abi tatkala melihat Zora dengan rambut dikuncir kuda serta bibir tipis nan ranum alami. Gadis yang memiliki bulu mata lentik dan alis tebal itu mampu membius Abi dalam sekejap.

Tempat parkir masih sepi, mengingat masih pukul 06.15. Hm ... sangat tidak biasanya Zora datang sepagi ini. Ada apalagi jika bukan untuk menghindari Alfan.

"UH, I SEE YOU SEE YOU EVERYTIME!!"

Ah ... sial. Suara Jira menggelegar membuat siapapun yang mendengarnya menjadi bad mood seketika. Termasuk Abi yang melengos sebab tubuh tinggi dan berisi Jira menutupi Zora yang tergolong kecil.

Lagu Dance Monkey – Tones and I, yang pernah viral era itu.

"Ngapain, sih, Jira di situ? Ganggu pemandangan aja ih!" Abi berkata dalam hati lalu berjalan menuju kelas. Namun, dalam selangkah ia berhenti kembali, sebab heran pada Cakra seperti ada sesuatu yang kurang padanya.

"Cak?"

Tidak ada sahutan. Cowok itu seperti terburu-buru. Mengapa? Padahal hari masih pagi. Bahkan, tukang parkir pun belum datang.

"Budek."

"Hei, Cakra!" sapa Jira yang hanya direspon sedikit senyuman saja.

"Baru dateng, ya?" tanya Jira. Gadis itu menghalangi jalan Cakra dan membuatnya terpaksa berhenti.

"Iyalah."

Zora mengatupkan mulutnya rapat-rapat sedari tadi. Ia masih mengingat kejadian malam kemarin yang membuat hatinya tergores. Bahkan, ia menunggu permintaan maaf Jira, jika sahabatnya itu sadar telah melukai hatinya. Asal Jira tahu, ia sangat kecewa.

"Berarti lo dari rumah?" tanya Jira lagi.

"IYA!" Ah ... Cakra sedikit menaikkan intonasinya.

"Lah terus, tas lo mana, Cak?" tanya Jira.

Spontan Cakra meraba punggungnya. Yang benar saja, mengapa ia lupa membawa tas, padahal itu hal yang sangat penting.

"Astaghfirullah, lupa!"

Cakra segera bergegas mengambil sepedanya. Mau tidak mau ia harus kembali pulang. Sial! Rumahnya lumayan jauh. Semoga saja waktu cukup, karena ia juga piket.

Zora and Twin YearsWhere stories live. Discover now