24 (2031)

717 71 0
                                    


Mark mengumpat dalam hatinya, karena Hendry dengan seenaknya mengambil kunci mobilnya kemarin dan hingga sekarang belum di kembalikan. Mark sudah 2 hari tidak pulang kerumah badannya sudah sangat lengket dan bau tentunya. Mark tidak terbiasa mandi di kantor, ia lebih nyaman jika mandi di kamar mandi mewahnya 

ia mewah, karna itu ia tidak nyaman mandi di kamar mandi kantor. 

Hendry mengatakan akan mengembalikan kunci mobilnya hari ini tapi nyatanya langit sudah hampir gelap tapi pria itu tidak menampakkan wajahnya. Mark terpaksa menggunakan kakinya untuk sampai kerumah dan dibantu dengan kendaraan umum. 

Yang membuat Mark semakin kesal adalah bisa bisanya ia salah turun halte dan ponselnya mati sehingga ia tidak bisa mengechek maps. Mark bisa saja memesan taksi hanya saja ia tidak membawa dompet  dan ponselnya mati sehingga tidak bisa menuggunakan e-money. 

Hari ini memang hari yang sangat sial bagi Mark

Zraashhh.....

Mark sedang mengutuk tuhannya sekarang , bagaimana tidak hanya ada pohoh di kiri kanan jalan, tidak ada toko  yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk ia berteduh. Bagi Mark sebenarnya hujan bukanlah masalah besar, hanya saja ia benci menjadi basah terlebih lagi ia belum mandi membuat dirinya semakin malas untuk membersihkan diri dengan asalan, tubuhnya sudah basah kuyup. 

Mark melihat sekitar ia bisa melihat di ujung jalan ada sebuah cahaya, Mark tidak yakin apakah itu toko atau hanya lampu jalan, namun setidaknya ia menemukan cahaya di tengah kegelapan ini , jujur ia tidak tau sedang ada dimana sebab sifat sok tau dan sombongnya ia melangkah kesembarang arah dan berakhirlah di sebuah jalan kecil ini. 

Mark tersenyum ketika bisa melihat sebuah toko serba, dugaannya benar, ia bisa menunggu hujan disana, dan mengisi daya ponselnya disana. Mark menepuk pelan lengan bajunya sambil menggelengkan kepalanya cepat untuk mengeluarkan air yang membasahi kepalanya. Namun siapapun yang melihatnya pasti menganggap yang ia lakukan ini sia sia pasalnya badannya benar benar basah kuyup. Itu hanya kebiasaan ketika seseorang setelah berlari di tengah hujan

" Mark??" Suara seseorang mengagetkan Mark 

" Uh? Haechan??"

" Kau dari mana? Kenapa basah kuyup begini?" Tanya Haechan sedikti khawatir

" Oh... aku salah naik bis tadi... jadi yaa aku sedikit nyasar" Jawab Mark sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal

" Ya ampun..  rumahku dekat sini lebih baik keringkan tubuhmu disana"

" Ah.. tak apa aku akan menghubungi temanku untuk menjemputku"  Tolak Mark sopan padahal sebenarnya ia sangat ingin menerima ajakan Haechan 

" Tapi..."

" Aku tak apa" Senyum Mark untuk menghilangkan kekhawatiran Haechan. 

Haechan menghela nafasnya kasar, ia benar benar lemah dalam urusan  ini, tentu saja ia khawatri bagaimana jika Mark masuk angin? atau  sakit? tidak ada yang tau kan. Tapi jujur saja ia masih sedikit malu mengajak Mark seperti itu. Ya, Haechan harus mengilangkan gengsinya itu demi kesehatan Mark

" Tidak... kau ikut dengan ku" Haechan menarik Mark masuk kedalam payungnya dan berjalan menjauh dari toko serba

" baiklah baiklah aku akan ikut..." Mark sedikit kesusahan berjalan pasalnya Mark lebih tinggi dari Haechan membuat ia harus sedikit menunduk agar terpayungi ditambah Haechan yang menariknya. 

.

.

.

Mark  sedikit tertegun ketika masuk kedalam rumah Haechan, pasalnya rumahnya sangat rapi dan bersih, entah kapan terakhir Mark melihat kondisi rumahnya bersih dan rapi. Mungkin saat ia masih tinggal bersama orang tuanya. Sepertinya setelah ini ia harus membuat jadwal piket dengan Lucas untuk membersihkan rumahnya. 

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang