29 (2031)

703 72 0
                                    

" Terjadi sesuatu?"

Tanya Haechan melihat Mark yang tidak menyantap makanannya sedari tadi. Haechan juga tidak mengerti akhir akhir ini Mark terlihat murung dari biasanya. Bahkan beberapa kali ia tidak pulang kerumah.

" Mark?"

Tanya Haechan sekali lagi pasalnya Mark tidak merespon pertanyaannya tadi

" Uh ya?"

" Aku menanyakan apakah terjadi sesuatu? Akhir akhir ini kau terlihat murung"

Mark hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, tidak mungkin ia menceritakan kepada Haechan jika ia mengingat sesuatu mengenai ingatannya dengan Haechan, ditambah lagi ingatan itu adalah ingatan dimana Haechan di bully oleh teman sekolahnya karena alasan yang Mark belum tau apa itu.

" Maafkan aku" Cicitnya pelan yang membuat Haechan bingung

" Uh?"

" Iya.. entah lah aku merasa telah menyulitkanmu untuk waktu yang lama" Senyumnya sendu.

Haechan beranjak dari tempat duduknya mendekati Mark dan mulai memeluknya, apapun yang terjadi pada Mark, Haechan tau pasti sesuatu yang menyakiti hatinya. Mark membalas pelukan Haechan mengelus pelan kepalanya menyalurkan betapa menyesalnya dirinya saat ini karena pernah menyulitkan orang seperti Haechan.

.

.

.

Mark melangkahkan kakinya, berjalan menuju sebuah apartement yang sudah cukup tua, berdasarkan informasi yang ia dapat ini adalah tempat ia tinggal dulu. Mark tidak tau apa tujuannya datang kemari, mengingat kembali memorinya mungkin? Entahlah yang jelas kakinya melangkah dan membawanya kemari.

Mark memasuki lorong lantai lima, tempat ia tinggal dulu, ia tidak tau apakah banyak yang berubah atau tidak karena ia tidak begitu mengingat tempat ini, tapi ada sedikit perasaan familiar ketika ia menyusuri lorong itu.

Mark tiba tiba mendapat gambaran seseorang yang terduduk di depan pintu sambil menangis. Mark menahan tubuhnya kedinding, memegangi kepalanya karena ini benar benar sakit. Jika saja Mark tidak bisa mengatur nafasnya, ia bisa saja pingsan di tempat ini.

" Arrgh... yang benar saja" Gerutunya kesal sambil merosot ke lantai, kepalanya benar benar pening bersamaan dengan bertubi-tubinya potongan memori yang muncul di kepalanya.Mark menutup matanya membiarkan kepalanya merasakan sakit seakan kepala itu ingin pecah. Ia tidak berniat untuk melawan sakit itu, membiarkan tubuhnya menerima sakit adalah pilihan terbaik. Kepalanya terasa berat dan tubuhnya terasa ringan, Mark yakin sebentar lagi ia akan pingsan.

" Haechan-ah..." 

Mark membuka matanya, ia tidak menyangka pingsan hampir 1 jam lebih dan tidak ada satupun orang yang menyadarinya. Hal yang membuat Mark cukup kaget adalah dimana ia bagun sambil terisak. Dalam mimpinya Mark mengingat semua hal yang terjadi di rumah ini.

Dari Mark yang pertama kali datang dan membuat kekacauan, mereka menghabiskan waktu bersama hingga hari dimana Mark meninggalkan Haechan tanpa membiarkan Haechan melihatnya. Sekarang ia mengerti kenapa Haechan sangat takut Mark pergi meninggalkannya lagi.

Sekarang memorinya mulai tersusun dengan rapi,setidaknya mengenai hubungan dan pengalamannya dengan Haechan, hal yang tersisa adalah apa yang membuatnya sampai datang ke korea dan apa yang membuatnya kembali ke kanada tanpa mengucapkan salam perpisahan dengan Haechan.

Mark belum membuka ponsel yang diberikan oleh Lucas,karena jujur ia sedikit takut untuk menemukan kebenaran yang akan ia temukan. Namun sepertinya apa yang berada di dalam sana menyangkut hal lain, pasalnya Lucas menyinggung kedua orang tuanya yang berarti ini tidak hanya tentang dirinya dan Haechan tapi juga orang lain dan mungkin juga seseorang yang ia kenal.

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu