28.

105K 11.7K 552
                                    

"Awww" Clarissa memukul pelan lengan atas Malik

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Awww" Clarissa memukul pelan lengan atas Malik.

"Kenapa lo? Orang gue mukulnya pelan-pelan kok." Clarissa mengangkat salah satu alisnya.

"Gak, gue gapapa," jawab Malik. "Lo bertiga pada bolos ya?" tanya Malik kepada Clarissa, Azila, dan Disa.

"Kagak. Lagi ngeronda gue."

"Hilih. Udah pasti ini mah lo biang keroknya, kan?" tuduh Malik kepada Clarissa.

"Oiya dong dia. Gue, kan anak baik-baik
Jadi mana mungkin gue yang ngajak," ucap Disa sambil mengibaskan rambutnya.

"Matamu baik-baik, kelakuan udah kayak setan gitu," cibir Malik sembari mentap Disa dengan tatapan mengejek.

"Kita, kan ngikutin dia." Azila menunjuk Clarissa sebagai biang keroknya. Sekarang ia sudah berani berbicara seperti itu, karena ia merasa bahwa Clarissa sudah berubah.

"Lah kok jadi gue?" Bingung Clarissa.

"Ya, kan emang lo biang keroknya, bego."

"Serah dah." Clarissa pun mempercepat langkahnya dan meninggalkan mereka bertiga.

***

"HALOO PREN!" teriak Clarissa ketika sudah sampai di kantin dan melihat anggota inti Vandero yang sedang sama-sama membolos.

"Woyy kerjaan lo teriak-teriak mulu, gak bisa kalem apa?" omel Erosi kepada Clarissa.

"Masalah buat lo?"

"Masalah lah. Entar telinga gue budeg gimana?"

"Ya derita lo, gak ada hubungannya juga sama gue." Clarissa pun langsung duduk di samping Erosi. "Sini duduk!" ajak Clarissa kepada Azila dan Disa.

"Kita mau jajan dulu deh. Mau nitip gak?" tawar Azila kepada mereka.

"Gue mau nitip, tapi gue bingung mau apa. Samain aja ya!" ucap Clarissa dengan senyum tak berdosanya.

"Duitnya?" tagih Disa.

"Talangin!" ujar Clarissa.

"Hilih. Jangan percaya, entar gak diganti duitnya!" ucap Kevan.

"Sembarangan," semprot Clarissa. "Entar gue ganti lebih deh. Itung-itung sedekah." Lanjutnya

"Mending lebihnya buat gue aja, gue, kan yatim!" Abrasi menaik-turunkan alisnya beberapa kali sambil tersenyum jahil.

"Duh iya juga ya, pahalanya juga lebih besar kalau ke dia," Clarissa menatap uangnya, lalu beralih menatap Abrasi dan kedua temannya.

"Gue juga yatim," sahut Erosi yang sedang fokus kepada handphonenya, karena sedang bermain game.

"Gue kapan yatimnya ya?" tanya Kevan yang merasa iri kepada mereka. Ini anak satu kelakuannya aneh bet

"Alhamdulillah ortu gue masih lengkap," ucap Sakti yang merasa bersyukur.

I'm Not Clarissa [Segera Terbit]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon