30.

97.1K 11.4K 989
                                    

Kini, acara tawuran tersebut telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, acara tawuran tersebut telah selesai. Kemenangan dipegang oleh Vandero dan Daksa, karena tadi Malik menelpon teman-temannya yang lain untuk membantu teman-temannya yang ada di sini.

Malik dan Clarissa kembali naik ke atas. Malik menghampiri Regan dan yang lain. Sementara, Clarissa menghampiri Gerry yang sudah sangat kelelahan melawan 7 orang tadi. Untungnya, anggota Vandero datang tepat waktu dan membantunya. Jika tidak, sudah pasti sekarang ia akan dilarikan ke rumah sakit.

"Lo gapapa?" tanya Clarissa dengan raut wajah khawatirnya melihat keadaan Gerry saat ini.

"Ga, gue gapapa. Tenang aja!"

"Lo masih bisa bawa motor gak?" tanya Clarissa.

"Aman." Gerry mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah. Gue bantuin ke bawah, ayo!" Clarissa mengalungkan tangan Gerry ke bahunya dan memapahnya.

Regan, Sakti, Abrasi, Erosi, Kevan, Malik, dan Langit sedari tadi terus memperhatikan Clarissa yang tengah khawatir dengan keadaan Gerry. Mereka baru menyadari bahwa ternyata Clarissa berada di tempat itu.

Clarissa menoleh ke arah anggota inti Vandero berdiri. "Sakti, nanti sore gue mau ngomong sama lo. Datang ke rumah dia ya, nanti lokasinya gue kirim?!" pinta Clarissa kepada Sakti.

Sakti mengerutkan keningnya, lalu mengangguk pelan. Ia merasa sedikit penasaran dengan apa yang akan Clarissa bicarakan nanti, begitupun dengan anggota inti Vandero yang lain.

"Yaudah, gue duluan ya!" pamit Clarissa.

Clarissa pun memapah Gerry menuju ke motornya. Lalu, mereka pun pergi dari tempat tersebut.

***

Kini Clarissa dan Gerry telah sampai di rumah Gerry. Selain untuk mengantar Gerry pulang, Clarissa pergi ke sana juga untuk mengobrol dengan Sakti dan Gerry. Ia memilih tempat itu, karena hanya di sinilah tempat yang aman. Karena Gerry hanya tinggal sendirian, semua keluarganya masih berada di Jakarta.

"Kotak obat lo ada di mana?" tanya Clarissa.

"Ga ada," jawabnya singkat.

"Aelah lo mah. Yaudah gue beli dulu deh, kalo gak salah ada apotek di depan." Clarissa mengambil jaketnya yang ia simpan di sofa.

"Udah gak usah, gue gapapa!" cegah Gerry.

"Muka lo bonyok kayak gitu, lo bilang gapapa?" tanya Clarissa dengan nada kesalnya.

"Udah biasa, kali." Gerry tersenyum manis. "Udah sini duduk sambil nungguin temen lo!" Gerry menarik Clarissa untuk duduk di sampingnya.

Clarissa pun duduk di samping Gerry. "Eh di sini gak ada makanan apa?" tanyanya.

"Ada air putih doang. Gue gak stok kayak di rumah. Males belanja," jawab Gerry.

"Lo makan gimana?" tanya Clarissa.

I'm Not Clarissa [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang