04

367 32 1
                                    

Pagi ini Theo dan David sarapan di meja yang sama , Theo hari ini tidak berangkat kantor karena sedang tidak enak badan dan David di buat bingung kenapa papa nya belum berangkat.

" Papa , gak belangkat biasanya papa sudah belangkat pas David bangun." Tanya David karena ya biasanya Theo sudah berangkat pas David bangun ( anak TK masuknya lama guys;) ).

Theo hanya diam saja karena ia malas membalasnya, setelah itu mereka selesai makan , David langsung turun dari kursinya lalu berdiri di depan Theo.

" Pa , David belangkat dulu ya." Lalu ia mengulurkan tangannya untuk Salim , namun Theo hanya diam menatapnya lalu berdiri dan pergi ke kamarnya. Tentu saja David langsung menatap kepergian Theo dan balik menatap tangannya yang di abaikan oleh Theo dengan wajah yang sedih.

" Papa , gak mau ya David cium tangan?" Lirihnya. " Gak papa David , mungkin lain kali bisa , semangat!." Monolog David menyemangati dirinya sendiri. Bi Inah yang sedang membereskan piring bekas makan Theo dan David hanya melihat miris.

" Den , udah selesai kan? , Ayo biar bibi antar nanti telat lagi." Panggil bi Inah ke David sehabis ia melihat aplikasi bahwa taksi yang ia pesan akan segera datang.

" Sudah kok bi , ayo." Ucap David kembali ceria.

                            David

Siang ini pas David pulang dari sekolahnya , ia mendapatkan Theo yang mau meminum obat obat di dapur.

" Papa sakit ya? Kok minum obat?." Tanya David sambil menatap Theo dengan khawatir , membuat Theo berhenti membuka bungkus obat.

" Bapak sakit pak? Bibi buat bubur ya pak? Setelah itu baru minum obat." Ucap Bi Inah yang berdiri di belakang David.

" Boleh deh bi , tapi kalau gak sempat dibeli aja gak papa." Setelah itu Theo langsung berjalan ke arah kamarnya sambil membawa air minum dan obatnya. David yang melihat itu pun mengikuti Theo dibelakang gimana pun ia khawatir pas lihat Theo sakit.

Theo masuk ke dalam kamar tapi ketika ia mau menutup pintu kamar David langsung berdiri di depan pintunya.

" Mau ngapain?." Tanya Theo dengan datarnya.

" David cuman mau lawat papa , tidak apa apa kan?." Ya memang David berniat mau merawat Theo selagi dia bisa ya walaupun kalian tau lah anak kecil rawat orang sakit gimana?.

"Hmm" datar , hanya itu yang balasan dari Theo lalu membiarkan David masuk lalu menutup pintu. Theo merebahkan dirinya ke kasur lalu David menaruh punggung tangannya ke kening Theo lalu mengambil kompresan karena ternyata badan papa nya panas.

" Papa sebental ya? David mau ambil komplesan." Pamit David yang tidak dijawab Theo. David pun mengambil air dan kain kecil lalu kembali ke kamar Theo dan mulai mengompres Theo.

" Papa cepat sembuh ya , David sedih papa sakit kayak gini , papa jangan kelja kelamaan. Kalau papa capek kan bisa belhenti." Ucap David setelah menempelkan kain basah di kening theo. Theo mendengar itu semua. Dia hanya menutup matanya saja.

David menyimpan baskom berisi air di atas meja lalu duduk di samping Theo hingga ia tertidur sambil memegang tangan Theo.

Theo membuka matanya lalu melihat David yang tertidur memegang tangan nya. Tangan Theo yang satu lagi digunakannya mengelus pucuk kepala David lalu terdiam namun hatinya sebenarnya sangat tenang ketika menatap anak ini tapi ia tak tau itu kenapa.

                             David

David terduduk di sofa ruang tengah menonton TV sambil memakan sebuah gummy kesukaannya. Setelah itu tiba - tiba saja ada suara pintu diketuk membuat David menghentikan aktivitas nya lalu berjalan ke depan membuka pintu.

" Sebental dong , iya sebental ya." Kesal David karena pintu terus diketuk padahal ada bell. Ia pun membuka pintunya dan kaget saat melihat siapa yang datang.

" Hallo David , ingat Oma gak." Tanya wanita paruh baya dengan suaminya yang berdiri disampingnya. Tapi saat ia menyapa david malam diam saja karena sebenarnya ia bingung , dulu saat ia masih sangat kecil ia memanggil wanita itu dengan sebutan Oma tetapi beberapa lama kemudian Theo berkata jangan memanggilnya Oma karena wanita itu bukan Omanya begitu pula dengan pria paruh baya yang ada di situ , pria itu juga tidak boleh dipanggil opa. Sungguh David tidak mengerti saat itu mengapa papa nya mengatakan itu tapi karena ia patuh jadi dia turuti saja.

" Kamu kenapa diam." Tanya pria bernama Sean yang merupakan orang tua Theo. Ia menatap David yang hanya terdiam menatapnya dan istrinya.

" David , kenapa? David gak kangen sama Oma?." Tanya Rene istri Sean. Ia tau sebenarnya kalau anak ini kurang kasih sayang dari Theo , ia dan suaminya sebenarnya tidak yakin sama perkataan tentang Jen dan anak ini. Tapi ya mau bagaimana lagi karena disitu Theo memberikan bukti foto.

"E... I- itu papa sakit." Akhirnya David berbicara lalu melihat ekspresi Omanya yang kaget. Rene pun langsung masuk dan menuju ke kamar Theo. Sementara itu Sean berdiri menatap David dari atas sampai bawah.

"Kenapa dia bisa mirip banget sama Theo , bukannya..." Ucap Sean dalam hati. Ia sudah lama tidak bertemu David karena harus pindah keluar negeri dan baru lihat sekarang tapi kenapa makin besar anak ini makin mirip Theo.

Sean lalu secara tiba-tiba menggendong David sehingga membuat David kaget. Ia bingung sebenarnya Theo mengatakan bahwa David bukan anaknya padahal jika diperhatikan David bahkan sangat mirip dengan Theo. Apakah anaknya itu tidak pernah memperhatikan David? Apa dia buta?. Sebenarnya Sean sendiri pun sedang mencari tau siapa ayah dari David sebenarnya.

" Opa , kenapa gendong aku? Aku ini belat loh aku udah besal." Sean yang mendengar itupun terkekeh , berat dan sudah besar katanya? Bahkan Sean mengangkat nya aja tidak ada rasanya.

" Sudah besar apa? Masih kecil gini." Ucap Sean sambil mencium gemas pipi David , sungguh anak ini gemas sekali apalagi gerak bibirnya kalau sedang berbicara persis seperti Theo kecil pikir Sean. Banyak banget kesamaan Theo dan David cuman Theo saja yang tidak menyadari karena sudah menutup hatinya untuk menyayangi David.

" Sudah besal tau , ih opa mah David udah gede!." Ucapnya kesal dan dijawab tawa oleh Sean.

Lalu Sean mendudukkan David di sofa dan beranjak pergi ke dapur untuk meminum air putih.

" Loh? Opa kemana." Tanya Rene yang habis mengecek keadaan putranya kepada David.

" Kedapul Oma lagi minum." Lalu Rene menyusul suaminya ketika tau suaminya di dapur.



David Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang